—Salam Literasi—
Perempuan berkerudung langsung masuk ke kamar temannya, setelah mendapat izin dari tuan rumah. Dengan cepat dia merebahkan diri di samping gadis yang mengenakan bandana pink dan kaca mata bulatnya.Gadis itu mengayunkan lightstik dan mengikuti alunan musik yang terputar seraya menatap poster-poster di dinding kamarnya. Poster boyband EXO yang paling mendominasi, apalagi tentang Sehun dan D.O. Dia hobi mengoleksi semua itu.
"Tumben lo ke sini, nggak sibuk?" sinisnya menghentikan aktivitas, dia bangkit.
"Ra, gue udah ngomong kalau minggu-minggu ini gue sibuk kan ada LDK OSIS. Maaf, ya kalau gue terkesan sibuk nggak ada waktu untuk ngumpul sama lo, Feila, dan Bening," jawabnya memejamkan mata, dia baru saja pulang dari kemah LDK yang memakan waktu tiga hari.
"Ahh, lo semua sama. Lo sama Feila sibuk OSIS, Bening sibuk sama mbahnya. Lha gue ...," ucapnya tercekat, semua terkesan percuma. Mereka memang menjalin persahabatan, tapi tidak seperti persahabatan yang lain. Ketiga temannya mempunyai kesibukan sendiri-sendiri.
Anaya Bestari, gadis dengan mata coklat dan senyum yang mungil membuat siapa saja gemas melihatnya. Naya tertawa kecil, dia cukup tahu kebiasaan sahabatnya, Nufaira Belinda akan terus mengoceh jika dia kelamaan sendirian. "Lha lo, 'kan ditemani bias lo!!"
Naya tahu Faira salah satu fangirl yang sedikit fanatik, hampir semua barangnya pasti ada campuran boyband favoritnya. Mulai dari layar kunci, wallpaper, hingga photo profil Whatsapp dan facebook saja bias kesayangannya.
"Nay, please deh."
"Iya deh, iya. Ngambek beneran nih?" Naya mengentikan tawa, tidak lama kedua temannya datang. Feila Gelora dan Cahaya Bening Permata. Keduanya membawa camilan yang dipesan Naya dan Faira di grup mereka tadi sebelum Naya berangkat ke sini.
"Eh, itu jadi?!"
"Apa?!" Ketiganya bingung dengan arah bicara Faira, gadis itu menyetel musik di laptopnya. "Lian jadi KETOS?!"
"Jadi lha, masak boongan. Kalau boongan ngapain juga minggu lalu dilantik?" sahut Feila menyomot sosis goreng kemudian menyeruput teh miliknya.
"Gila, ya sih Lian padahal dia udah ngambil banyak jabatan banget. Eh, masih mau jadi KETOS nggak migran tuh pala?" Faira terus saja mengoceh, jika mereka berempat ngumpul pasti ponsel mereka dijadikan satu dan diletakkan di suatu tempat agar nggak main ponsel terus.
"Kalau bukan Lian terus siapa, Ra? Rian? Bian? Ah, bisa bubar kalau mereka yang mimpin," tukas Feila membuat Naya menyenggolnya. "Woy, gue nahan elo ngebrol, ya."
Tawa mereka terdengar sampai depan membuat ibunya Faira berulang kali meminta mereka agar tidak berisik, kasihan tetangga mana sekarang jam 12 siang. Waktunya istirahat.
"Maaf, Tan. Anak tante habis mutusin pacarnya!!" teriak Feila keras, membuat Faira menyumpal mulutnya dengan basreng.
"Pacar gue banyak dan nggak mungkin gue putusin."
"Pacar halu, ya, Ra?" sahut Naya tertawa begitu juga dengan Feila ketika melihat ekspresi sahabatnya yang sangat kesal.
Setelah tawa mereka sedikit reda mereka melirik Bening, tumben dia diam mulu biasanya dia yang paling rusuh.
Ketika Naya akan bertanya Bening sudah lebih dulu mengangguk, seakan tahu apa yang akan keluar dari mulutnya.
Ketiga sahabatnya meneguk ludah kasar, kalau sudah begini mereka langsung kicep. Tidak banyak berkomentar.
"JANGAN NGADI-NGADI INI MASIH SIANG BOLONG WOY!!" teriak Faira kemudian keluar kamar disusul Feila dan terakhir Naya yang memaksa Bening keluar. Bisa bahaya kalau anak ini dibiarkan sendiri.
****
Gara-gara ada program baru dari sekolah, membuka satu kelas lagi untuk adik kelas. Terpaksa kelas XI Ipa 1 yang menjadi sasaran karena paling sedikit personelnya karena ruang kelas kurang satu dan masih dalam proses pembangunan. Katanya sih mereka anak emas, eh kok kelasnya bekas lab sekolah. Mana harus dibersihkan sendiri lagi.
"Nasib kelas yang muridnya sedikit, bisa dipindah-pindah," oceh Fabian Fedrian sudah ngos-ngosan naik tangga lantai tiga, apalagi badannya yang gempal membuat cowok itu mengumpat berulang kali.
Di sampingnya ada Aulian Basira Ghayda, panggilannya Lian. Ketua kelas yang paling mengerti anggota kelas, mungkin.
Mereka membersihkan dengan cepat, untung saja ada kipas anginnya. Jika tidak sudah dipastikan mereka akan demo.
Naya, Faira, Feila, dan Bening satu kelas, tempat duduknya pun tidak jauh. Ya, mereka sekelas dengan Lian, cowok yang mereka bicarakan kemarin.
Saat pelajaran dimulai, Lian mendapat panggilan dari pembina OSIS mereka. Ada beberapa hal yang penting yang hendak disampaikan.
"Enak, ya jadi OSIS bisa bolos waktu pelajaran," beo salah satu dari mereka, sedangkan anggota OSIS dari kelas mereka paling banyak.
"Enak kok bisa makan gratis pas habis acara, tapi siap-siang ngadepi nyinyiran heters!!"
"Kalau gue pengen bolos dan makannya gimana, boleh nggak?" Angkasa menyahuti, laki-laki yang duduk di pojok belakang sendirian.
"Bu, Angkasa mau bolos nih!" Feila mengadu pada bu Asih yang sedang menulis materi untuk mereka.
Angkasa mengusap wajah kasar, bagaimana bisa dia lupa mempunyai teman seperti Feila yang nggak bisa diam.
"Angkasa!!"
"Maaf, Bu."
.
.
.
.—Next—
Tuh, kan bedaa😂
Ada Naya, Feila, Faira, dan Bening.
Ada Lian, Bian, dan Angkasa.
Salam hangat dari Yaya paling kiyud😎
KAMU SEDANG MEMBACA
AULIANAYA [END]
Novela JuvenilJudul awal : Prasasti Hati Anak Organisasi "Gue nggak akan jatuh cinta sama anggota OSIS." Ucapan bisa saja menyimpang, tidak dengan hati yang tidak bisa mengingkari siapa yang ia cintai. Kisah Anaya Bestari, anggota OSIS yang pendiam. Diam-diam men...