06. Layangan🍂

822 80 0
                                    

—Salam Literasi—

“Paginya memimpin barisan, sorenya main layangan.”
Prasati Hati Anak Organisasi

   28 Oktober, mereka memperingati hari sumpah pemuda dengan upacara. Sekarang yang jadi petugas dari pengurus OSIS. Lian sebagai pemimpin upacara, tentu saja selain dia galak suaranya juga lantang. Namun, dia tidak banyak berbicara dia lebih banyak bertindak.

   Meskipun ini PROKER bidang pendidikan, tapi tidak semua anak bidang pendidikan masuk dalam petugas upacara. Ada yang bertugas di belakang siswa-siswi, untuk menjaga agar mereka khidmat mengikuti upacara. Dewan guru semuanya di depan.

   Peleton putri ada Naya, Resha, Clara, dan Nana sedangkan putra ada Bian, Zayn, Tristan, dan Dito. Setengah kelas sebelas, setengah lagi kelas sepuluh. Tujuan mereka tentu melatih adik kelas.

   Sebelum upacara dilaksanakan mereka berkumpul di depan ruang OSIS, membundar. Kemudian tangan mereka saling bertumpu.

   "OSIS SMA Dewantara!!"

   "Pasti bisa, kinerja nyata, hasil terbaik," sahut mereka kompak menyuarakan jargon. Kemudian riuh tepuk tangan terdengar ke segala penjuru.

   "Hey, Naya. Don't forget ...," ujar Resha memakai bahasa Inggris. Naresha Septiani, wakil ketua OSIS yang memiliki bola mata abu-abu, ya dia blesteran mamanya orang Indonesia, papanya orang luar.

   "Iya, Sha. Gue inget kok," sahut Naya cepat karena dia peleton paling ujung. Resha bermaksud mengingatkan jika saat laporan kepada pemimpin upacara peleton paling ujung ketika luruskan barisan yang bilang 'lurus.'

   Setelah sekolah, mereka mengadakan evaluasi dari upacara tadi. Guna memperbaiki kekurangan mereka. Barisan inti di depan menghadap empat bidang lainnya, setelah Belva membuka evaluasi kali ini beberapa anak langsung berpendapat.

   "Tadi protokol upacara terlalu cepet bacanya," tutur Zayn— anggota bidang multimedia menyuarakan suara. Tadi yang menjadi protokol Belva dan Janneh.

   "Terus suaranya juga kurang bulet," tambah Naya, dia sudah sering menjadi petugas protokol.

   "Iya, nanti kita perbaiki," jawab Belva mewakili Andin juga.

    "Lain kali pemimpin upacara jangan hanya lo dong, sesekali adik kelas!" nada suara Rian kurang mengenakan, apalagi tidak meminta izin untuk mengutarakan pendapat. Membuat Bian menepuk jidat kasar.

    "Ehem." Sudah sering Lian menegurnya, kalau di rapat dia tidak mau ada yang menggunakan bahasa tidak resmi.

   "Iya, Maaf." Rian menyampaikan ulang pendapat dengan aturan yang benar.

   "Terima kasih, sudah memberikan pendapat. Untuk selanjutnya bisa diterapkan," komentar Lian menanggapi pendapat sahabatnya. "Baik, ada lagi yang ingin disampaikan sebelum kita membahas panitia acara 10 Nopember yang akan dilaksanakan hari pahlawan."

   "Euhm, tambahan dari saya. Nanti pas tanggal sepuluh kita upacara atau enggak?!"

   "Itu bisa dijelaskan nanti, Zafar."

   "Baiklah, terima kasih."

   Untuk acara 10 Nopember ini masih dalam PROKER bidang pendidikan, karena memperingati PHBN (Peringatan Hari Besar Nasional) mereka yang membentuk sususan kepanitiaan.

   Dalam susunan panitia, ada sie inti, sie acara, sie dekorasi, sie konsumsi, dan sie perlengkapan dan keamanan.

    Kali ini inti memegang sie acara, bidang pendidikan memegang sie konsumsi, bidang agama memegang sie dekorasi, bidang bakat dan minat memegang sie keamanan dan perlengkapan, dan bidang multimedia memegang sie inti. Susunan panitia akan berganti setiap acara.

AULIANAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang