🌻Bagian 43🌻

109 9 0
                                    

☘️☘️☘️

"Put, itu anak-anak cewek pada ngapain sih ke depan gerbang? Kok pada ribut gitu?" Ailah bertanya pada Puti_teman sekelas yang berada di sebelahnya.

Sekarang kelas mereka sedang berolahraga, tapi bukannya berolahraga semua teman sekelasnya malah sibuk berlarian menuju pintu gerbangm. Teman perempuan lebih tepatnya.

Tersisahlah ia dan Puti di sini. Duduk berdua di tepi lapangan sambil menonton anak laki-laki bermain basket.

Puti juga ikut memperhatikan ke arah gerbang, di mana tempat teman-temannya sedang berkumpul. Mereka semua tampak rusuh sekali, seperti ada yang diperdebatkan.

"Mungkin di depan gerbang ada anak sekolah lain. Biasalah cewek-cewek pada caper," jawab Puti.

Ailah mengangguk, "Ya, mungkin sih. Em, ngomong-ngomong Tia mana, ya? Apa dia juga ke sana?" tanya Ailah lagi.

"Tadi kalo gak salah gue liat dia juga ke sana sama anak yang lain," jawab Puti.

"Tumben." Ailah masih tampak bingung. Tidak biasanya Tia ikut-ikutan pergi ke depan gerbang hanya untuk melihat anak sekolah lain. Biasanya anak itu malah masa bodoh.

"Gue penasaran, Cha. Lo mau ikut ke sana juga gak?" tanya Puti. Perempuan itu sudah berdiri.

Ailah menggeleng, "Gak, Put. Gue di sini aja." Puti mengangguk, lalu berlari menuju ke depan gerbang.

Ailah menghela nafas pelan. Ia bosan, dan ia juga lapar. Matanya menatap Arkan yang masih bermain basket di lapangan. Bibirnya perlahan menyunggingkan senyuman, "Al!" teriaknya sambil melambaikan tangan agar Arkan segera mendekat.

Arkan yang sedang bermain basket seketika menoleh. Menghentikan permainannya, lalu berlari mendekati Ailah yang duduk di tepi lapangan, "Kenapa?" tanya Arkan saat sudah di dekat Ailah.

Ailah tersenyum, mengulurkan tangannya yang menggenggam sebuah botol minuman, "Nih, minum dulu."

Arkan ikut tersenyum, lalu duduk di samping Ailah, "Makasih," ucapnya sambil mengambil botol minuman itu.

"Kamu ngapain duduk di sini sendiri? Tia mana?" tanya Arkan.

Ailah memutar mata jengah, "Tuh, mereka semua lagi kumpul di depan gerbang. Pada caper sama anak sekolah lain. Aku mah males."

Arkan ikut menatap ke arah gerbang. Benar, semua perempuan di kelasnya berkumpul di sana, kecuali Ailah. Arkan tersenyum, menatap wajah Ailah dari samping, "Itu sebabnya aku suka sama kamu."

Ailah seketika menoleh, " Hah? Kamu ngomong apa?" tanya Ailah bingung. Pasalnya ia tidak begitu jelas mendengar ucapan Arkan.

Arkan menggaruk kepalanya bingung, "Em, gak ada," kilahnya sambil menggeleng pelan.

Ailah mengangguk, lalu berdiri, "Al, kita ke kantin aja yuk, bentar lagi bel," ajaknya.

"Ya udah, ayo." Arkan berdiri, lalu mereka berdua berjalan menuju kantin.

"Cha! Tunggu gue!!" Langkah mereka berdua terhenti saat mendengar teriakan Tia. Ailah membalikkan badannya diikuti dengan Arkan. Menatap Tia yang sedang berlari menuju ke arahnya.

"Kenapa?" tanyanya.

Tia tampak ngos-ngosan. Mengatur nafasnya sebelum mengeluarkan suara, "Lo harus ikut gue." Tangan Ailah tiba-tiba ditarik oleh Tia. Arkan yang merasa tidak terima langsung menarik tangan kiri Ailah.

"Arkan, ngapain lo narik tangan Icha? Lepasin, ini penting," ucap Tia serius.

Arkan hanya menatap Tia datar, "Bilang dulu mau kemana, biar gue lepasin."

AILAH(END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang