☘️☘️☘️
"Kak Nanda!" Ailah berteriak memanggil nama Abyan dari bawah. Nafasnya tampak tak beraturan. Lalu dengan tergesa-gesa ia menaiki anak tangga.
Abyan yang mendengar itu menghentikan langkahnya yang semula ingin masuk ke kamar. Berdiri di depan pintu dengan wajah berkerut.
"Aku mau ngasih tau sesuatu," ucapnya. Abyan masih diam. Mengangkat kedua alisnya, menunggu Ailah melanjutkan ucapannya.
"Dini, dia tau semuanya."
"Tau apa?" tanya Abyan datar. Bahkan laki-laki di depannya ini tidak merasa penasaran sama sekali.
Ailah menarik nafas dalam, lalu ia hembuskan kembali secara perlahan, "Dini, dia tau siapa yang udah nyelakain tante Arini."
Abyan mengangguk, membuat Ailah merasa kebingungan, "Maksud Kak Nanda apa?"
"Iya, Dini tau. Tadi siang dia udah cerita semuanya." Perkataan Abyan barusan mampu membuat Ailah tersenyum. Tapi, tidak setelah mendengar perkataan selanjutnya. Wajah Ailah berubah drastis, "kamu, di sekolah tadi kalian berdua sempat adu mulut, kan? Dan di situ kamu sempat keceplosan. Secara gak sengaja kamu mengakui atas perbuatan kamu sama Mama."
Ailah masih terdiam seribu bahasa. Masih terlihat bingung dengan apa yang Abyan ucapkan padanya, "Ternyata bener, kan? Kenapa kamu gak mengakui semuanya, Cha? Sekalipun kamu sembunyiin ini, rasa benci aku akan tetap ada ke kamu. Jadi, jangan ngerasa aman karena selama ini aku diam."
Ailah menggeleng menatap Abyan. Ini salah. Ini fitnah, "Gak, ini salah. Dini udah ngarang cerita. Aku sama sekali gak ada adu mulut sama dia tadi siang. Bukan aku yang berantem, tapi Arkan sama Rey," jelasnya. Abyan tampak terkejut mendengar itu. Ada rasa bingung di hatinya. Tidak tahu harus percaya pada siapa. Mengapa ceritanya bisa berbeda?
"Tolong percaya sama aku, Kak. Aku sama Arkan sempat pergokin Dini yang lagi ngobrol sama Rey. Kakak mau tau apa yang mereka bicarain? Mereka bicarain tentang kejadian waktu itu, kejadian di mana saat Mama dibunuh. Dan ternyata yang bunuh Mama itu, Rey. Itu sebabnya Arkan sama Rey berantem, karena Arkan gak terima kalo Rey terus-terusan ngancurin keluarga kita." Ailah mencoba meyakinkan Abyan dengan menjelaskan semua yang ia alami di kantin sekolah tadi. Mungkin dengan seperti ini Abyan akan percaya atas ucapannya.
Abyan langsung menepis jauh pemikirannya yang sempat mempercayai ucapan Ailah. Perkataan terakhir Ailah membuatnya berubah pikiran, "Bukan untuk keluarga kita, tapi untuk kamu. Sepeduli apa dia sama kamu? Apa karena dia suka sama kamu, terus dia sok jadi pahlawan yang pura-pura berpihak kekeluarga kita."
Ailah menghela nafas pelan. Apa Abyan cemburu? Tapi ini bukan waktu yang tepat, "Kak, ini bukan waktunya untuk kamu cemburu."
"Aku gak pernah cemburu, karena itu gak penting. Aku cuma gak suka laki-laki itu sok jadi pahlawan di depan kamu. Jauhin dia!" bentak Abyan diakhir perkataannya. Ailah sempat terkejut mendengar itu. Tadi Abyan bilang bahwa dia tidak cemburu. Lalu, ini apa?
"Satu lagi, gak usah capek-capek ngarang cerita, karena aku gak akan percaya sama setiap suara yang keluar dari mulut kamu. Bullshit." Abyan berdecih pelan. Kemudian masuk ke dalam kamarnya begitu saja.
Ailah masih terdiam di tempatnya. Memandang pintu kamar Abyan yang sudah tertutup dengan wajah sedih. Dadanya terasa semakin sesak. Lagi-lagi kejujurannya dianggap kebohongan. Apa seburuk itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
AILAH(END)✅
Ficção AdolescenteSIAPKAN DIRI SEBELUM MEMBACA!! BOLEH KASIH KRISAR, TAPI YANG SOPAN! *** "Kak Nanda harus kuat. Ikhlasin tante, tante pasti udah bahagia disana" "Lo pernah kan ngerasain diposisi gue?" "Berenti sok nasehatin! Seharusnya lo ngerti keadaan gue, kare...
