Doddy menatap Nou yang berada di depannya dengan kesal sedangkan Nou sendiri tampak asik memakan permen tanpa memperdulikan Doddy. Netra Doddy turun melihat bungkus permen yang ada di tangan Nou, permen yang sudah Doddy tunggu selama satu bulan ini untuk kakaknya.
"Bagi lima deh, lo beli ada kali lebih dari dua puluh."
"Enggak, gue udah nunggu ini dari lama tau."
"Ya gue juga."
"Tiga, mau?" tawar Nou.
"Lima dong." tawar Doddy.
"Kalau nggak mau yaudah, tidak usah."
Dering ponsel pada saku jaket membuat fokus tawar menawar Doddy dengan Nou buyar. Doddy melihat notifikasi yang ternyata pesan dari kakaknya. Kakaknya yang mau, Doddy yang repot.
Donna
Ada nggak permennya?"Yaudah deh tiga. Mana sini?" akhirnya Doddy menyetujui tawaran Nou.
Nou tersenyum "Oke, tiga ya."
Nou memberikan tiga bungkus permen jelly pada Doddy. Doddy menghela nafas lega, setelah berbulan bulan Doddy di teror kakaknya hanya karena sebuah permen, akhirnya Doddy mendapatkan juga.
"Nih, gue—" Doddy mengeluarkan dompet tapi Nou tahan.
"Enggak usah, udah gue bayar."
Doddy kembali memasukan dompet kemudian melihat Nou yang sudah meninggalkannya duluan menuju pintu keluar toko permen. Nou berbalik melihat Doddy yang malah diam sambil menatapnya. Doddy terdiam sesaat ketika menatap mata bulat wanita itu, entah kenapa rasanya seperti candu membuat Doddy sedikit ketagihan.
"Ayo pulang." ajak Nou menyuruh Doddy untuk segera keluar.
Doddy mengerjap kemudian mengangguk menghampiri.
"Lambat banget kayak nggak dikasih makan seminggu!" seru Nou ketika keduanya sudah bersebelahan.
.
"Nih." Doddy memberikan tiga bungkus permen berwarna itu pada Donna, kakaknya, lalu duduk.
"Cuman tiga?"
"Adanya tiga doang."
Donna mengubuh duduk menghadap Dossy, "Tapi di snapgram Nou kok ada banyak?"
Doddy mengalihkan pandangan, berpikir mencari jawaban yang tepat.
"Doddy, kok cuman dapet tiga?" tanya Donna lagi.
Kemarin malam Doddy pulang ke rumah orang tua karena Donna tiba-tiba menelepon yang katanya mendesak membuat Doddy tanpa pikir panjang langsung pulang. Tapi ketika Doddy sudah sampai rumah, ternyata Donna hanya minta Doddy untuk membelikannya permen. Doddy yang saat itu sudah sampai rumah dengan panik karena mengira ada sesuatu yang bahaya langsung diam sambil menatap kakaknya dengan datar, mau marah tapi energinya sudah habis karena lelah mengendarai motor dengan tergesa-gesa.
"Di borong sama Nou, masih untung dia mau bagi tiga."
"Ih Dot, beliin yang banyak," rengek Donna.
"Entar kalau udah ada lagi."
"Kapan?"
"Mana Doddy tau."
"Tanyain."
Doddy mengela nafas, "Mbak minta Nou aja. Doddy kira tuh kemarin ada apaan taunya gara-gara permen doang," kata Doddy kesel lalu beranjak duduk di meja makan bersama Mama.
"Dot, kok Nou jarang kelihatan?"
"Tadi kelihatan."
Mama menyodorkan piring berisi buah, "Nou kayaknya sibuk banget, kok kamu enggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Our Life - DAY6 ✔️
FanficKisah mereka yang tak sabar untuk menikmati dan membuat kenangan baru di masa muda. Tapi masa muda itu tidak selalu punya sisi yang indah, tidak selalu hanya berisi kebahagiaan. Tapi setiap manusia pasti ingin mempunyai kenangan yang menyenangkan da...