Sabtu pagi adalah hari yang sangat tepat untuk beristirahat lebih alias bisa bangun siang bagi sebagian orang, tapi tidak dengan Shaka dan Wildan yang pagi-pagi sudah bangun untuk beli sarapan di depan komplek dekat pos satpam, pergi ke tempat nasi uduk langganan mereka, lumayan juga sekalian olahraga.
Sampai rumah Wildan sudah melihat Jae yang rebahan di atas sofa sambil nonton TV. Wildan mengambil dua bungkus nasi uduk kemudian memberikan satu pada Jae.
"Tau nggak?" tanya Wildan duduk di samping Jae sembari memberikan satu bungkus nasi uduk.
"Apa?" tanya Jae tanpa menoleh.
"Besok Kalea ulang tahun."
Pergerakan Jae membuka bungkus nasi uduk terhenti beberapa detik kemudian melanjutkan, "Terus?"
"Lo nggak mau kasih apa-apa?"
"Harus?"
"Kali aja lo mau kasih sesuatu," kata Wildan kemudian mulai sarapan.
Setelah sarapan Jae masuk ke kamar Brian lalu duduk di atas kasur, Brian yang sedang pakai baju terlonjak kaget menatap Jae tajam.
"Ketok dulu setan."
"Bri, bagi nomor Rena."
"Buat apa?"
"Mau nanya soal kue."
Sementara itu, Wildan yang kebetulan mau masuk kamar mandi mendengar pembicaraan Jae dan Brian. Posisi kamar Brian dan Doddy memang berdekatan dengan kamar mandi utama.
Senyum Wildan terangkat. Yah, kepikiran juga, batin Wildan.
.
Jae membuka pintu toko membuat lonceng di atas pintu berbunyi. Netranya yang bertemu Rena membuat Jae melambaikan tangan. Rena membalas kemudian menghampiri.
"Duduk di sana aja. Nanti gue samper habis nganter pesanan ini ya," kata Rena dengan senyum yang Jae balas dengan anggukan lalu duduk di salah satu bangku.
Beberapa menit kemudian Rena datang dengan kue berwarna putih polos lalu menaruh di meja hadapan Jae.
"Polos gini?"
Jae mengangguk.
"Kalau dekorasinya lo ambil aja di sana, pilih sendiri." tunjuk Rena pada rak berwarna putih yang penuh dengan berbagai hiasan warna-warni.
Jae mengangguk, "Gambar apa ya, Ren?"
Rena tampak berpikir, "Chicken little?"
"Kok ayam, sih?"
"Biar jelas kalo ini dari lo, kalo dia sadar sih."
"Emang gue mirip ayam?"
Rena tertawa kemudian mengangguk.
"Gue siapin cream buat hiasnya dulu, lo pilih aja printilannya mau apa." Rena berdiri kemudian beranjak meninggalkan Jae.
Jae berjalan menuju rak berbagai macam hiasan untuk kue. Memperhatikan dengan tatapan bingung harus memilih yang mana. Jae tidak tau apa warna, motif dan gambar kesukaan Kalea membuat Jae tidak tau harus memilih apa dan warna apa. Setelah beberapa menit merenung dan bingung, akhirnya dengan yakin Jae mengambil beberapa hiasan kemudian kembali ke tempat duduk.
Rena yang sudah ada di sana memperhatikan berbagai hiasan yang Jae bawa.
"Mulai gih." suruh Rena.
Jae mengangguk kemudian mulai menghias tart polos berwarna putih itu dengan sentuhan warna kuning. Jae beberapa kali mengalami kesulitan, Jae kira menghias kue akan mudah ternyata tidak semudah yang Jae bayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Our Life - DAY6 ✔️
FanficKisah mereka yang tak sabar untuk menikmati dan membuat kenangan baru di masa muda. Tapi masa muda itu tidak selalu punya sisi yang indah, tidak selalu hanya berisi kebahagiaan. Tapi setiap manusia pasti ingin mempunyai kenangan yang menyenangkan da...