🍂🍂🍂
Ailah menelungkupkan wajahnya pada bantal. Menangis tertahan agar suara tangisnya tidak terdengar.
Tapi, semakin ia menangis dadanya juga terasa semakin sesak. Seperti di hantam ribuan palu.
Isak tangis itu semakin lama juga semakin keras. Tak bisa lagi ia tahan. Rasanya ingin sekali ia berteriak. Mengapa hidupnya seperti ini? Mengapa hidupnya tidak sebahagia orang-orang? Ada-ada saja masalah yang menimpanya.
Dari mulai ia kehilangan penglihatannya. Di saat seharusnya ia menikmati masa remajanya, tapi ia hanya bisa menghabiskan waktunya di dalam kamar.
Kehilangan kedua orang tua sekaligus. Kehilangan Arini yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri, padahal saat itu sosok Arini sangat berperan penting dalam hidupnya. Keberadaan Arini mampu membuat rasa rindunya kepada Dewi sedikit berkurang.
Dan sekarang ia sudah menikah. Bukan, bukan kebahagiaan yang ia dapatkan melainkan tangisan yang tidak tahu sampai kapan berakhir. Semuanya terasa menyedihkan. Kehidupannya benar-benar menyedihkan.
Jadi, kapan ia akan merasakan bahagia? Kapan?
Jika mengingat semua itu rasanya hati Ailah benar-benar sakit. Sakit yang sama sekali tak bisa ia gambarkan. Kalian pun tidak akan mengerti.
Tangis Ailah perlahan berhenti. Ia seketika duduk sambil mengusap wajahnya yang basah.
"Rey," ucapnya parau. Dengan cepat ia meraih ponselnya. Lalu mencari nama seseorang.
"[Rey,"] panggil Ailah saat sambungan telpon sudah terhubung.
"[Loh, Cha. Suara lo kenapa? Lo abis nangis?]" tanya Reynand khawatir dari seberang sana.
"[Itu gak penting, Rey. Sekarang gue mau nanya sesuatu sama lo. Ini penting banget buat gue.]"
"[Nanya apa?]"
"[Kemarin kan gue ngasih uang sama lo, terus lo liat gak sih ada kertas kecil di dalam uang itu?]"
"[...........]"
"[Halo, Rey. Kok lo diem, sih? Lo masih di situ, kan?]"
"[Gu-gue gak liat, Cha. Emang itu kertas apa?]"
"[Kertas itu penting banget buat gue, Rey. Itu surat dari Alm. Ayah.]"
"[Ya, mau gimana lagi, Cha? Gue gak tau. Emang lo udah baca isi dari surat itu?]"
"[Makanya, karena gue belum baca. Gue penasaran banget apa isi dari surat itu. Pasti isinya penting banget.]"
"[Udahlah, Cha. Mungkin itu bukan surat dari Ayah lo, mungkin itu cuma tulisan biasa aja. Jadi gak usah terlalu di pikirin, ya.]"
"[Gak, Rey. Gue yakin kok itu sengaja Ayah gue tulis buat gue sebelum dia pergi, soalnya gue sempet baca tulisan paling atasnya.]"
"[.............]"
"[Rey, lo kok diem lagi, sih?]" Ailah tampak kesal. Mengapa Reynand aneh?
KAMU SEDANG MEMBACA
AILAH(END)✅
Teen FictionSIAPKAN DIRI SEBELUM MEMBACA!! BOLEH KASIH KRISAR, TAPI YANG SOPAN! *** "Kak Nanda harus kuat. Ikhlasin tante, tante pasti udah bahagia disana" "Lo pernah kan ngerasain diposisi gue?" "Berenti sok nasehatin! Seharusnya lo ngerti keadaan gue, kare...
