🍂🍂🍂
Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Bahkan semua teman kelasnya pun sudah pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka masing-masing.
Berbeda dengan Reza dan Ailah yang masih setia berdiri di depan pintu sambil menjewer kedua telinga. Mereka berdua berhasil menjadi sorotan setiap murid yang lewat.
Ailah hanya menunduk untuk menutupi rasa malu. Tapi tidak dengan Reza, laki-laki itu malah tersenyum menatap semua orang.
"Ngapain lo senyum-senyum? Kaya manis aja senyum lo," sewot Ailah. Jujur ia sangat muak melihat laki-laki di depannya ini.
"Suka-suka gue, mulut-mulut siapa? Mulut gue, napa lu yang sewot? Ini semua gara-gara lo, gue jadi kehilangan setengah jam istirahat."
"Lo pikir cuma lo, gue juga kali. Kalo lo gak pikun gue gak bakalan kena hukum kaya gini. Heh, masih muda udah pikun." ejek Ailah.
"Dasar cewek, selalu aja nyalahin cowok. Salah lo sendiri kenapa gak ngerjain tugas, malah nyontek sama gue. Udah di baikin gak tau terima kasih." cibir Reza.
"Di baikin apanya? Lo tu gak pernah baik sama gue. Lagian gue juga gak jadi nyontek sama lo. Mau bilang terima kasih buat apa?!"
"Ekhm."
"Ngapain lo?" ketus Ailah. Ia menatap sinis Arkan yang ada di depannya.
Arkan tiba-tiba mengangkat tangannya yang berisi kantong plastik. Ailah menatap bergantian Arkan dan tangannya, "Buat apaan?"
"Buat lo, bego! Gak liat dia ngasihnya sama lo?" saut Reza kesal.
Ailah mencebikkan bibirnya kesal, "Nyaut aja lo, Za. Gue gak nanya sama lo, ya."
"Buat gue?" tanya Ailah lagi.
Reza menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berdecak, "Masih nanya, kan ketauan begonya."
"Buat lo," ucap Arkan. Ailah akhirnya mengambil kantong plastik itu. Lalu masuk kedalam kelas setelah mengucapkan terima kasih.
"Lain kali lo gak usah baikin dia, dia orangnya gak tau terima kasih," ucap Reza kepada Arkan. Arkan hanya tersenyum menanggapi ucapan Reza.
Ia masuk kedalam kelas. Berdiri di samping Ailah yang sedang makan,."Apa kabar kamu sekarang, Cha?"
"Ya, baik lah. Gak liat apa gue sehat gini?" Ailah berbicara tanpa menghentikan aktifitas makannya. Bahkan, mungkin ia tidak tahu sedang berbicara dengan siapa.
"Ayah sama Bunda lo gimana? Baik, kan?" tanya Arkan lagi.
Ailah seketika tersedak kuah bakso. Pertanyaan itu mampu membuatnya cukup terkejut. Ia berdiri dengan mata yang menatap penuh amarah.
"Oh, jadi lo yang dari tadi ngomong sama gue? Ngapain lo nanyain kabar orang tua gue? Tau apa lo soal mereka? Lo baru aja kenal sehari sama gue, bahkan gue aja gak tau siapa nama lo, tapi lo udah nanya macem-macem. Maksud lo apa?" tanya Ailah penuh amarah.
Arkan dibuat bingung dengan reaksi Ailah yang bisa dibilang berlebihan. Di mana salahnya? Arkan hanya bertanya kabar kedua orang tua Ailah. Arkan rasa ucapannya tidak ada kata-kata yang menyinggung atau apa pun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILAH(END)✅
Teen FictionSIAPKAN DIRI SEBELUM MEMBACA!! BOLEH KASIH KRISAR, TAPI YANG SOPAN! *** "Kak Nanda harus kuat. Ikhlasin tante, tante pasti udah bahagia disana" "Lo pernah kan ngerasain diposisi gue?" "Berenti sok nasehatin! Seharusnya lo ngerti keadaan gue, kare...