Sampai di luar, penjagaan Keluarga Gandewa dan seperangkatnya bertambah. Sehingga gue bisa mengambil jarak buat memulihkan diri. Lagipula gak ada seorang pun yang terluka, jadi rasanya cukup lega. Dengan belati berlumur darah yang masih tergenggam di tangan kanan, gue mengamati sekitar.
Berlainan dengan di lorong bawah tanah, suasana di halaman samping rumah justru kelihatan tenang, meski sedikit tegang. Anggota yang berjaga tetap diam di tempatnya, siaga. Sementara keributan samar-samar terdengar dari depan, tepatnya arah gerbang.
"Dimana Heksa sama Tuan Gandewa?" Gue menyempatkan bertanya ke anggota dengan jarak terdekat.
"Di depan, di teras utama," ujarnya sambil menunjuk.
Syukurlah, artinya dia masih baik-baik saja. "Gimana perkembangan serangan?"
"Info terakhir, serangan mulai berkurang. Sekarang belum tau. Tapi kayaknya, mereka gak akan bisa ngelewatin gerbang."
Gue mengangguk, mengaminkan dalam hati.
"Nyx, cepet!" Kirana berteriak, beberapa langkah jauhnya.
Gue baru akan menyusul, namun teriakan dan seruan dari gerbang makin terdengar jelas. Perhatian gue tersita.
"Kita menang!"
"Serangan Gahara sudah bisa dipatahkan!"
"Gandewa selamat!"
"Semua anggota Gahara telah kalah!"
Wajah tegang para anggota yang berjajar berubah semringah. Bahkan dalam sekejap mereka bersorak. Otak gue gak bisa diajak bekerja sama. Kita menang?
"Buka gerbangnya! Semi anggota boleh mulai masuk ke dalam!"
Deg.
Semi anggota.
Gue berniat lari, tapi ada yang menahan. Kirana.
"Lo mau kemana?" Dia menatap dengan mata bulat.
"Semi anggota gak boleh masuk." kata gue tercekat.
Seakan disadarkan sesuatu, Kirana melotot. "Lo bener! Semi anggota itu musuh. Apa orang-orang gerbang gak tau hal ini?"
Gue menggeleng, gak bisa menjawab. Sebagai gantinya, gue mulai mengedarkan pandangan ke anggota lain, yang kebingungan melihat kami. Saat menemukan ada yang pakai earphone, ternyata Erik. Gue menunjuknya.
"Erik! Bilang sama siapapun disana, jangan izinin semi anggota masuk! Mereka itu Gahara!"
Sialnya, dia ngasih ekspresi menyesal. "Gak ada yang denger. Dari tadi gue udah peringatin itu tapi gak bisa!"
"Kalo gitu cepet kesana, tahan gerbangnya. Bilang mereka Gahara! Jangan sampai mereka masuk!"
Erik langsung berlari, diiringi tatapan bingung anggota lain. Gue jadi berang sendiri.
"DENGER KALIAN SEMUA!" teriak gue. "Semi anggota itu sebenernya Gahara. Buat yang belum tau dan informasinya belum nyampe, sekarang kalian harus tau kebenarannya! Mereka masuk perekrutan itu pasti dibantu Agra!"
Anggota yang tadinya antusias sebab merasa sudah menang, kini menatap gue dengan sorot gak percaya. Wajar, gue adalah tahanan Gandewa. Sebagian orang bahkan tahu sewaktu gue dikawal ke ruang penahanan.
"Nyx bener!" Kirana bersuara. "Mereka itu emang Gahara!"
Gue frustasi saat gak kunjung dapat respon. "Udah, gak papa. Biar gue kesana. Lo bisa jaga keluarga lo kan?"
"Tapi Nyx- lo luka."
"Cuma luka kecil. Lo harus bisa jaga Keluarga Gandewa. Cepet bawa mereka masuk."

KAMU SEDANG MEMBACA
REMBAS [Tamat]
RomanceCover by @achielll ________________________________ (Spin off dari 'Halaman Terakhir') Catatan : Mengandung kekerasan dan kata-kata kasar. Apakah ada orang yang seneng di drop out dari sekolah? Ada, jawabannya adalah gue. Tapi di DO dengan keadaan...