🌺Bagian 29🌺

108 10 0
                                    

#
Inginku hanya satu, kau mempercayaiku. Tapi sayang itu hanya angan semu.

_Ailah.V.P_

🍂🍂🍂


"Gimana, Cha? Jadi 'kan pulang sekolah nanti?" Yang ditanya malah diam.

Arkan memandang wajah Ailah lekat. Ada apa dengan perempuan di depannya ini?

"Cha, jadi 'kan?" sekali lagi Arkan bertanya. Tapi kali ini ia berbicara seraya memegang pundak Ailah.

Ailah terkesiap. Menatap cengo Arkan yang ada di depannya. Persis seperti orang bodoh, "H-hah? Kamu ngomong sama aku?"

Arkan menggelengkan kepalanya berkali-kali sambil menghela nafas pelan, "Sebenernya kamu lagi mikirin apa, hm? Dari tadi aku ngajak kamu ngmong, Cha."

"M-maaf, Al. Kamu ngomong apa tadi? Bisa diulang?"

Arkan perlahan mendudukkan dirinya di samping Ailah. Menatap Ailah sepenuhnya dengan wajah serius, " Pulang sekolah nanti kita jadi 'kan ke rumah kamu?"

"Oh, jadi dong. Pulang sekolah nanti aku bakalan temenin kamu, tenang aja."

"Cieee, ada yang janjian nih!" teriak Reza. Laki-laki itu sepertinya baru saja dari kantin.

Ailah langsung cemberut. Moodnya seketika berbubah, "Lo ngapain sih di sini? Ganggu."

"Ar, lo janjian kemana sama dia?" tanya Reza kepo. Selanjutnya ia memandang Arkan dan Ailah penuh selidik, "Jangan bilang kalian berdua mau ngedate? Hayoloh, ngaku sama gue, udah ketauan juga."

Ailah menarik nafasnya dalam, lalu ia hembuskan kembali secara perlahan, "Lo kepo banget sih jadi cowok! Gak usah ikut campur urusan orang, bisa?!"

Reza nampak terkejut, terlihat sekali dari ekspresi wajahnya, "Buset, lo ngegas banget sih jadi cewek. Gue nanya baik-baik loh."

"Tapi lo terlalu kepo, Reza! Kelakuan lo kaya cewek aja." Ailah mendelik kesal. Ia berdiri, menarik tangan Arkan menuju meja guru.

"Kita ngomong di sini aja, Al. Awas lo gangguin gue lagi, Za." Ancamnya pada Reza.

Ailah kembali menatap Arkan, "Jadi, gimana? Nanti kita langsung aja ke sana atau pulang dulu?"

"Lang ....."

"Arkan, Ailah! Ngapain kalian duduk di meja Ibu?!" Suara itu seketika menggelegar memenuhi ruangan ini.

Arkan yang tadinya duduk di atas meja buru-buru berdiri, di ikuti dengan Ailah yang sengaja mendorong kebelakang kursi guru yang ia duduki tadi.

Mereka tersenyum menatap Bu Indah yang semakin mendekat. Senyum yang sengaja mereka buat-buat, "Maaf, Bu. Kita gak sengaja," ucap Arkan dan Ailah bersamaan.

Bu Indah memicingkan matanya, "Kalian pacaran? Dan kamu Arkan, kamu anak baru loh, masa baru dua hari kamu masuk sifat asli kamu udah keluar aja. Sifat nakalnya udah kelihatan sekarang, ya?" Bu Indah menjewer telinga Arkan dengan kuat.

Arkan meringis. Tubuhnya spontan mengikuti arah telinganya yang di tarik, "Ampun, Bu. Beneran saya gak tau kalo di kelas ini gak boleh duduk di meja guru," ucap Arkan menunjukkan tanda piechnya pada Bu Indah.

Bu Indah semakin melotot, " Itu adalah prilaku yang tidak terpuji, Arkan. Untuk apa di kelas ini di sediakan kursi jika kalian masih saja duduk di meja? Dasar, kamu ini sepertinya sudah ketularan Reza. Ini semua pengaruh karena kamu duduk sama dia, kan?"

"Loh, kok jadi bawak-bawak nama saya sih, Bu? Saya diem aja loh dari tadi," saut Reza tak terima.

"Tidak usah nyaut kamu, Reza. Ibu gak lagi ngomong sama kamu."

AILAH(END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang