🌻Bagian 50🌻

180 9 0
                                    

#
Ada saatnya aku akan pergi karena aku yang sudah lelah. Entah itu untuk sementara, atau selamanya.

_Ailah.V.P_

☘️☘️☘️

"Maaf, aku gak bisa." Ailah hendak pergi, tapi tangannya langsung ditahan oleh Abyan.

"Mak-sud kamu apa?" tanya Abyan bingung.

Ailah hanya tersenyum tipis, perlahan tangan Abyan ia lepaskan, "Aku mau kita pisah."

Deg

Abyan mematung di tempatnya. Hatinya sedikit tersayat mendengar kata-kata itu. Matanya memandang sedih kepergian Ailah.

Sungguh, Abyan sangat tidak mengerti akan semua ini. Ia kira semuanya sudah selesai, dan ia akan segera hidup bahagia dengan Ailah. Tapi, ini apa lagi? Tolonglah, biarkan ia hidup bahagia dengan orang yang ia cintai.

Tidak terasa air matanya kembali turun membasahi wajah. Apa ini akhir dari kisahnya? Apa kisahnya akan berakhir menyakitkan seperti ini? Apa Ailah tidak ingin hidup bersamanya lagi? Apa Ailah masih marah, dan tidak sudi memaafkannya?

Entahlah, begitu banyak tanya dalam kepala Abyan. Tanya yang ia sendiri tidak tahu jawabannya.

"Nan, Icha kenapa?" tanya Abid.

"Kenapa Icha pergi, Kak?" tanya Anggia.

"Iya, Kak Nanda bilang apa sama Icha sampai dia pergi ninggalin kita?" Sila ikut-ikutan bertanya.

"Lo ngomong apa sama Icha? Lo gak puas buat dia menderita selama ini?" bisa ditebak ini pertanyaan dari siapa. Arkan, ia tampak sedang menahan emosi.

Adam ikut mendekat. Memegang bahu Putranya, "Nan, Icha kenapa?"

Abyan menunduk lesu. Menghembuskan nafasnya berkali-kali, "Icha minta pisah sama Nanda, Pa."

"Apa?! Gak salah?" tanya Anggia.

"Nanda gak tau lagi, Pa. Mungkin Icha masih marah sama aku." Abyan berucap pelan. Meminjat kepalanya yang terasa pusing.

"Terus kenapa kamu diam di sini, Nan? Kejar Icha."

Abyan menatap Adam, "Apa Icha mau maafin aku, Pa? Setelah apa yang udah aku lakuin sama dia selama ini?"

Adam mengangguk mantap, "Kejar sekarang, perjuangkan kebahagiaan kalian." Abyan mengangguk. Lalu segera berlari mengejar Ailah yang mungkin sudah jauh dari tempat ini.

****

Ailah berjalan gontai di tepi jalan. Ia masih saja menangis. Kakinya sesekali menendang kerikil yang ada di jalanan untuk melampiaskan kemarahannya. Hatinya benar-benar terasa sakit, pikirannya kacau. Ia tidak tahu harus berbuat apa.

Disatu sisi ia senang mendengar semua pengakuan Abyan tadi, tapi disisi lain ia juga benci dengan Abyan. Abyan telah membohonginya selama ini, apalagi ini adalah masalah yang selalu ia tanyakan pada Abyan.

Satu lagi, kata-kata Abyan terhadap Dini tadi selalu terngiang-ngiang dikepalanya. Kata-kata itu benar-benar membekas dihatinya. Setiap kali ia mengingatnya, maka hatinya akan terasa sakit.

"Aku sayang sama kamu, Dini Atmerlyn. Aku janji, setelah ini aku akan tepati janji itu."

"Aku terpaksa nikah sama Icha."

Ailah menggeleng, mengusap wajahnya dengan kasar. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan Abyan, apa maksud dari kata-katanya tadi? Apa Abyan lebih mencintai Dini dari pada dirinya?

AILAH(END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang