20

4.1K 624 56
                                    

Di part kemaren banyak yang nanyain kira-kira book ini happy ending atau sad ending.

Gak tau sih ges🤣 tergantung mood aja. Tapi sebenarnya aku pecinta happy ending kok. Gak tau kalau ntar berubah pikiran:)

Selamat membaca

***

Felix sudah duduk di ruang keluarga bersama Nayeon disampingnya yang tidak berhenti berbicara.

Sedangkan Hyunjin sudah naik ke kamarnya karena diusir Nayeon. Nayeon berkata bahwa Hyunjin akan mengganggu perbincangan antara calon mertua dan menantu.

"Jadi coba ceritain tentang Felix,"kata Nayeon.

Felix memainkan ujung bajunya, ragu jika menceritakan tentang kehidupannya kepada Nayeon.

Ia takut kalau Nayeon tidak bisa menerimanya.

"A-aku takut buat cerita,"kata Felix sambil menunduk.

Nayeon menggenggam tangan Felix. "Ngapain takut? Mama gak akan gigit kok,"kata Nayeon.

Felix terdiam sesaat, menarik nafas mencoba buat santai.

"Aku kecil tinggal di panti asuhan, Mama Papa pergi ninggalin aku di panti-"lalu tenggorokan Felix terasa tercekat. Rasanya tidak sanggup untuk bercerita lebih jauh.

Nayeon yang paham pun mengusap pundak Felix lembut. "Kalo gak sanggup cerita gakpapa kok,"kata Nayeon sambil tersenyum tulus.

Felix yang melihat itu pun seketika hatinya menghangat. Ia kira Nayeon akan melemparkan pandangan jijik kepadanya.

"Mama gak malu anak mama pacaran sama anak yatim piatu kayak aku?"tanya Felix.

Nayeon tetap mempertahankan senyumannya. "Ngapain malu? Dari sisi mananya emang Mama harus malu?"kata Nayeon.

Felix lalu menarik nafas, baiklah, Ia akan menceritakannya pada Nayeon.

"Pas naik SMP aku ketemu sama keluarga yang baik banget, mereka mau ngebantu aku buat masuk SMP. Mereka juga sering berkunjung ke panti asuhan buat jenguk aku.

Dan pas lulus SMP aku berpikir kalau aku gak mungkin terus-terusan bergantung ke keluarga orang lain. Jadi pas lulus SMP aku nyari kerja dan dapat di cafe sekarang aku kerja. Aku nunda sekolah setahun dan ngumpulin biaya.

Setelah dapat cukup biaya, aku keluar dari panti dan nyari kontrakan murah yang sampai sekarang aku tempatin. Terus aku masuk SMA Garuda lewat beasiswa karena nilai dan prestasi di SMP,"kata Felix lalu mengakhiri ceritanya.

Nayeon merasa terharu mendengar cerita Felix, seorang anak yang masih sangat muda sudah menghadapi kerasnya kehidupan.

Air mata sudah menggenang di mata Felix bersiap keluar.

Nayeon lalu memeluk Felix. "Kamu masih terlalu muda buat ngehadapin semua ini,"kata Nayeon lalu mengelus rambut Felix lembut.

Tangis Felix seketika pecah, Ia tidak pernah merasakan pelukan penuh kasih sayang seperti ini sejak kecil.

"Pokoknya kamu jangan pernah segan buat minta tolong ke Mama atau Hyunjin kalau kesusahan ya? Kita pasti akan bantu kok,"kata Nayeon.

Felix menggeleng pelan di sela isakannya. "Gak Ma hiks, Felix gak mau repotin kalian,"kata Felix.

Nayeon melepas pelukannya dan menangkup wajah Felix. "Kita gak kerepotan kok, Mama ikhlas mau bantu kamu. Pokoknya Mama akan kasih semua kasih sayang yang gak kamu dapetin sebelumnya,"kata Nayeon lalu menghapus jejak air mata di pipi Felix.

"Hiks, makasih Ma,"kata Felix pelan.

"Eh, ini kok pada nangis?"tanya Hyunjin yang baru saja datang.

"Mama apain pacar Hyunjin sampai nangis?"kata Hyunjin sambil menatap curiga pada Mamanya.

Nayeon melempar bantal ke arah Hyunjin. "Berisik banget kamu, mending ambil air putih sana buat Felix, kasian nih,"kata Nayeon.

Hyunjin lalu menatap malas ke arah Nayeon, namun tetap pergi ke dapur mengambil air putih untuk Felix.

"Maaf ya, Ma. Felix jadi nangis gini,"kata Felix lalu menghapus air matanya.

"Gakpapa. Pokoknya kalau kamu ada waktu kosong sering-sering ya ke rumah Hyunjin,"kata Nayeon dibalas anggukkan oleh Felix.

***

Felix, Hyunjin, dan Nayeon sudah duduk di meja makan untuk makan malam. Ya, selama itu Felix di rumah Hyunjin.

Posisi mereka dengan Felix duduk di sebelah Hyunjin, dan dihadapan Felix ada Nayeon, dan di sebelah Nayeon ada kursi kosong yang belum ditempati orang.

Tak lama datang seorang pria yang mirip dengan Hyunjin dan duduk di sebelah Nayeon.

Pria itu menatap ke arah Felix tajam membuat Felix seketika menunduk.

Hyunjin yang menyadari hal itu lalu mengangkat dagu Felix dan berbisik.

"Gak usah takut, dia Papa aku,"bisik Hyunjin.

"Nah Papa udah dateng. Felix, kenalin ini Papa Hyunjin, Papa Jinyoung. Dan Pa, dia Felix, pacar Hyunjin,"kata Nayeon bergantian pada Felix dan Jinyoung.

Jinyoung menatap Felix mengintimidasi. "Kenapa pacaran sama Hyunjin?"tanya Jinyoung datar.

Felix seketika mengerjapkan matanya, bingung mau menjawab apa.

"Gak usah nanya hal gak penting,"sahut Hyunjin dingin.

Felix menoleh ke arah Hyunjin, menatapnya bingung. Kenapa Hyunjin seperti itu pada Ayahnya sendiri?

"Siapa tau ngincar uang aja,"kata Jinyoung cuek, namun tanpa sadar membuat hati Felix seketika nyeri.

Nayeon menatap ke arah Felix yang sudah memasang pandangan sedih.

"Gak kok, Pa. Felix anak baik, Mama udah dengar cerita dia,"kata Nayeon. "Terus Felix ini peringkat 1 di sekolah Hyunjin loh Pa, dia pinter banget,"

Jinyoung hanya mengangguk singkat. "Bagus lah Hyunjin gak pacaran dengan orang sembarangan. Paling gak harus yang selevel sama Jeongin,"

Dari situ Felix tahu, kalau Jinyoung tidak akan bisa menerimanya.

Tbc.

Next part terjadi perubahan dan awal konflik dimulai:)

Story That Won't End [Hyunlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang