#
Mau gimana juga 'terserah', ada di posisiku serba salah:(_Ailah.V.P_
🍂🍂🍂
Abyan baru saja akan pergi ke kantor. Tapi, sebelum itu ia akan menyempatkan untuk sarapan terlebih dahulu.
Saat sudah sampai di meja makan ia di buat bingung. Matanya menatap Ailah yang ada di depannya dengan wajah berkerut. Sudah siang seperti ini dilihatnya Ailah masih menggunakan pakaian tidur. Apa perempuan di depannya ini tidak berniat untuk pergi ke sekolah?
"Kenapa belum siap-siap?" tanya Abyan tanpa menatap orang yang di ajak bicara.
Ailah mengangkat kepalanya, lalu menatap Abyan bingung, "Ngomong sama aku?" tanyanya. Pasalnya ia bingung, Abyan berbicara tapi tidak menatap siapa-siapa. Ailah pikir Abyan sedang berbicara sendiri.
"Kenapa belum siap-siap?" tanya Abyan lagi tanpa menjawab pertanyaan Ailah.
"Gak sekolah," jawab Ailah apa adanya.
"Kenapa?" kali ini Abyan bertanya dengan menatap orang yang ada di depannya.
"Aku mau ke rumah Papa."
Abyan seketika berdiri. Ia menatap Ailah dengan tatapan tak suka, "Ganti baju sekarang! Biar aku yang anterin kamu ke sekolah," perintahnya. Seperti tidak ingin mendengar jawaban dari Ailah, Abyan langsung berlalu begitu saja menuju ruang tamu.
Ailah yang mendengar itu menggeram kesal. Abyan suka seenaknya.
"Bi," panggilnya.
Bi Siti yang sedang berada di belakang pun segera datang menghampiri Ailah, "Iya, Non. Ada apa?"
"Tolong beresin ini ya, Bi. Saya mau pergi soalnya." Bi Siti hanya mengangguk menanggapi ucapan Ailah.
Setelah mengucapkan itu ia langsung berlari menuju ke kamarnya. Ingin bersiap-siap.
****
"Yuk, Kak. Anterin aku." Ailah berucap sambil tersenyum lebar menatap Abyan.
Abyan yang semula menatap layar ponselnya kini menegakkan kepalanya. Menatap Ailah yang berdiri di depannya dari bawah hingga ke atas.
Abyan menghela nafas berat. Berusaha mungkin agar tidak terpancing emosi karena kelakuan perempuan di depannya ini, "Ganti baju sekolah sekarang!" ucapnya dingin.
Ailah menggeleng kuat, "Aku gak mau sekolah, Kak. Aku mau ke rumah Papa. Yuk anterin aku, tadi kamu bilang mau nganterin aku, kan?"
Senyum Ailah semakin mengembang saat melihat Abyan berdiri. Secepat mungkin ia mengikuti Abyan dari belakang.
"Ok, jalan sekarang!" ucap Ailah semangat. Ia menatap Abyan yang ada di sampinya sambil mengulum senyum. Abyan sepertinya marah kepadanya.
Mobil yang Ailah naiki perlahan mulai berjalan menjauh dari komplek rumahnya.
Ia tersenyum. Matanya menatap orang-orang yang berjalan di atas trotoar dari balik kaca mobil. Memandang sebentar Abyan yang diam saja sedari tadi.
Karena merasa bosan Ailah memutuskan untuk memainkan ponselnya saja. Lagi pula Abyan sama sekali tidak mengajaknya bicara. Ingin memulai percakapan duluan ia juga bingung harus memulai dari mana. Sungguh, Ailah bukan orang yang pintar mencairkan suasana.
Ailah mengusap-usap layar ponselnya. Menatap sebuah grup yang sudah lama sekali tidak ia buka. Bahkan, sekarang grup itu tampak sepi karena tidak ada lagi satu pun pesan masuk. Berbeda sekali dengan kemarin, grup itu selalu ramai walaupun hanya di huni oleh mereka bertiga.

KAMU SEDANG MEMBACA
AILAH(END)✅
JugendliteraturSIAPKAN DIRI SEBELUM MEMBACA!! BOLEH KASIH KRISAR, TAPI YANG SOPAN! *** "Kak Nanda harus kuat. Ikhlasin tante, tante pasti udah bahagia disana" "Lo pernah kan ngerasain diposisi gue?" "Berenti sok nasehatin! Seharusnya lo ngerti keadaan gue, kare...