44. Perasaan Doddy

269 41 1
                                    

"Nou, keluar dulu." teriak Doddy sambil terus mengetuk pintu.

Doddy menghela napas, sudah ada lima belas menit Doddy memanggil tapi tidak ada yang menjawab atau membuka. Doddy melihat kearah jendela atas dengan mata menyipit, memastikan apakah Nou melihat dari jendela atau tidak.

"Astaga Nou, turun dulu biar gue jelasin ini." teriaknya lagi.



Sementara di kamar, Nou masih bisa mendengar teriakan Doddy terus memanggil. Nou menoleh ketika Bi Eti mengetuk lalu membuka pintu kamar.

"Mbak, itu Mas Doddy manggil terus dari tadi, sakit kuping Bibi dengernya."

"Nou juga Bi, suruh pulang ajalah," suruh Nou.

"Udah Bibi telepon suruh pulang. Bibi bilang mbak Nou udah tidur tapi Mas Doddy nggak percaya." lanjut Bi Eti.

"MISI PAKEEETTTTTT!!!"

Nou dan Bi Eti saling pandang, "Mbak Nou pesen apa?"

Kedua ujung bibir Nou terangkat kemudian dengan cepat turun dari tempat tidur "Nou ada pesan skincare Bi, tumben cepet banget udah sampai."

Nou berlari kecil menuruni tangga, barang yang sudah di tunggu akhirnya datang. Nou dengan cepat membuka pintu dengan senyum lebar.

"Makasih mas paket—" senyum Nou luntur seketika lalu kembali menutup pintu tapi di tahan.

"Tunggu."

"Apa?"

Doddy cemberut, "Dengar paket aja langsung turun, dengar gue nggak turun-turun. Paket lebih penting dari gue?"

Nou berdecak, "Emang lo siapa?" tanya Nou dengan kedua tangan di lipat depan dada.

"Teman," jawab Doddy dengan menatap Nou dengan serius.

"Hidup." sambung Doddy kemudian tersenyum.

Nou mengernyit, "Hah?"

"Iya lo, temen hidup." jelas Doddy.

Nou tampak berpikir, "Lagunya Tulus?"

Doddy menghela napas lalu mencubit pipi Nou, menarik dengan gemas membuat Doddy tertawa sedangkan Nou sudah marah-marah sambil meringis.

"Sakit tau!" pekik Nou.

"Lagian, lo emang nggak peka atau sengaja nggak peka sih?" tanya Doddy masih dengan mencubit pipi Nou.

"Lo pake kode-kodean segala, ya gue mana ngerti, dulu kan gue bukan anak pramuka."

Doddy kembali tertawa, kali ini menarik-narik pipi Nou dengan gemas bagaikan sedang bermain squishy, sementara Nou berusaha melepas tangan Doddy tapi pria terus menarik pipinya.

"Lepas." perintah Nou.

Doddy menggeleng, "Enggak mau, pipi lo enak di mainin."

"Perlu gue beliin squishy?"

"Enggak usah, mainin pipi lo aja," kata Doddy sambil sesekali mengacak rambut Nou.

"Mainin perasaan gue juga?"

Doddy menghentikan pergerakan, matanya sedikit membelalak kemudian menatap Nou. Sebentar, Doddy tidak salah dengar kan?

"Hah?"

"Enggak, gapapa." elak Nou cepat, tersenyum canggung.

Jangankan Doddy, Nou sendiri saja kaget kenapa bisa bilang begitu.

"Tadi lo bilang apa?" tanya Doddy bingung, tangannya sudah lepas dari pipi Nou.

Nou mengelus pipinya yang sedikit merah.

Time of Our Life - DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang