10. Akhir Kala Itu

432 53 8
                                    

Kembali ke beberapa tahun yang lalu ketika Wildan dan Milena masih bersama.


Wildan
Malam minggu kamu kosong?

Sudah 10 menit Milena hanya membaca pesan Wildan tanpa membalas. Memperhatikan setiap kata yang Wildan ketik di sana.

Satu pesan kembali muncul.

Wildan
Sebentar aja

You
Kosong

Wildan
Aku jemput jam 7 ya
Read.

Milena menaruh ponsel kemudiam merebahkan tubuh di kasur dengan helaan nafas panjang. Mata Milena terlihat gusar, entah kenapa membuatnya merasa ingin menangis.

.

Wildan dan Milena sudah sampai disebuah kedai kopi yang bisa dibilang hari ini masih sepi. Padahal malam minggu, biasanya banyak anak muda yang akan berdatangan mengunjungi kedai kopi hanya untuk bercengkrama di malam hari.

Hening.

Tidak ada satupun dari Wildan ataupun Milena yang memulai percakapan. Kedua manusia itu terlihat sibuk dengan pikiran masing-masing sampai akhirnya Wildan mengangkat tangan, mau pesan.

"Dua ice cappuccino, satunya less sugar, satu lagi normal." pesan Wildan.

"Baik, ditunggu ya mas."

Wildan mengangguk dengan senyum.

Masih sama seperti tadi, tidak ada yang bersuara. Hanya ada suara dari aktivitas di dalam kedai dan suara kendaraan yang berlalu lalang di jalan.

"Na," panggil Wildan.

Tangan kanan Wildan terulur memegang punggung tangan Milena, mengelusnya dengan lembut sembari menatap Milena dengan teduh. Sedangkan Milena hanya diam sambil menunduk, tidak berani menatap Wildan.

"Kamu kenapa? Ada apa?" tanya Wildan.

"Enggak apa-apa."

"Udah dua minggu kamu nggak kabarin aku, dua minggu lho," kata Wildan dengan jarinya yang membentuk angka dua di depan wajah Milena.

"Aku telfon kamu nggak angkat, aku chat kamu read doang. Ada apa, Na? Aku ada salah ya?" tanya Wildan berusaha setenang mungkin walaupun dalam dirinya sudah mulai memberontak.

Milena menggeleng, "Kamu enggak ada salah."

"Terus kenapa, Na?" tanya Wildan lagi.

"Kamu tau aku baru masuk kuliah, tugas aku lagi banyak-banyaknya. Maaf aku nggak sempet."

"Bales chat aku nggak sampai sepuluh detik kok."

"Wildan." Milena mendongak, mencoba untuk menatap Wildan perlahan.

"Iya?"

Mata itu, mata yang selalu menjadi kelemahan sekaligus kesukaan untuk Milena.

"Aku mau minta sesuatu, boleh?"

Time of Our Life - DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang