🌺Bagian 28🌺

104 11 0
                                    

#
Jika aku disuruh memilih antara dicintai dan mencintai, aku lebih memilih dihargai.

_Ailah.V.P_

🍂🍂🍂

"KAMU HARUS TANGGUNG JAWAB! GARA-GARA KAMU ANAK SAYA KRITIS!!"

"Ma-maaf, Tan. S-saya gak sengaja."

"GAK SENGAJA KAMU BILANG?! DENGAR, YA? KALAU SAMPAI TERJADI APA-APA SAMA ANAK SAYA, SAYA TIDAK AKAN TINGGAL DIAM. SAYA AKAN PASTIKAN HIDUP KAMU GAK AKAN TENANG!!"

"Udah, Bun. Ini semua kecelakaan, Bunda jangan nyalahin dia terus. Kasihan, Bun."

"Kasihan Ayah bilang? Kasihan mana, Anak kita atau orang ini?! Anak kita sedang berada di ambang kematian, Yah. Dan kamu masih Sempat-sempatnya bela dia?"

"Dan, kamu. Kalau anak saya sampai cacat kamu harus tanggung jawab. Saya gak mau tau."

"I-iya, Tan. Apapun yang terjadi saya akan tanggung jawab."

"AKH!!" Abyan menjambak rambutnya frustasi. Bayangan itu selalu saja mengganggu pikirannya. Selalu datang menghantuinya. Ditambah lagi dengan foto yang baru saja ia lihat. Sunggu membuat emosinya naik pitam.

"Kak Nanda kenapa?" tanya Ailah panik. Ia berlari dari arah kamarnya. 

Tadi ia baru saja berencana akan mengajak Abyan makan malam ke luar. Tapi, tiba-tiba ia mendengar teriakan Abyan. Dilihatnya kondisi Abyan sangat kacau, ditambah lagi dengan kamarnya yang sangat berantakan. Sepertinya Abyan sedang ada masalah besar.

"Kalo kamu lagi banyak masalah kamu bisa cerita sama aku, Kak. Siapa tau aku bisa bantu." Ailah mengusap bahu Abyan agar laki-laki itu sedikit lebih tenang.

"Diam! Lo bisa diem, gak?! Gue lagi pusing, dan sekarang ditambah lagi dengar suara lo. Gue jadi tambah pusing!" Abyan berdiri dengan kasar. Menatap Ailah murka.

Ailah ikut menatap Abyan. Mencoba melawan rasa takutnya, "Gak, aku gak bisa diem. Aku gak bisa diem aja liat kamu kacau kaya gini. Sebenarnya kamu ada masalah apa? Tolong cerita sama aku biar kita selesain bareng-bareng."

"Lo mau tau apa masalahnya?" tanya Abyan. Ailah mengangguk cepat.

"Lo! Masalahnya adalah lo, Cha! Liat sendiri!!" Abyan melempar kasar ponselnya di atas meja yang ada di depannya.

Dengan cepat Ailah meraih ponsel itu. Matanya memanas saat melihat foto itu. Ternyata ini yang membuat Abyan begitu marah padanya. Ternyata ini yang menyebabkan Abyan sekacau ini.

Ailah berjalan mendekat, memegang tangan Abyan, "Foto itu gak seperti yang kamu liat. Aku sama dia gak ada hubungan apa-apa."

"Dia siapa?" tanya Abyan. Ia menarik tangannya yang di pegang oleh Ailah.

"Dia, Al. Dia sahabat aku, dan dia baru pulang dari Singapura. Itu adalah pertemuan pertama kami setelah empat tahun lebih gak ketemu. Gak ada salahnya 'kan Seorang sahabat kangen sama sahabatnya sendiri?"

Abyan tersenyum miring, "Heh, sahabat? Persahabatan antara laki-laki dan perempuan? Mustahil jika tidak melibatkan perasaan. Satu diantara kalian pasti ada."

Ailah menggeleng kuat. Tidak setuju dengan apa yang di ucapkan Abyan. Ia sama sekali tidak punya perasaan apa-apa pada Arkan, "Gak, itu gak mungkin."

"Sekarang lo keluar dari kamar gue. Muak gue liat sandiwara lo." Abyan kembali duduk. Ia menatap kelain arah.

Ailah menggeleng, masih setia berdiri di sebelah Abyan, "Gak, aku mau di sini sama ka ....."

"Keluar, atau gue yang keluar!" sentak Abyan memberi pilihan.

AILAH(END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang