Kisah yang Sulit Dimengerti Part I

BAB 12

  Minggu keempat. Rasa bosan Aryo sudah tidak terbendung lagi. Yang ada di pikirannya hanya menghabiskan waktu berdua saja dengan Ayu. Kini dia sudah benar-benar malas melakukan sesuatu ditambah senapannya tidak ada pelurunya sama sekali. Untuk menghabiskan waktunya kini dia lebih sering baca kamus bahasa Jawa kuno dan buku sejarah seharian.

  Bagi wanita yang melihat pasangannya seperti ini pasti ingin mengomeli karena kemalasannya, tapi berbeda dengan Ayu. Dia sangat memaklumi calon suaminya mengingat keadaannya dan kondisi peralatannya. Selama calon suaminya tidak terjadi apa-apa sudah cukup bagi Ayu.

 Bahan makanan sudah sangat susah ditemukan. Butuh hampir seharian untuk menemukannya. Seperti biasa, ketidaksabaran Aryo membuat emosinya memuncak. Namun karena terus dirayu oleh Ayu untuk tetap bersabar dia bisa menahannya. Di minggu-minggu ini juga Ayu sering kembali lebih malam karena kesulitan mencari bahan makanan. Aryo yang sudah terbiasa dengan kesunyian hutan tidak terlalu takut lagi seperti dahulu, bahkan kini dia mulai bisa berinteraksi dengan penghuni hutan. Memang dia tidak bisa berbicara bahasa hewan tapi setidaknya bisa mengusir kebosanannya.

  Malam hari mulai menyelimuti dan kesunyian hutan semakin terasa. Aryo memutuskan untuk tidur sejenak menunggu pujaan hatinya kembali. Sekitar jam 7 malam Ayu baru kembali, membuat Aryo sedikit kesal. Sayangnya, ketika memasak makanan pun butuh waktu yang lama.

  "Ayolah Kinasih, kapan makanannya akan matang??" tanya Aryo setengah kesal

  "Iya sabar ya Mas, Sebentar lagi juga selesai kok, hehehe..." jawab Ayu meyakinkan

  Setelah menghabiskan minggu terakhir yang sangat membosankan, akhirnya mereka lulus ujian kedua dan akhirnya memutuskan untuk pulang. Seperti bulan kemarin, Aryo langsung tidur ketika sampai di rumah dan membuat Ayu lagi yang membereskan semuanya.

  "Tinggal satu ujian lagi Mas, sabar ya..." kata Ayu dalam benaknya