18

3.8K 588 162
                                    

Bosen gak sih kalo aku update mulu?
Soalnya gak sabar mau ke permasalahan nih🤣

***

"Lix, kalo aku nawarin kamu kerja di tempat lain gimana?"

Felix seketika menoleh ke arah Hyunjin. "Kerja?"ulang Felix.

Hyunjin mengangguk. "Kebetulan perusahaan Papa aku diriin cafe gitu, kalo kamu mau aku bisa minta ntar. Kamu juga gak usah sampe 3x seminggu kerja, cukup seminggu sekali aja,"kata Hyunjin.

Felix mengernyit. "Emang sistemnya gitu?"tanya Felix.

"Enggak sih, tapi kan kamu pacar aku, jadi dikasih keringanan, lagian pemilik tetapnya Mama aku juga, gampang urusannya mah,"kata Hyunjin.

Felix menggeleng pelan. "Gak usah deh, Jin. Gak enak, masa cuman karena aku pacar kamu terus aku dikasih keringanan gitu, gak adil sama yang lain dong,"

"Gak usah gak enak, lagian Mama juga pasti setuju aja kok,"

Felix menggeleng sekali lagi. "Gak usah deh, gakpapa aku sama yang sekarang. Masih bisa ngatur waktu kok,"kata Felix.

"Gajinya lebih besar buat kamu,"

"Apalagi kalau gajinya lebih besar, Hyunjin. Masa aku gaji besar tapi kerja lebih sedikit. Gak usah deh,"kata Felix.

Hyunjin menghela nafas. "Yaudah,"kata Hyunjin pasrah.

"Ck gak kepancing ini anak,"benak Hyunjin.

"Maaf ya?"

"Gak usah minta maaf gitu, gakpapa,"

Felix hanya mengangguk sebagai balasan.

***

Jeongin
Aku udah sampe di cafe Mama mu Jin

Hyunjin
Tunggu ya Tuan Puteri, aku lagi nunggu Felix siap-siap

Jeongin
Oke Hyunjin

"Hyunjin, aku udah,"kata Felix.

Hyunjin mengangkat kepalanya dan melihat Felix yang sudah siap dengan tas di bahu kirinya.

"Yaudah langsung aja, Jeongin katanya udah nyampe,"kata Hyunjin.

"Oke,"

Hyunjin dan Felix pun berjalan keluar rumah Felix dan memasuki mobil Hyunjin.

"Kamu nanti aku tinggal berdua sama Jeongin aja gakpapa kan?"tanya Hyunjin.

"Kamu mau ke mana?"

"Aku ada urusan bentar, ntar kalo udah beres aku ke sana kok,"

"Iya gakpapa,"

Sementara di lain tempat, Jeongin sedang menyiapkan buku-buku di atas meja.

Ini dilakukan agar saat Hyunjin dan Felix datang nanti, Ia tidak kerepotan menyiapkan buku lagi.

Tiba-tiba hpnya berdering menandakan pesan masuk. Jeongin pun mengambil hpnya dan melihat siapa pengirim pesan itu.

Papa
Di mana kamu! Mau bolos belajar lagi?

Jeongin
Aku mau belajar sama temen di cafe mama Hyunjin

Papa
Ngapain belajar sama temen? Nanti kamu malah ngobrol sama dia!

Jeongin
Dia Felix, orang yang Papa suruh buat aku deketin dia

Papa
Bagus, belajar yang benar

Jeongin menghela nafas melihat balasan dari Papanya. Lalu Ia menyimpan hpnya kembali.

Flashback on

Suara bentakan menggema di dalam kamarnya. Sedang semua orang di rumahnya tidak ada yang berani masuk ke dalam kamar, termasuk Mamanya.

Papanya melempar lembaran kertas itu ke wajah Jeongin yang sudah menangis sambil menunduk.

"Apa-apaan nilai kayak gitu?! 97? Bodoh banget kamu!"teriak Papanya.

"T-tapi J-jeongin hiks, bisanya—"

"Gak usah alasan! Kamu mau permaluin Papa kan! Iya, malu banget Papa punya anak kayak kamu!"

Tangis Jeongin semakin terdengar.

"Gak usah nangis kamu! Bisa-bisanya kamu gak dapat nilai sempurna!"

"Bahkan dari mata-mata Papa, mereka bilang ada satu anak beasiswa yang dapat nilai sempurna dan selalu jadi nomor satu di sekolah. Kamu mau kalah sama anak beasiswa?!"

"M-maaf Pa, hiks,"

"Pokoknya Papa gak mau tau, kamu harus deketin anak itu dan manfaatin dia!"

Flashback end

"Hai, Jeongin. Maaf ya kalo kamu nunggu lama,"kata Felix yang tiba-tiba datang lalu duduk di depan Jeongin.

"Eh, gakpapa, Lix. Hyunjinnya mana?"tanya Jeongin.

"Hyunjin katanya ada urusan bentar, kalo udah selesai ke sini kok,"kata Felix.

"Oke,"kata Jeongin.

Lalu keadaan tiba-tiba canggung. Felix mengusap tengkuknya yang tidak gatal.

"Eum, kamu materi mana yang gak paham?"tanya Felix membuka obrolan.

"Oh iya, ini materi ini gue gak paham banget,"kata Jeongin membuka buku dan menunjukkan bab yang Ia tidak paham.

"Oh oke, aku jelasin dari dasarnya dulu ya. Jadi..........."

Tbc.

Story That Won't End [Hyunlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang