🌺Bagian 21🌺

141 13 0
                                    

🍂🍂🍂

Ailah dan Abyan sekarang sedang berada di meja makan. Mereka berdua sedang makan malam bersama.

Abyan sedari tadi hanya diam. Tidak berniat ingin membuka suara terlebih dahulu.

Ailah menghentikan aksi makannya. Ia menatap intens wajah Abyan yang sedang serius menatap makanan di depannya.

"Kak," panggilnya. Abyan hanya menoleh sebentar, lalu kembali fokus lagi pada makanannya.

Ailah menghela nafas pelan. Dingin sekali laki-laki di depannya ini.l, "Besok libur, ya?" Ailah mencoba berbasa-basi. Jujur saja, ia bukan orang bodoh yang tidak tahu besok hari apa.

Besok adalah hari minggu, di mana semua yang bekerja maupun bersekolah di liburkan. Hari minggu adalah hari di mana waktunya untuk orang-orang beristirahat.

"Hm," hanya itu jawaban yang Ailah dengar dari mulut Abyan. Ok, Ailah mencoba mengerti bahwa sekarang mulut Abyan sedang mengunyah makanan. Maka dari itu Abyan hanya membalas dengan deheman singkat.

Ailah sedikit menarik kursinya agar lebih mendekat dengan meja yang menjadi pembatas antara mereka berdua, "Besok temenin aku ke Toko buku ya, Kak?"

Ailah mengerjap-ngerjapkan matanya berulang kali. Apa Abyan tidak mendengar ucapannya?

Ditatapnya wajah Abyan yang datar. Abyan sama sekali tidak memberikan jawaban apapun, "Mau, kan?" tanyanya sekali lagi.

Hening ....

Hanya suara angin yang terdengar di telinganya. Ailah menatap kesal Abyan yang sama sekali tidak menghiraukannya.

Selanjutnya ia tersenyum picik. Kedua tangannya ia lipat di atas meja, "Ok, diam berarti iya," ucapnya sambil tersenyum senang.

Abyan seketika mengangkat kepalanya. Menatap tajam Ailah, "Peraturan macam apa itu? Diam gak selamanya berarti iya."

Ailah kembali tersenyum. Matanya menatap ke atas, serta jari telunjuknya ia ketuk-ketukkan pada dagunya, "Dari .....aku."

Abyan seketika bangkit dari duduknya. Matanya menatap tajam Ailah. Ailah yang di tatap seperti itu langsung diam tak bergeming di tempat.

Abyan marah, kah? Ailah kan hanya bercanda.

"Kenapa harus gue? Lo bisa 'kan pergi sendiri? Bisa 'kan gak nyusahin orang lain? Gue males kalo harus pergi sama lo."

Ailah membeku di tempat. Perkataan Abyan begitu menusuk di hatinya.
Ia menundukkan kepalanya mencoba menahan tangisnya agar tidak diketahui oleh Abyan. Kata-kata Abyan begitu kasar hingga membuat hatinya terasa sangat tercubit. Sakit.

Ailah tidak menyangka, hanya dengan candaan yang sangat sepeleh seperti itu mampu membuat Abyan marah hingga mengeluarkan kata-kata pedas seperti ini.

Jika ia tahu akan seperti ini, maka ia tidak perlu mengajak Abyan untuk pergi bersamanya. Bukannya mendapatkan jawaban yang Ailah inginkan, tapi Ailah malah mendapatkan rasa sakit di hatinya.

Ailah langsung berlari menuju kamarnya. Ia ingin sendiri, ingin meredamkan rasa sakit ini agar cepat menghilang.

"AKH!" Abyan memukul meja dengan kuat, melampiaskan amarah yang ada di hatinya.

Hati dan pikirannya selalu saja bertengakar. Selalu bertolak belakang. Apa yang ingin ia lakukan atas pikirannya selalu saja di tolak oleh hatinya. Dan pada akhirnya ia juga yang akan menyesal karena telah mengikuti jalan pikirannya yang jelas-jelas salah.

"Maafin aku, Cha. Aku terpaksa ngelakuin ini," gumam Abyan.

***

Hari ini adalah hari libur. Ailah memutuskan untuk pergi ke Toko buku. Selain untuk menghilangkan bosan Ailah juga ingin membeli beberapa buku nanti.

AILAH(END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang