🌻Bagian 48🌻

466 12 0
                                        

#
Suatu saat kamu akan merasakan sakitnya diposisiku. Entah itu besok atau lusa.

_Ailah.V.P_

☘️☘️☘️

Ailah tengah tersenyum menatap semua orang di sekelilingnya. Sekarang keluarga dan para sahabatnya sudah berkumpul di Cafe.

Tapi, senyumnya seketika hilang kala menatap wajah Abyan yang ada di sampingnya. Sedari tadi Abyan hanya diam dengan wajah ditekuk. Apa Abyan tidak suka diajak ke sini?

Ailah memegang bahu Abyan pelan, "Kak Nanda gak apa-apa?" tanyanya. Abyan hanya diam saja, tidak menggeleng ataupun menjawab pertanyaan itu.

Ailah meringis. Benar, Abyan marah padanya karena tadi ia sempat memaksa Abyan untuk ikut kesini, padahal jelas-jelas tadi Abyan menolak, "Maaf ya, Kak. Aku gak bermaksud maksa kamu buat ikut ke sini. Aku janji ini permintaan terakhir aku sama kamu. Setelah ini aku gak akan minta yang macem-macem lagi, apalagi sampai buat kamu repot kaya gini." Ailah menghela nafas pelan. Tetap tidak ada jawaban dari Abyan.

"Dini, kamu apa kabar, Sayang? Kamu kemana aja? Setelah pindah rumah kamu gak pernah lagi main ke rumah Om, apalagi main sama Nanda. Kamu pindah rumah tiba-tiba, gak pamit lagi sama Om."

Dini tersenyum. Sudah lama ia tak mendengar suara laki-laki ini, "Dini baik kok, Om. Em, Dini waktu itu buru-buru, jadi gak sempet pamitan dulu sama Om. Om gimana kabarnya? Udah lama Dini gak ketemu sama Om."

Adam tersenyum, mengusap kepala Dini sayang. Seperti yang sering ia lakukan selama ini, "Om baik. Ternyata kamu sekarang udah dewasa, cantik lagi."

Dini meringis. Entah mengapa mendengar kata itu membuat ia kembali mengingat kata-kata Adam padanya. Janji Adam bahwa jika ia sudah dewasa, maka Adam akan menjodohkannya dengan Abyan. Tapi apa? Semuanya bohong. Jujur, Dini kecewa jika mengingat semua itu.

Ailah masih setia memperhatikan Adam dan Dini. Mereka berdua tampak dekat sekali, sudah seperti Ayah dan Anak. Bahkan Dini jauh lebih dekat dengan Adam dari pada dirinya.

Dini berdiri, menatap semuanya bergantian, "Baiklah, Dini akan mengakui semuanya. Sebelumnya, aku mau minta maaf sama semuanya atas apa yang udah aku lakuin. Dengan perasaan yang sangat menyesal karena sudah melakukan semua itu. Maaf," lirih Dini.

Semua yang ada di sini tampak tak mengerti apa maksud dari ucapan perempuan itu. Meminta maaf? Untuk apa?

"Maaf, aku nyesel udah ngelakuin semua itu. Jujur, saat itu aku benar-benar dalam keadaan kacau. Aku akan terima apapun keputusan kalian nanti, terutama lo, Cha."

Ailah semakin menatap Dini penuh tanya. Otaknya tidak bisa bekerja dengan baik. Perkataan Dini benar-benar membuatnya pusing, "Maksud lo apa, Din? Kenapa dari tadi lo minta maaf? Emang apa yang udah lo lakuin?"

Dini menunduk, menyeka air matanya yang mulai berjatuhan, "Sebenarnya .......aku .... yang udah nyabotase mobil orang tua kamu, Cha. Mereka bisa kecelakaan karena aku."

Semua tampak terkejut. Ailah seketika berdiri, menutup mulutnya sambil menggeleng kuat, "Din! Ini apa-apaan?!" Abid ikut berdiri. Menatap Dini dengan kilatan emosi.

"Aku terpaksa ngelakuin itu semua. Aku cemburu, dan aku gak terima kalo kamu bakalan dijodohin sama Kak Nanda. Karena awalnya Om Adam bilang bahwa Kak Nanda akan dijodohin sama aku, bukan kamu!"

Air mata itu kini kembali turun tanpa hentinya. Berjalan dengan emosi yang bergemuruh di dada.

Plak

"Kenapa kamu lakuin itu sama orang tua aku, Din?! Seharusnya, kalo kamu gak suka aku nikah sama Kak Nanda kamu bilang dari awal! Kenapa harus orang tua aku?!! Kenapa?!!" Ailah menggoyangkan tubuh Dini kuat. Ia berteriak histeris. Benar-benar tidak menyangka bahwa Dini telah melakukan ini semua.

AILAH(END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang