Shaka yang baru pulang kerja karena lembur memarkirkan sepeda motor di depan pagar rumah lalu membuka tas untuk mencari kunci pagar. Hari ini hanya Shaka yang tinggal di rumah, Doddy dan Jae sedang pulang ke rumah orang tua, Brian sedang ada tugas ke luar kota sedangkan Wildan sudah pindah.Shaka berdecak, cahaya malam tidak membantu Shaka menemukan kunci pagar di dalam tas kerja berwarna hitam itu.
"Mana sih kok nggak ketemu?!" gerutu Shaka dengan tangan yang terus membongkar isi tas.
Sementara di sisi lain, wanita itu terus berjalan, sesekali langkahnya terhenti untuk melirik ke belakang karena merasa ada yang mengikuti. Wanita itu mencoba untuk tenang agar tidak terlihat panik dan biasa saja. Wanita itu kembali melangkah, semakin lama merasa memang ada seseorang yang mengikutinya dengan langkah cepat membuatnya ikut mempercepat langkah juga.
Peluh di pelipis mulai turun, dalam hati terus berdoa agar dirinya baik-baik saja. Wanita itu berbelok, netranya berbinar ketika melihat seorang pria sedang berdiri sembari melihat ke dalam tas membuat wanita itu mempercepat langkah.
Senyum di wajah wanita itu mengembang lalu dengan cepat menggandeng lengan pria itu membuat sang pria menoleh. Dalam hati terus berkata semoga pria ini dapat membantunya.
Shaka terlonjak, mendapati seseorang yang menggandeng lengannya secara tiba-tiba membuatnya heran.
"Mas, udah pulang?"
Wanita itu menatap Shaka dengan tatapan memohon, sesekali melirik ke belakang memberikan isyarat. Shaka melihat mata wanita itu membuat Shaka ikut melirik ke arah yang di maksud. Shaka yang paham langsung mengangguk kecil.
"Dari mana aja? Dari tadi saya telepon kamu lho."
Wanita itu mengaruk kepala, "Maaf Mas, hpku batrenya habis."
Shaka merangkul bahu wanita itu dengan hati-hati, berusaha agar wanita ini tidak kaget dan takut tapi merasa aman. Shaka dapat merasakan bahu wanita ini bergetar, Shaka mengelus bahunya dengan lembut agar wanita ini merasa lebih santai dan memastikan agar semua baik-baik saja.
Shaka menggiring wanita ini ke depan pagar, melepaskan rangkulan untuk membuka pagar sambil sesekali melirik ke arah seseorang yang mengikuti sang wanita, masih berdiri tak jauh dari mereka.
"Saya sudah beli makan malam. Kita makan dulu yuk, keburu dingin."
Wanita itu mengangguk cepat, "Ayo Mas, aku udah laper banget dari tadi."
Shaka tersenyum kemudian mengulurkan tangan mengajak untuk masuk, "Yuk."
Wanita itu menerima uluran tangan Shaka dengan senyum melegakan. Benar-benar merasa bersyukur karena pria ini sudah menolongnya.
Keduanya sudah masuk ke dalam rumah, wanita itu sedikit mengintip dari balik gorden jendela untuk memastikan apakah orang yang mengikutinya sudah pergi atau belum. Setelah merasa semua sudah aman, wanita itu menghela napas panjang membuat kedua kakinya melemas. Wanita itu terduduk dengan kedua tangan di dada dengan napas yang masih naik turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Our Life - DAY6 ✔️
FanfictionKisah mereka yang tak sabar untuk menikmati dan membuat kenangan baru di masa muda. Tapi masa muda itu tidak selalu punya sisi yang indah, tidak selalu hanya berisi kebahagiaan. Tapi setiap manusia pasti ingin mempunyai kenangan yang menyenangkan da...