"Panggilan kepada Lee Felix XI IPA 2 untuk segera menuju lapangan utama sekolah. Sekali lagi, panggilan kepada Lee Felix XI IPA 2 untuk segera menuju lapangan utama sekolah."terdengar suara menggema di seluruh sekolah.
Felix yang sedang membaca buku dipojokkan perpustakaan sekolah pun mengernyit. Ia membuka kacamata bulatnya lalu mengangkat kepalanya.
Ia tidak salah dengar kan?
Akhirnya setelah berdebat di batin, Ia pun memutuskan untuk pergi saja. Ia menyimpan buku kembali di salah satu rak dan melangkahkan kakinya menuju lapangan utama.
Felix semakin bingung melihat siswa siswi SMA Garuda di sana memenuhi lapangan. Mungkin 3/4 dari seluruh murid yang ada.
Felix mengedarkan pandangannya, bahkan ada Seungmin dan Jisung di pinggir lapangan yang juga menampakkan wajah bingung.
Jadi Seungmin dan Jisung yang sedang di kantin tadi segera menuju lapangan ketika mendengar pengumuman.
Jaga-jaga kalau Felix dibully lagi.
"Orangnya udah dateng!"teriak salah satu laki-laki populer di sekolah yang sangat Felix kenali, Lee Minho.
"Semua bikin jalan!"instruksi Minho membuat siswa-siswi membelah dan memberi jalan untuk Felix memandang langsung ke pusat lapangan.
Dan Felix melihat di sana, Hyunjin berdiri dengan sebuket bunga dan microphone serta senyuman yang menghiasi wajahnya.
"Lee Felix, kemari,"kata Hyunjin.
Felix pun otomatis melangkahkan kaki mendekati Hyunjin. Felix mengedarkan pandangannya di mana seluruh murid mengelilingi mereka membentuk lingkaran.
Felix juga bisa melihat teman Hyunjin lainnya, Changbin berdiri di depan kerumunan.
"Ini kenapa?"tanya Felix pelan sambil menatap Hyunjin.
Hyunjin melemparkan senyuman lembut. "Aku mau ngomong sesuatu sama kamu,"
Felix terbingung, sejak kapan Hyunjin menggunakan aku-kamu kepadanya?
"Kamu mau ngomong apa?"tanya Felix.
Hyunjin menarik nafas panjang. "Mungkin ini kedengeran tiba-tiba, tapi aku mau jujur sama kamu,"kata Hyunjin lalu menjeda. "Aku sayang kamu,"
Semua siswa siswi sontak menyoraki Hyunjin dan Felix. Perkataan Hyunjin tentu saja membuat Felix sangat sangat terkejut.
"S-sayang?"cicit Felix.
"Aku sayang sama kamu udah lama, tapi kamu mungkin gak kenal aku, kebetulan karena kejadian kemaren kita bisa kenal. Dan aku gak mau buang banyak waktu,"kata Hyunjin.
Felix masih menatap Hyunjin tidak percaya. Jadi selama ini perasaannya itu terbalaskan? Ia pikir tidak akan pernah mungkin untuk bisa bersama Hyunjin, tapi sekarang....
Hyunjin mulai berlutut dengan satu kakinya dan mengangkat buket bunga yang sedari tadi berada di tangannya.
"Felix, kamu masih ingat permintaan waktu itu? Sekarang aku mau meminta,"kata Hyunjin.
"Aku mau kamu jadi pacar aku. Boleh?"tanya Hyunjin.
"T-tapi.."Felix tergagap masih tidak percaya.
"Aku gak suka penolakan,"kata Hyunjin lalu tersenyum manis membuat siapa saja pasti akan bertekuk lutut padanya. Begitu juga Felix.
Akhirnya setelah memantapkan diri, Felix mengangguk. "Iya, aku mau,"kata Felix sambil mengambil buket bunga dari Hyunjin.
Hyunjin langsung berdiri dan memeluk tubuh mungil Felix dan menenggelamkannya pada tubuh besarnya.
"I love you..."bisik Hyunjin.
Sedang Jeongin menatap lapangan utama dari lantai atas. Senyumnya terbit melihat kejadian itu.
"You got him,"gumam Jeongin.
***
"Kelompok 4 Nancy, Renjun, dan Naeun. Kelompok 5 Nara, Chenle, dan Yooa. Kelompok 6 Jisung, Seungmin, dan Felix. Kelompok 7—"
"Pak saya keberatan!"celetuk Nara tiba-tiba.
Pak Chanyeol pun menoleh ke arah Nara. "Kenapa Nara?"
"Saya gak mau di kelompok 5! Saya mau masuk kelompok 6!"kata Nara.
"Kelompoknya sudah saya pilih baik-baik, kamu tidak boleh membantah,"kata Pak Chanyeol.
"Mana bisa Pak! Masa si anak miskin digabung sama Jisung Seungmin, gak level!"kata Nara yang langsung disetujui teman kelas mereka.
Pak Chanyeol menggeleng pelan. "Saya pilih Felix dengan mereka karena mereka anak baru. Masih banyak materi yang tertinggal dan Felix pasti bisa membantu sebagai murid terpintar,"jelas Pak Chanyeol.
"Tetap aja dong Pak. Gak cocok! Cocok saya ke mana-mana, saya kaya, gak miskin kayak dia,"kata Nara.
Felix memainkan jarinya di bawah meja. Menghela nafas maklum, bahkan Ia tidak apa kalau di suruh kerja sendiri. Karena biasanya memang seperti itu.
"Kamu pilih tetap kelompok seperti ini atau mandiri?"ancam Pak Chanyeol.
Nara menggerutu kelas, tentu saja mana mau dia kerja sendiri. Akhirnya Ia pun mengalah dan membiarkan.
Nara menatap tajam ke arah Felix ketika tanpa sengaja mereka bertatapan.
"Awas aja lo!"kata Nara tanpa suara ke arah Felix.
Akhirnya selalu seperti itu, Ia juga yang disalahkan oleh perbuatan orang lain.
Tbc.
Hyunlix jadian gais! Tapi kira-kira maksud Jeongin apa ya?
Next? Vote 50 comment 25
KAMU SEDANG MEMBACA
Story That Won't End [Hyunlix]
Fanfiction[COMPLETED] "Terus gue peduli?" "Lo gak pantes sama gue," "Maaf..." -Hyunjin "Aku lelah," "Kapan aku akan bahagia?" "I'm done..." -Felix *** Start: 14 Mei 2020 End: 21 Oktober 2020