Jika di tanya bagaimana Shaka, Jae, Brian, Wildan dan Doddy bisa tinggal bersama alias ngontrak di satu rumah yang sama, seperti ini ceritanya.Mari kita bahas dari awal mula pertemanan kelima pria ini di mulai.
Shaka dan Brian adalah teman satu sekolah dari menengah pertama berlanjut ke menengah atas sampai kuliah. Wildan dan Doddy pun sama, hanya saja Wildan kakak kelas dan Doddy adik kelas yang tinggal di satu lingkungan rumah yang berdekatan. Sedangkan Jae satu tempat les gitar bersama Shaka ketika keduanya masih di bangku sekolah menengah pertama.
Pertemanan mereka di mulai ketika Shaka yang mengajak Brian untuk membuat sebuah band ketika keduanya masih sekolah menengah pertama, tapi keinginan Shaka belum terwujud karena kurangnya personel saat itu. Kemudian suatu hari Shaka meminta Brian untuk menjemputnya ke tempat les gitar yang kebetulan Shaka menunggu bersama Jae. Dari sana ketiga pria itu berkenalan dan akhirnya menjadi dekat dan ternyata memiliki satu pemikiran soal dunia musik dan band.
Wildan dan Doddy. Keduanya teman satu sekolah menengah pertama sebagai kakak kelas dan adik kelas. Wildan yang menginginkan seorang adik laki-laki suatu hari bertemu Doddy yang bermain sendirian di taman komplek rumah, setelah itu keduanya mulai berteman dan sering main bersama.
Jika di tanya bagaimana pada akhirnya Shaka, Jae, Brian, Wildan dan Doddy bisa saling kenal adalah karena semuanya satu sekolah menengah atas dan bergabung di ekskul musik kemudian membentuk sebuah band dan mereka menamai diri sebagai Enam Kawan.
Kuliah. Kelima pria itu mengambil satu kampus yang sama hanya saja beda angkatan dan jurusan. Saat kuliah dan biasalah anak cowok maunya keluar terus, pulang telat, suka nongkrong yang membuat mereka berpikir untuk ngekost saja agar lebih enak. Apalagi Shaka yang suka tidak tega pada orangtuanya yang suka menunggu Shaka pulang kuliah baru bisa tenang untuk tidur.
"Gue pengen ngekost aja deh, nggak enak orang tua jadi tidur telat terus gara-gara nungguin gue pulang kemaleman," kata Shaka pada Brian saat jaman masih sibuk-sibuknya jadi ketua Himpunan.
Dari sana, Shaka dan Brian mulai mencari kostan yang emang bisa di huni untuk berdua. Awalnya Shaka menyarankan untuk tinggal di apartemen tapi Brian tidak setuju dengan alasan ribet kalau mau pesen makan, harus turun lift dulu segala. Kalau rumah, Brian hanya perlu jalan ke depan pagar dan Brian lebih suka suana rumah agar bisa berinteraksi dengan tetangga sekitar. Pada akhirnya, Shaka dan Brian memutuskan untuk ngekost di sebuah rumah, bisa di bilang, cari kontrakan.
Setelah mencari Shaka dan Brian mengajak Jae, Wildan dan Doddy dan semuanya pun setuju. Tapi rencana untuk tinggal bersama saat kuliah harus gagal karena Shaka tidak di bolehkan oleh orang tua, Doddy juga tidak boleh karena pada saat itu Doddy masih sekolah menengah atas, sedangkan Mas-masnya sudah kuliah.
Tapi setelah semua lulus dan sudah bekerja, mereka memutuskan untuk tetap tinggal bersama.
"Kalo cuman berdua mahal," ujar Shaka yang sibuk mengecek harga kontrakan pada ponsel.
Brian mengeluarkan ponsel kemudian mengetik,
Butuh enam hari untuk Shaka dan Brian mencari rumah yang pas untuk berlima, serta lingkungan yang nyaman untuk di tinggali.
Setelah sibuk ke sana kemari mencari, akhirnya Shaka dan Brian menemukan rumah yang pas dan nyaman.
Brian melihat sekeliling ruang, "Boleh nih, gue suka. Lo gimana?"
Shaka mengangguk, "Gue setuju kalau di sini."
Kontrakan mereka hanya memiliki tiga kamar yang akhirnya membuat dua orang harus berbagi dalam satu kamar. Setelah diskusi, pembagian kamar selesai yang pada akhirnya Jae dan Wildan di kamar paling besar karena mereka yang membayar uang kontrakan paling besa juga. Brian dan Doddy, sedangkan Shaka sendiri karena barang bawaan Shaka yang paling banyak.
"Mau siapa yang ba—"
"Gue aja, Alhamdulillah baru gajian," jawab Wildan mengeluarkan kartu debit dari dompet.
Semua melirik, melihat Wildan dengan senyuman di wajah masing-masing.
Wildan mendelik, "Senyum lo semua kayak om-om mesum."
"Mau baru gajian atau enggak, duit lo tetap paling banyak, Wil," kata Jae.
Jika ada pertanyaan siapa yang punya banyak uang dan sering traktir makan maka Shaka, Brian dan Doddy akan menunjuk Jae dan Wildan. Kalau tanya Jae, Jae akan nunjuk Wildan, begitupun sebaliknya.
Jae, bekerja di salah satu perusahaan swasta keluarga dan memiliki Cafe sendiri yang sudah Jae bangun dari awal kuliah. Shaka, bekerja di salah satu perusaahn swasta sebagai manager. Brian, pekerja kantoran sebagai supervisor. Wildan, bekerja di perusahaan sebagai manager dan mempunyai panti asuhan. Doddy, bekerja sebagai seorang programmer di salah satu perusahaan IT swasta.
Kadang Shaka, Brian sama Doddy bingung, kok Jae dan Wildan mau ikut tinggal bareng? Karena mereka pikir buat beli kontrakannya pun Jae dan Wildan mampu. Walaupun begitu mereka seneng juga karena suasana akan menjadi lebih ramai dan bisa di bilang Jae dan Wildan sangat membantu dalam hal financial di saat yang lain lagi enggak ada uang. Tapi dari dulu Shaka, Brian dan Doddy berteman dengan Jae dan Wildan, kedua orang ini memang tidak pernah masalah tentang uang, malah seringnya bilang kalau nggak punya uang.
Bohong banget, kalau kata Doddy.
"Jadi pindahnya besok, kan?" tanya Jae.
"Iya, nggak usah bawa banyak-banyaklah," kata Brian.
"Bukan gue, Shaka pasti yang bawa banyak," balas Jae dengan segelas ice americano di tangan.
"Besok jam 9 pagi sampe sana." Brian mengingatkan.
"Alamatnya udah gue send di grup. Jangan telat," lanjut Shaka.
Dan kisah Enam Kawan yang akan tinggal di satu atap lindungan yang sama akan segera di mulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Our Life - DAY6 ✔️
ФанфикKisah mereka yang tak sabar untuk menikmati dan membuat kenangan baru di masa muda. Tapi masa muda itu tidak selalu punya sisi yang indah, tidak selalu hanya berisi kebahagiaan. Tapi setiap manusia pasti ingin mempunyai kenangan yang menyenangkan da...