🌼Bagian 8🌼

207 15 1
                                    

🍁🍁🍁

Jam sudah menunjukan ke angka 07:20. Tapi belum juga ada tanda-tanda bel masuk akan berbunyi.

Semua murid dibuat bingung, pasalnya SMA ANGKASA ini adalah sekolah yang terbilang sangat disiplin.

Jika biasanya masuk kelas pukul 07:15, berbeda dengan sekarang. Bahkan sudah lewat lima menit tapi bel masuk belum juga berbunyi.

Apalagi sekarang Pak Abdi yang baru beberapa bulan ini menjadi kepala sekolah di SMA ANGKASA hadir di sekolah setelah kesibukannya.

Biasanya jika ada Pak Abdi dia akan sangat cerewet jika masih ada siswa-siswi yang masih berkeluyuran padahal bel masuk sudah berbunyi.

"Kenapa bel belum bunyi, ya? Gak biasanya," heran Ailah.
Ia dan kedua temannya sedang duduk di kursi panjang yang berada di depan kelas mereka.

"Syukurin aja, Cha. Ini namanya rezeki anak sholehah," jawab Anggia sambil tersenyum senang.

"Bukan rezeki anak sholehah, tapi rezeki anak malas," Ralat Ailah yang diangguki oleh Sila yang duduk di sebelahnya.

Tak lama setelah itu bel berbunyi, memotong pembicaraan mereka bertiga. Tapi bukan bel masuk, melainkan bel berkumpul di lapangan, ditandai dengan empat kali berbunyinya bel.

Semua murid mulai bergegas menuju lapangan untuk berbaris. Sepertinya akan ada pengumuman penting pagi ini.

Pak Abdi mulai membuka suara, menyapa para siswa-siswi, "Assalamua'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi anak-anak!"

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh. Pagi, Pak!" jawab semua murid semangat.

"Baiklah, langsung ke inti. Pagi ini Bapak akan menyampaikan informasi untuk kalian semua, terutama Kelas Xll. Kelas Xll satu minggu lagi akan melaksanakan UNBK, kan?"

"Iya Pak!" jawab murid kelas Xll serentak.

"Nah, biasanya sebelum kalian akan menghadapi UNBK itu ada beberapa hari libur untuk penenangan. Jadi, di sini kami para guru sepakat untuk meliburkan kalian selama satu minggu." Semua siswa-siswi kelas Xll seketika bersorak heboh.

"Tidak hanya itu. Kalian Bapak izinkan untuk liburan, dan bapak yang akan membiayai semuanya," ucap Pak Abdi, lagi. Dan berhasil  membuat sorakan itu semakin keras. Sedangkan kelas X dan Xl hanya diam menanggapi semua itu.

Jadi, apa gunanya mereka ikut di kumpulkan di lapangan? Panas-panasan seperti ini lagi.

"Jadi, gunanya kita dikumpulkan di sini buat apa, Pak?! Menyaksikan kebahagiaan para kakak kelas?" tanya Ardan_kelas Xl IPA 2 sedikit berteriak.

"Tau nih, Bapak. Masa kita cuma jadi penonton di sini, gak dibayar lagi," Saut Reza_ketua kelas Xll IPA 2 tak terima.

"Untuk kelas X dan Xl kalian tetap sekolah seperti biasa." Mendengar itu semua murid kelas X dan Xl menghela nafas berat.

Merasa tidak terima. Keadaan di lapangan jadi semakin ricuh, "Kenapa kita gak ikut liburan juga, Pak?" tanya salah satu murid kelas X.

"Iya, Pak. Sekalian aja barengan sama Kakak kelas," saut anak perempuan.

"Nanti, setelah kalian naik ke kelas Xll kalian akan dapat giliran liburan bersama seperti mereka. Jadi sabar, ya." Finish. Keputusan Pak Abdi tak bisa di ganggu gugat.

"Untuk kelas Xll besok kalian akan berangkat. Kalian akan di awasi oleh Bu Tika dan Bu Defi. Kalian liburan hanya dua hari tidak lebih. Sisanya kalian gunakan untuk belajar di rumah. Kalau masih ada yang belum paham silahkan ditanyakan." ucap Pak Abdi sambil menatap murid kelas Xll.

AILAH(END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang