30

4.2K 664 102
                                    

Karena aku seneng part kemaren 100+ vote dan 70 comment, jadi aku update:)
Selamat membaca!

***

Felix tidak fokus bekerja sedari tadi, beberapa kali Somi menegurnya karena Felix yang terus melamun.

"Lix, kamu ada masalah?"tanya Somi.

"A-ah, enggak kok, Som. Gak ada,"kata Felix.

"Yakin? Kamu gak fokus terus dari tadi. Kamu pasti lagi ada masalah,"

"Enggak kok, cuman lagi banyak pikiran aja,"kata Felix.

Somi mengusap pundak Felix lembut. "Kalo ada apa-apa jangan sungkan cerita sama aku ya, aku pasti dengerin kok,"kata Somi sambil tersenyum lembut.

Felix mengangguk. "Makasih ya, Som, udah khawatirin aku,"kata Felix.

"Felix, Pak Kim menyuruhmu membawakan kopi,"kata seorang karyawan baru.

"Ah oke, makasih ya udah ngasih tau,"kata Felix.

"Kesel aku sama tuh Pak tua, ada dendam apa sih kamu, perasaan apa-apa kamu mulu yang disuruh,"kata Somi.

Felix hanya membalasnya dengan senyuman. "Gakpapa,"

Felix lalu pergi ke dapur dan mengambil kopi yang ternyata sudah dibuatkan. Felix lalu berjalan memasuki ruangan Pak Kim.

Felix lalu berjalan mendekat.

"Ini pak kopiny—AH!"

BRAKK!

Felix terpleset dan jatuh. Felix meringis ketika melihat lantainya licin.

"LEE FELIX!"teriak Pak Kim marah.

Felix dengan segera berdiri dan melebarkan matanya. Kopi yang Ia bawa tertumpah ke berkas-berkas yang ada di meja Pak Kim.

"M-maaf Pak,"lirih Felix.

Felix menunduk ketika melihat wajah Pak Kim yang memerah, jelas bahwa Ia sangat-sangat marah.

"INI BERKAS PENTING ASAL KAU TAU!"bentak Pak Kim.

"M-maaf—"

"MEMANGNYA DENGAN MAAF KAU BISA MEMBUAT BERKAS-BERKAS INI JADI SEMULA?!"

Felix meremas celananya.

"MULAI SEKARANG KAU DIPECAT! CEPAT PERGI DARI SINI DAN JANGAN PERNAH MENAMPAKKAN WAJAHMU LAGI!"

Felix perlahan berjalan mundur dan keluar dari ruangan itu.

Matanya mulai berkaca-kaca. Ketika Felix membuka pintu, tampak Somi yang panik dan khawatir.

"Felix, kamu gak pap—"

"SOMI! KEMBALI KE TEMPAT ATAU KAU KUPECAT SAMA SEPERTINYA!"teriak Pak Kim.

"Kembalilah, nanti kamu dipecat,"bisik Felix.

Meski enggan akhirnya Somi mundur dan kembali ke kasir. Namun mata Somi tak berhenti menatap Felix khawatir.

Setelah itu Felix berganti baju dan mengambil tas sekolahnya. Lalu Ia pergi dari cafe.

Sekarang apa yang harus Ia lakukan? Ia sudah dipecat dari pekerjaan. Sedangkan uang sewa rumah belum dibayarnya karena harus membayar keperluan sekolah.

Uang simpanannya mulai menipis karena ada banyak keperluan dadakan yang tak terduga.

Felix melangkahkan kakinya menyusuri trotoran, berniat untuk kembali ke rumah sekadar menenangkan pikiran sebelum kembali mencari pekerjaan.

Namun lagi-lagi Ia terkejut melihat ada banyak orang di rumah sewaannya itu.

Selain itu barang-barangnya juga berada di luar. Felix dengan cepat berlari menuju rumahnya.

"B-bu Jeon?"kata Felix.

Bu Jeon yang merupakan pemilik rumah sewaan Felix itu menoleh.

"I-ini ada apa? Kenapa barang-barangku di luar?"kata Felix.

Bu Jeon menatap Felix tajam. "Kau kudepak dari rumah ini,"kata Bu Jeon.

"T-tapi Bu—"

"Tidak ada tapi-tapian! Sudah cukup selama ini aku baik pada anak miskin sepertimu! Dan kau juga belum membayar sewa bulan ini!"kata Bu Jeon.

"A-aku janji akan membayarnya, Bu,"

"Cih! Aku tidak terima lagi. Lagipula ada orang baru yang ingin menyewa tempat ini. Dan mereka bahkan menawar lebih untuk tempat ini!"kata Bu Jeon.

"Hai, Felix,"

Felix menoleh dan melihat Joela yang tersenyum miring.

"K-kak Joela?"

"Dia yang sudah menawarkan lebih untuk rumah ini,"kata Bu Jeon.

"T-tolong, jangan ambil tempat ini. Aku mohon,"mohon Felix pada Joela.

Sedang Joela tersenyum licik.

"Aku sudah tidak ada urusan lagi. Felix, lebih baik kau ambil barang-barangmu dan segera pergi dari sini,"kata Bu Jeon. Lalu Bu Jeon berlalu dari sana.

Sekarang di sana hanya ada Felix dan Joela.

"Tolong, aku mohon, jangan ambil tempat ini. Aku gak punya rumah lagi,"mohon Felix lagi.

Air mata Felix sudah kembali menggenang.

Joela tertawa penuh kemenangan. "Emangnya gue peduli?"kata Joela.

"Well, sebenarnya gue gak niat sih beli rumah beginian. Kumuh, kecil, gak level banget. Tapi pas gue tau kalo lo tinggal di sini, gue mutusin buat beli,"kata Joela.

"Tapi kenapa?"

"Karena gue benci lo, Lee Felix!"kata Joela sambil mendorong Felix hingga terjatuh.

"Gue benci lo yang udah rebut Hyunjin dari gue!"

"Dan gue mau hidup lo sengsara! Lo itu gak pantes hidup, lo mending mati aja!"kata Joela lalu menendang tas milik Felix yang berisikan baju-bajunya.

"Lo udah jalang, miskin, gak punya orang tua lagi!"

"JANGAN BAWA-BAWA ORANG TUAKU!"

Plakk!

Joela menampar Felix dengan emosi.

"Semoga hidup lo semakin hancur setelah ini,"

Lalu Joela meninggalkan Felix yang terisak.

Semuanya benar-benar hancur sekarang. Ia tidak tahu apa yang harus Ia lakukan.

Tbc.

Story That Won't End [Hyunlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang