37. Cemburu?

310 43 4
                                    

Doddy sedang berada di kamar Nou untuk menemani wanita itu mengerjakan pekerjaan yang belum selesai sambil bermain game. Nou melirik Doddy yang asik bermain game di ponsel dengan jarinya yang terus mengetuk layar, sesekali decakan keluar dari bibir pria itu bahkan teriakan yang kadang membuat Nou sendiri terkejut.

"Dania itu adek tingkat kita yang dulu ngejar lo?" tanya Nou tanpa menatap Doddy, sibuk mengetik pada laptop.

Doddy mengangguk, "Kenapa?"

Nou menutup laptop, "Kok nggak cerita kalau lo deketin dia?" tanya Nou yang kini fokusnya sudah pada Doddy sepenuhnya.

Doddy menaikan alis, "Siapa yang deketin?"

"Kata Mas Wildan?"

"Lo tau dia suka asal jeplak."

"Enak tuh, pedes-pedes."

"Itu seblak."

Nou terkekeh, "Tapi nggak mungkin asal jeplak kalau lo nggak pernah bahas."

Doddy mematikan ponsel kemudian membenarkan posisi duduk menghadap Nou, "Gue emang pernah ngomongin dia sama yang lain, waktu itu Dania tiba-tiba dm gue nanyain soal drum."

Nou mengernyit, "Lah?"

"Aneh kan? Gue juga gatau dia tau ig gue dari mana, dia tiba-tiba follow terus dm gue."

"Dari ig gue kali, terus lo follback?"

"Iya, masa enggak."

"Dih."

Dahi Doddy berkerut, "Kenapa?"

"Gapapa, terus?"

"Terus waktu itu gue jalan sama Dania dua kali buat nemenin dia beli peralatan drum gitu deh terus udah, gitu doang."

"Gitu doang?"

"Iya, apalagi?" Doddy memperhatikan Nou dengan heran.

"Enggak."

Doddy makin heran, "Kenapa sih?"

"Nanya doang."

"Nanya mulu bayar kagak."

"Yaudah sih, gue kepo. Enggak boleh?"

Doddy mengangguk, "Iya iya, boleh."

Nou menarik selimut mulai merasa dingin, "Lagian biasanya lo cerita sama gue. Ini diem-diem doang ya gue penasaran."

Doddy menatap Nou mengambil ponsel kemudian asik sendiri tanpa melihat Doddy kembali.

"Lo cemburu?"

Nou menoleh cepat, "Pertanyaan macam apa ini?"

"Tinggal jawab susah amat."

"Enggak."

"Enggak salah?"

"Iya enggak salah kalau gue tampol lo."


.


Yana
Bri, besok kosong?

Sudah sepuluh menit Brian hanya memandang pesan Yana yang membuatnya bingung ingin membalas atau tidak. Pikiran dan hatinya tidak bisa bekerja sama saat ini. Setelah beradu dengan pikiran, Brian menghela napas kemudian mengetik.

Briantara
Kosong

Yana
Besok ketemu bisa? Di cafe haru aja jam 10

Briantara
Ok



Brian memakirkan motor, membuka helm kemudian merapihkan rambutnya melalui kaca spion. Brian mengatur napas, ini akan menjadi pertemuan pertamanya setelah hampir satu tahun tidak bertemu dengan Yana. Brian melangkah memasuki Cafe, matanya mengelilingi kemudian menemukan Yana sudah duduk di salah satu kursi. Brian mencoba mengangkat senyumnya ketika melihat Yana melambaikan tangan padanya.

Time of Our Life - DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang