BAB 47

5 0 0
                                    

  Setelah 1 tahun, rumah tangga mereka belum juga dikaruniai anak. Ayu sangat menginginkan kehadiran seorang anak, meski itu anak angkat sekalipun. Kesedihan segara melanda Ayu yang berusaha ditenangkan oleh suaminya. Di tengah kesedihan, tiba-tiba ada kesatria yang datang meminta tolong kepada mereka.

  "M-maaf, sebelumnya perkenalkan namaku Yudhistira dan aku bermaksud datang ke sini untuk meminta bantuan kepada kalian..." kata Yudhistira

  "Tunggu... Yudhistira!? bukankah kau salah satu dari Pandawa!?" tanya Aryo

  "Benar Tuan, hanya saya yang selamat, semua saudara saya tidak kembali dari Gunung Lawu. Sebelumnya kami berjalan dari Dieng menuju Lawu. Di Dieng kami hampir kedinginan dan berhasil selamat, tetapi ketika di Lawu semua saudara saya membeku..." jawabnya

  "Baiklah, kalau memang benar aku akan membantumu. Ekspedisi Lawu dimulai!!" balas Aryo

  Mendengar itu Yudhistira sangat lega. Kini dia bisa melihat saudaranya lagi. Dia tidak menerima tawaran Dewa yang mengangkat dirinya ke Surga tanpa saudara-saudaranya di sisinya. Aryo segera mengumpulkan Ayu dan keenam pelayannya untuk menuju Lawu. Dia sangat tahu kalau Puncak Lawu sangat dingin sehingga dia membagi pakaian musim dingin yang dia beli untuk koleksi. Setelah semuanya siap akhirnya mereka berangkat yang dipandu oleh Yudhistira.

 Ketika sampai di Puncak Lawu, mereka disambut oleh badai salju yang sangat dingin. Semuanya menggigil kecuali Ayu yang memang seorang Dewi. Sementara itu, kelima pelayan Aryo dan Yudhistira tertinggal sehingga hanya Aryo dan istrinya yang ada di depan. Setelah mencari hampir 3 jam Aryo mulai frustrasi karena tidak menemukan keempat Pandawa hingga Ayu memberitahu kalau dia melihat ada bongkahan es besar dari kejauhan.

  "Tunggu sebentar Kinasih, apa itu??... Tidak Mungkin!!" kata Aryo

  Aryo segera menarik tangan Ayu dan menghampiri bongkahan es besar. Betapa terkejutnya dia melihat Bima yang sudah menjadi es sedangkan ketiga saudaranya hampir tertimbun salju. Segera Aryo kembali untuk memberitahu mereka dan menemukan mereka sudah dekat dari lokasi kejadian, tanpa pikir panjang dia segera menunjuk ke lokasi kejadian. Sementara itu, Ayu merasakan sesuatu yang tidak beres. Dia berpikir kalau keempat Pandawa membeku karena diperintahkan oleh Dewa untuk melintasi Lawu demi mencapai keabadian dan suaminya akan menjadi salah satunya.

  Setelah sampai Aryo segera memerintahkan Pak Tjipto dan Ken Angrok untuk membawa Bima, Yatno membawa Arjuna, Joko membawa Nakula, Suryo membawa Sadewa, dan Ayu membawa Drupadi sementara dirinya membawa Yudhistira yang sudah tidak sadarkan diri. Dengan susah payah akhirnya mereka berhasil membawa semuanya turun ke kaki Gunung Lawu. Di sana mereka segera menghangatkan keenamnya, tetapi nahas, keenamnya sudah meninggal karena kedinginan. Rupanya, Aryo juga mengalami kedinginan yang sama dan jatuh ke paha istrinya.

  Mereka semua berusaha menyelamatkan Aryo yang mulai kehilangan kesadaran. Hipotermia yang ganas membuat tubuh Aryo menggigil tidak karuan, padahal suhu di kaki Gunung sangat panas. Ayu tidak berhenti meneriakkan nama suaminya hingga secara inisiatif dia mencium bibir suaminya. Ciuman itu berhasil membuat Aryo menghangat dan sadar. Kemudian Aryo menceritakan bahwa dirinya sedang diajak oleh Pandawa berkat jasa mereka dan ketulusan Aryo, tetapi dia segera sadar karena Dewa mengatakan bahwa yang mengajak Aryo adalah iblis. Meski berbeda keyakinan, Aryo mempercayai perkataannya dan mundur hingga akhirnya dia tersadar.

  Karena Ekspedisi Lawu gagal, mereka segera menguburkan jasad keenamnya di kaki Gunung Lawu yang tersembunyi. Dengan perasaan sedih mereka meninggalkan kuburan dan pulang. Di tengah perjalanan Suryo tidak berhenti menangis meratapi nasib mereka, begitu juga dengan Yatno semetara Pak Tjipto dan Ken Angrok hanya termenung. Hanya Ayu, Aryo, dan Joko yang tidak berekspresi.

 Setelah sampai di Desa Luwuh, Aryo segera memberikan hadiah kepada mereka atas jasa mereka selama ini. Suasana sedih berubah menjadi riang gembira. Mereka sangat senang akhirnya kini mereka dapat pakaian yang tidak membuat mereka bingung. Dengan antusias mereka mencoba pakaian tersebut dan berterima-kasih ke Tuan mereka. Setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing.

  "Sayang sekali ya Para Pandawa dan Istrinya tidak selamat..." gumam Aryo

 "Para Dewa memang sudah memilih mereka Mas dan kemarin aku sangat takut kalau kamu akan berakhir seperti mereka..." kata Ayu

  "Hmm... Ya sudah Kinasih, jangan dipikirkan lagi, ayo kita pulang" balas Aryo

Kisah yang Sulit Dimengerti Part ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang