31. Perasaan Yang Belum Pasti

283 40 2
                                    

Jae yang mulai merasa mengantuk masuk ke kamar, merebahkan diri kemudian merenggangkan tubuh. Hari ini badannya lumayan pegal, tapi Jae cukup senang membuat senyumnya terukir. Suara notifikasi membuat Jae menoleh.

Kalea menekan tombol call pada fitur chat yang langsung di angkat dengan suara serak Jae

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalea menekan tombol call pada fitur chat yang langsung di angkat dengan suara serak Jae.

"Iya Kalea."

"Lo gapapa? Masih mimisan nggak?" tanya Kalea.

"Gapapa, udah enggak."

"Pusing?" tanya Kalea lagi.

"Enggak, gue mau tidur," balas Jae.

"Oke, gue matiin ya. Da—"

"Jangan."

"Hah?"

"Pas gue ketiduran, baru lo matiin."

Kalea mengernyit, memperhatikan ponsel yang masih tersambung sedangkan Jae mulai memejamkan mata dengan telepon yang masih tersambung. Kalea menopang dagu, Kalea bisa mendengar napas halus Jae, sesekali mendengar suara Jae yang berpindah posisi membuat Kalea tersenyum kecil. Kalea masih terjaga membuat Kalea membuka laptop untuk mendengarkan lagu sesekali bernyanyi. Kalea tidak tau Jae sudah tertidur pulas atau belum tapi Kalea sudah tidak mendengar suara apapun dari sambungan Jae.

Sudah ada satu jam Jae tidur dengan tenang. Kalea berniat mematikan sambungan tapi tiba-tiba terdengar suara erangan kecil dari seberang telepon membuat Kalea mendekatkan ponselnya.

"Jae? Gapapa?"

"Hm?"

"Lo gapapa?" tanya Kalea memastikan.

"Gapapa."

"Oke." balas Kalea kemudian kembali fokus pada laptopnya.

"Kal, belum tidur?" tanya Jae membuat Kalea langsung menoleh kembali.

Kalea diam beberapa saat mencoba mencerna suara Jae yang membuatnya kaget. Suara yang menurut Kalea sangat menggemaskan. Kalea memang sudah mulai terbiasa mendengar suara Jae bahkan ketika pria itu bernyanyi, tapi kali ini suara bangun tidur Jae membuat Kalea mematung.

"Kalea?"

"Iya?"

"Belum tidur?"

"Belum, sebentar lagi, lo istirahat gih."

"Jangan terlalu malam tidurnya, Kalea."

"Iya Jae."

"Tidur."

"Iya, gue mau matiin laptop dulu."

Kalea meneguk saliva, Jaeenan Pradipta, hari ini pria itu benar-benar membuatnya hampir gila. Kalea mengambil ponsel memperhatikan nama Jae yang tertera di sana.

Time of Our Life - DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang