30| DILARANG IKUT MISI

999 73 5
                                        

Suara hentakan kaki disertai gedebak-gedebuk di luar kamar membuat gue sadar. Masih pakai dress tadi malam, gue bangun dengan badan super capek. Memang, Heksa langsung ngantar ke kamar, tanpa obrolan lebih lanjut lagi. Tapi rasanya dada dan kepala gue beraaattt banget. Seakan ada beban yang entah harus diapakan biar menghilang.

Seperti pagi sebelumnya, mual yang jadi hal rutin datang lagi. Gue langsung menyentak tubuh, lari ke kamar mandi. Muntah. Kran air sengaja gue buka biar meredam suara. Setelahnya, gue cuci muka dan melihat cermin. Buluq? Iya hahaha.

Gue heran, apa yang Heksa lihat pada diri gue sekarang? Dia bilang gue bisa memberikan warna hidup. Mungkin benar. Hidup gue penuh warna, sampai punya gradasi saking beragamnya.

“Nyx, itu lo?” Seseorang menggedor pintu.

Gue menutup kran. “Iya! Kenapa?”

“Ditunggu di aula ya, ada misi! Jangan lama-lama!”

Tanpa ngasih sahutan, gue menyambar handuk. Mandi.

🏹🏹🏹

Cuma ada sekitar sepuluh orang di aula. Bisa gue simpulkan enggak semua anggota disuruh hadir. Buktinya anggota cewek pun cuma ada gue, Della, dan Cellin. Miko berdiri di depan, melepaskan tangannya yang bersedekap begitu gue masuk.

“Ok, lengkap.” ujarnya. Menunjukkan bahwa gue orang terakhir yang datang.

Gue berdiri di sebelah Cellin. Della nemenin Miko .

“Buat anggota yang ada di sini,” Miko memulai. “ kalian bebas dari latihan fisik pagi. Tapi, akan ada misi khusus yang wajib dikerjakan.”

Della ngangguk, terus ngambil ancang-ancang buat bicara. “Tadi malem ada yang hubungin gue, minta bantuan Gandewa. Dia pengusaha besar dan kemalingan uang sama pegawainya sendiri. Dia mau kita nangkap pegawainya itu. Kenapa dia gak lapor polisi? Karena usahanya bukan hal yang boleh diketahui pihak berwajib. Sampai sini paham?”

Gue bersama anggota lain mengangguk-ngangguk.

Della melanjutkan, “Orangnya udah kelacak, jadi kita tinggal nangkap aja. Tapi, ada kemungkinan orang itu punya antek-antek, entah berapa. Dan, kita juga gak mungkin nangkap gitu aja. Jangan sampai malah muncul keributan. Seperti biasa, kita harus main rapi.”

“Kalian berangkat sore ini juga. Makin cepat makin bagus. Kalian bakal dapat tugas masing-masing, biar semua mulus. Sebutkan, Del.” perintah Miko.

“Ok,” Della melirik anggota laki-laki. “Gue, Resha, Pian, kita bertugas bikin jebakan buat nangkap target. Cellin, Rio, Soni, kalian bikin rencana biar target terpancing. Candra, Dika, sama Nyx-“ tatapan Della berhenti di gue. Kelihatan bimbang. “kalian... harus mastiin gak ada antek-antek target yang bakal mengacau.”

Agaknya, gue ngerti kenapa Della kayak serba salah. Dia pasti memikirkan bayi gue. Jadi, untuk menenangkannya, gue ngasih senyum miring. Ikut bilang ‘ok’ beramaan dengan anggota lain.

“Gue gak akan ikut. Gue jaga markas. Tapi sebelum berangkat, nanti gue kasih arahan dulu.” kata Miko. “Oh ya, sekarang kalian boleh bubar. Persiapkan diri. Kumpul lagi jam tiga.”

Gue ngangguk, ngerasa antusias. Baru kali ini dapat misi yang keren. Pasti bakal seru. Jadi, tanpa nunggu Della (karena kayaknya dia mesti ngobrol dulu sama Miko), gue cabut bareng Cellin.

First time dapet misi gini, ya?” kata gue sambil jalan.

“He-eh. Seru kayaknya.” sahutnya, masih tetap  menatap lurus.

“Pastilah, seru banget!” Gue berseru girang.

Cellin noleh, cengengesan. “Semangat banget lo.”

REMBAS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang