🌼Bagian 17🌼

138 10 0
                                    

🍁🍁🍁

Hari ini Ailah sengaja bangun pagi karena hari ini ia mulai masuk sekolah lagi. Tapi dengan kelas yang berbeda, karena sekarang ia sudah resmi menjadi kelas Xll Ipa 2. Menjadi Kakak kelas tertinggi.

Ailah menggeliat, menoleh kekiri di mana kamar Abyan berada. Abyan dan Ailah memang tinggal di rumah yang sama, namun di kamar yang berbeda.

Ia menautkan kedua alisnya saat melihat pintu kamar Abyan masih tertutup. Apa Abyan belum bangun? Padahal hari ini 'kan Abyan akan mulai bekerja di perusahaan Ayahnya.

Ailah mengangkat bahu acuh, tidak penting. Lebih baik ia mandi lalu bersiap-siap pergi ke sekolah.

****

"Bik," Panggil Ailah saat menuruni anak tangga. Di rumah ini tidak hanya mereka berdua, tapi ada Bi Siti dan Mang Ujang juga yang tinggal di sini untuk membantu melakukan pekerjaan rumah .

Ailah mengedarkan pandangannya. Rumah tampak begitu sepi. Ia berjalan menuju dapur, mungkin Abyan sudah sarapan di sana.

"Bik, Kak Nanda mana?" tanyanya saat mendapati Bi Siti yang berada di dapur.

"Gak tau, Non. Mungkin masih di atas." tebak Bi Siti.

"Ya udah deh, nanti kalo ada Kak Nanda bilangin Icha tunggu di taman depan ya, Bi," ucap Ailah yang langsung berbalik menuju halaman depan.

"Non, gak sarapan dulu?!" tanya Bi Siti sedikit berteriak.

"Gak sempat! entar di sekolah aja, Bi!" balas Ailah ikut berteriak.

Ailah langsung mendudukkan dirinya di taman depan rumah. Bibirnya melengkung membentuk senyuman.

Ia tidak sabar ingin cepat-cepat kesekolah. Bertemu dengan teman-temannya, mengerjakan tugas bersama, dan bercanda bersama. Ah, rasanya sudah sangat lama mereka libur sekolah.

"Ehm." Deheman seseorang membuat Ailah menoleh. Ia membulatkan matanya saat mengetahui orang itu adalah Abyan.

Perlahan ia tersenyum. Mengapa Abyan sangat tampan hari ini? Penampilannya juga terlihat sangat rapi. Ailah suka.

"Lo mau sekolah atau tetap bengong di sini liatin gue? " tanya Abyan dingin. Lalu Abyan berjalan begitu saja meninggalkan Ailah.

Ailah seketika tersadar. Apa-apaan ini? Ah, secara tidak sengaja ia telah mempermalukan dirinya di depan Abyan.

Ailah langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia malu.

Tinn tinnn

Suara mobil Abyan menggema di telinganya. Ia segera berdiri dan berjalan terburu-buru menuju Abyan.
Begitu sampai ia langsung masuk dan kembali menutup pintu mobil itu.

perlahan mobil Abyan mulai berjalan menuju sekolahan. Ailah duduk dengan kaku, pandangannya tetap mengarah kedepan. Kejadian tadi masih membuat ia malu.

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di depan gerbang SMA ANGKASA, karena memang rumah mereka tidak terlalu jauh dari sekolahan.

"Mana tangan lo?" tanya Abyan membuat Ailah menoleh seutuhnya.

"Hah? T-tangan? Buat apa?" tanya Ailah bingung.

Abyan menghela nafas. Otak Ailah benar-benar lemot. Abyan memutuskan untuk meraih tangan kanan Ailah. Ailah yang diperlakukan seperti itu hanya diam.

Dua lembar uang berwarna merah Abyan letakkan diatas tangan Ailah yang ia pegang.

Ailah masih bingung, "Ini untuk apa, Kak?" tanyanya menatap Abyan dari samping.

AILAH(END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang