—Salam Literasi—
“Persahabatan itu tidak diukur dari seberapa hebat dirimu, tapi persahabatan itu seberapa gigih kalian mempertahankannya.”
—Prasasti Hati Anak OrganisasiHari ini Naya bertanggung jawab dalam ekstra tata busana, mulai dari perlengkapan hingga pembina tata busana dia yang handle. Ya, Naya sebagai koordinator ekstrakulikuler tata busana sedangkan sekarang Feila mengikuti ekstra tata boga.
Naya memberikan daftar hadir kepada mereka, agar bisa cepat selesai. Ruang tata busana cukup luas lumayan bisa menampung anak ekstra mulai dari kelas sepuluh hingga kelas sebelas.
"Kak Nay ini kalau tanda tangannya dijadiin satu boleh nggak?" Naya mengangguk, mengerti apa yang dibicarakan adik kelasnya. "Makasih, Kak."
"Woy, Naya! Nay!!" teriak Faira di depan pintu, dengan cepat gadis itu menghampirinya. "Kenapa, Ra?!"
"Nyari makan yuk!" Selain Faira, Bening juga ikut. "Lha lo gila apa gimana? Gue lagi ngurusin ekstra, wey."
"Bentaran doang ke kantin mak Tijah, kuy!" tambah Bening membuat Naya semakin meleleh, mana sejak tadi perutnya belum terisi makanan.
"Kasihan cacing perut lo, eh btw gue punya cogan masih berondong lho," tambahnya tertawa keras, sontak Naya memukul lengan Bening. Berisik emang.
"Ningsih, titip ekstra bentar, ya gue mau makan bentar doang kok!" mohon Naya kemudian pergi ke kantin bersama kedua sahabat laknatnya.
Kedua temannya sudah berada di kantin, tapi Naya masih mampir ke koperasi dulu karena tidak sengaja ada kelas 12 yang mau cari penghapus dan kuncinya Naya yang pegang saat ini.
Koperasi dikelola anak OSIS sendiri, mulai dari beli stuck hingga pengeluaran di perhitungkan anak OSIS. Untuk modal biasanya diberi sekolah setelah pelantikan OSIS.
Mata Naya menyipit curiga bisa-bisanya kedua temannya memperhatikan dia terus senyum-senyum gitu, pasti ada yang nggak beres. Naya menengok sekitar, tidak ada orang selain mereka bertiga.
"Ciee yang minggu lalu dikasih jaket, gimana nih pasti bau parfumnya ngikut dong," canda Bening membuyarkan keheningan.
"Ngakunya nggak akan jatuh cinta, eh ternyata senjata makan tuan nih," lanjut Faira menambah volume tawa mereka berdua.
Naya menepuk jidat pasti Feila yang udah bocorin. Tiba-tiba Naya keinget sesuatu, "astaga!! Jaket Lian belum gue kembaliin."
"Udah nggak usah dibalikin orang suka banget kok," sahut Faira gemas.
"Ahh, kalian jangan ngada-ngada deh, gue nggak ada apa-apa sama Lian. Dia cuman nolongin gue."
"Nolongin apa nolongin? Modusnya nolongin, tapi dalam ati kepingin." Bening semakin tertawa ketika kedua pipi Naya bersemu, pertanda dia malu.
Baru kali ini Naya di perlakukan se-istimewa itu sama seorang laki-laki. Sudah sepantasnya mereka heboh.
"Moga langgeng."
"Apaan sih!" kesal Naya menyuapkan mie ayam ke mulutnya sendiri, Bening belum berhenti tertawa.
"Oh, ya gue mau cerita. Kemarin gue deket sama adik kelas cogan berkumis tipis," celoteh Bening dengan mata berbinar.
"BERONDONG LAGI! NGGAK SADAR UMUR!" tukas Naya dan Faira secara kompak, udah kelas sebelas bukannya tobat malah makin menjadi.
"Yang berondong tambah asyik!" seru Bening membuka layar ponselnya, kemudian memperlihatkan wallpaper gawainya, terpampang foto seorang cowok. "Anjay gue kira om-om."
![](https://img.wattpad.com/cover/230984386-288-k250072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AULIANAYA [END]
Teen FictionJudul awal : Prasasti Hati Anak Organisasi "Gue nggak akan jatuh cinta sama anggota OSIS." Ucapan bisa saja menyimpang, tidak dengan hati yang tidak bisa mengingkari siapa yang ia cintai. Kisah Anaya Bestari, anggota OSIS yang pendiam. Diam-diam men...