Brian menghela napas panjang sambil merenggangkan tubuh yang terasa pegal karena semenjak pagi sampai sore ini baru selesai mengerjakan laporan. Brian menyenderkan tubuh di kursi kerjanya lalu memejamkan mata sejenak untuk melemaskan otot tubuh yang seharian ini menegang.Brian memijit pelipis yang terasa berat, beberapa hari ini dirinya dan Rena sering berdebat hanya karena hal kecil membuat pikiran Brian jadi bercabang. Brian sadar, keadaan ini di sebabkan karena keduanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing membuat kedua jiwa itu terlalu fokus dan lupa untuk saling menguatkan. Alih-alih menguatkan, menyemangati saja mereka tidak.
Dering ponsel membuat Brian membuka mata. Brian melihat nama penelepon lalu segera mengangkat.
"Hati-hati, gue ke sana sekarang." Brian memasukan ponsel ke dalam saku celana lalu membereskan berkas-berkas kemudian beranjak pergi menuju kedai kopi.
.
Sesampainya di kedai, Brian sudah mendapati Rena yang duduk sambil menyesap kopi dengan pandangan ke luar jendela.
"Serena?"
Rena mendongak, "Duduk dulu."
Brian mendudukkan diri lalu mengamati Rena lekat-lekat. Penampilan Rena tidak serapih biasanya, kantung mata yang sedikit menghitam, raut wajah yang terlihat lelah sangat ada di sana.
"Soal kemarin—"
"Gue mau minta maaf dulu sebelumnya." potong Rena.
"Baru mulai, nggak usah minta maaf duluan," jawab Brian.
Rena menghela napas panjang, "Kita ini kenapa sih?"
Brian mengerjap untuk beberapa kali, menatap Rena dengan bingung.
"Mungkin bukan kita tapi gue," lanjut Rena.
"Maksudnya?" tanya Brian.
"Lo anggep kita apa? Lo kenapa?"
Brian mengernyit, "Gue gapapa. Lo tau sendiri akhir-akhir ini gue lagi banyak kerjaan dan lo pun begitu, benar kan?"
"Iya tau," jawab Rena dengan helaan.
"Terus? Langsung aja, gue bingung kalau belibet gini," balas Brian.
Rena diam untuk beberapa detik, otaknya sibuk menyusun kata yang pas untuk di sampaikan, "Gue tau sekarang lo lagi sibuk dan project lo lagi banyak banget tapi apa lo nggak ada waktu sedikitpun buat kita, Tara? Gue nggak melarang lo atau apapun itu tapi kalau ini lama-lama menggangu lo, maaf gue nggak bisa terus-terusan ikutin alur lo."
Brian menatap Rena dengan alis yang bertautan, rahang Brian mengeras, "Gue? Lo hanya menggaris bawahkan guenya? Lo sendiri bagaimana? Gue pun tau lo lagi di masa yang lo suka banget, tawaran job juga lagi banyak, toko lo berkembang pesat tapi apa pernah gue mempermasalahkan itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Our Life - DAY6 ✔️
FanfictionKisah mereka yang tak sabar untuk menikmati dan membuat kenangan baru di masa muda. Tapi masa muda itu tidak selalu punya sisi yang indah, tidak selalu hanya berisi kebahagiaan. Tapi setiap manusia pasti ingin mempunyai kenangan yang menyenangkan da...