22. Perasaan Tiga Tahun

340 42 0
                                    

Bohong jika selama tiga tahun pasca putusnya hubungan Milena dan Wildan, Milena tidak ada yang mendekati. Ada seseorang, namanya Matheo. Matheo dulu temen sekelas Milena ketika kuliah yang Milena sendiri tau kalau dulu Matheo menyukainya tapi saat itu Milena sudah bersama Wildan.

Dulu, kabar putusnya Wildan dan Milena ternyata sangat cepat menyebar seantero kampus. Secara, siapa yang tidak mengenal Wildan Pramudana? Keyboardist band kampus Enam Kawan. Wildan cukup menonjol walaupun tidak aktif ikut himpunan seperti Shaka dan Brian. Pesona Wildan yang ramah dan terkenal kalem membuat Wildan banyak dibicarakan, apalagi kalau ada event kampus, Milena yakin, banyak sekali fans Enam Kawan maupun fans Wildan sendiri yang bertebaran seperti nyamuk di musim kemarau.

Sudah biasa bagi Milena mendengar kalau dirinya sering di bandingkan, dibilang tidak pantas, terlalu biasa, atau semacamnya saat dirinya masih berstatus pacar Wildan Pramudana. Wildan dan Milena sebenarnya bukan pasangan yang sering mengumbar konten pacaran di social media, bahkan dulu di instagram masing-masing hanya Wildan yang mengunggah foto Milena secara terang-terangan. Milena? Wanita itu hanya mengunggah foto Wildan yang tidak terlihat wajahnya. Wildan maupun Milena jarang sekali membuat snapgram, pernah sesekali tapi itupun hanya seperti bentuk apresiasi satu sama lain atau memberi semangat. Dan perlu di garis bawahi, Milena tidak pernah men-tag account atau membuat post dengan emoticon, sangat berbeda dengan Wildan yang selalu tag dan membuat beberapa emoticon lucu di setiap postnya yang berhubungan dengan Milena.


Kembali ke Matheo, kembali ke tahun sekarang.

Sebelum kabar Wildan dan Milena putus, Matheo sudah tau duluan dari anak tongkrongan membuat Matheo kembali berpikir untuk kembali mendekati Milena. Selama beberapa bulan mencoba, Matheo menyadari Milena hanya merespon dengan sewajarnya saja padanya, tidak berlebihan dan tidak cuek juga tapi bukan Matheo namanya kalau tidak tetap berjuang.

Pintu terbuka membuat Milena menoleh.

"Mil, pulang kantor kosong?" tanya Matheo yang sudah di duduk di depannya.

"Iya."

"Lo nggak mau tanya kenapa gue nanyain jadwal lo?"

"Kenapa?"

"Makan yuk, temenin."

"Gue mau makan sama yang lain." Milena kembali melihat berkas yang ada di meja.

"Tadi kata lo kosong."

Milena membereskan meja kemudian menatap Matheo, "Pulang kantor emang kosong, tapi jadwal makan gue ada."

Bahu Matheo melemas, "Yaudah pulangnya sama gue."

"Pulang juga sama yang lain."

Satu alis Matheo terangkat, "Sama siapa?"

"Brian."

"Lo pacaran sama Brian?"

"Enggak."

"Kok sama dia?"

"Makan dan pulang sama temen deket gue emang nggak boleh?"

"Ya boleh sih," jawab Matheo mengangguk kecil.

Milena diam. Jujur, Milena tidak pernah masalah dengan kehadiran Matheo, hanya saja terkadang Milena risih jika Matheo terus memaksa untuk menemaninya, semacam pulang atau makan bersama. Milena merasa di dalam dirinya seperti tidak mempersetujui ada yang mengajaknya makan selain teman dekatnya. Walaupun pernah beberapa kali Milena mengiyakan ajakan Matheo karena tidak enak. Apalagi dulu ketika Milena baru bergabung di kantor ini, Matheo sangat banyak membantu Milena dalam hal pekerjaan.

Matheo bukan tipe pria yang tenang seperti Wildan, kepribadian Matheo cenderung ceria dan blak-blakan walaupun beberapa kali tawaran Matheo sudah sering Milena tolak, Matheo terlihat santai dan tidak sakit hati atau kepikiran. Karena besoknya Matheo akan seperti itu lagi, tetap mengajak walaupun akhirnya Milena tolak kembali. Milena bahkan sering meminta tolong Brian untuk pura-pura menemaninya agar Matheo tidak terus-menerus mengajaknya dengan bilang sudah ada janji dengan Brian, padahal bikin janji saja belum.

Time of Our Life - DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang