BAB 57

23 2 0
                                    

  Tahun baru 1483 datang dengan kemarau panjang di awal tahun. Kekeringan itu membuat banyak ternak dan padi-padi penduduk mati. Krisis air pun melanda mereka, menyebabkan mereka hanya mengandalkan sungai yang semakin hari semakin surut. Ayu tidak berdaya melawan siklus alam sehingga dia pasrah karena tidak bisa berbuat apa-apa. Persediaan lauk keluarga Aryo semakin menipis yang disebabkan mereka sering membaginya ke penduduk. Untungnya mereka masih memiliki beras, dan ikan yang banyak jadi mereka setidaknya masih bisa makan.

  Siang hari yang panas sangat membakar tubuh Aryo dan Ayu. Mereka sedang berjalan ke laut untuk mencari rumput laut dan ikan. Sepanjang perjalanan Ayu terus berkeringan hingga membasahi kainnya sementara Aryo sama sekali tidak terpengaruh (dia sudah biasa dengan keadaan ini). sesampainya di pantai, Ayu merasa sangat gerah membuat dia mengikat rambutnya menjadi ponytail. Aryo yang melihat istrinya bernafsu besar karena dia melihat ketiak istrinya yang bersih berkeringat. Tanpa basa-basi dia pun menjilatnya dengan ganas. Keganasan suaminya membuat dirinya terus menerus menggoda Aryo.

  "Ahh...Ahh... Mas...Kamu sudah tidak sabar yaa?? hehehe" goda Ayu

  Keringat yang manis dan bau harum ketiak istrinya menjadi mangsa Aryo. Dia jilat dan sedot kesukaannya itu hingga kulit bekas sedotannya memerah. Ternyata Aryo masih belum puas, langsung saja dia menyerang yang kiri. Dia melakukan hal tersebut hingga 6 menit. Setelah itu, Aryo dan Ayu menuju ke laut (Aryo masih menggunakan pakaiannya dan Ayu memandunya) untuk mencari rumput laut. Saat sampai di tumpukan batu, Aryo segera memetik semuanya yang kebetulan sangat banyak sementara Ayu dengan busur saktinya menembak ikan. 2 jam mereka berburu akhirnya mereka berhasil mendapatkan rumput laut dan ikan yang cukup untuk waktu seminggu.

  Hari-hari berikutnya mereka melakukan hal yang sama termasuk Aryo yang menjilat ketiak istrinya. Hari ini Aryo melihat ada perubahan yang sangat besar pada anaknya. Dia melihat anaknya menjadi kurus kering terbaring di kasurnya. Karena khawatir dia pun memberikan air dan mencari tabib. Kemudian Tabib mengatakan kalau anaknya tidak apa-apa, hanya kelaparan. Aryo dan Ayu merasa sangat lega dan memberikan uang yang cukup ke tabib.

  3 hari sekali mereka menyuapi Retno bergantian hingga akhirnya Retno sembuh setelah 1 minggu. Kini tubuhnya sudah kembali seperti semula, berisi.

  Kekeringan hebat yang melanda seluruh kerajaannya membuat Majapahit memutuskan untuk menolong rakyatnya. Banyak utusan yang dikirim ke seluruh penjuru Kerajaan termasuk ke Desa Luwuh. Sayangnya, bantuan untuk Desa Luwuh tidak mencukupi karena Desa Luwuh dianggap sudah sebagai kota kecil jadi tidak memerlukan bantuan yang besar. Setelah utusan itu pergi, Penguasa Lokal segera menyuruh pelayannya untuk menaruh semuanya di lumbung desa.

  Tidak sampai seminggu bantuan itu habis. Kini rakyat kembali sengsara dan menderita. Keberuntungan berada di pihak mereka, sekitar pertengahan musim kemarau mereka melihat banyak kapal asing yang datang ke desa mereka. Kapal ini hampir sama dengan kapal-kapal Arab tapi bedanya dengan lambang Bulan dan Bintang. Ketika sampai mereka pun tetap tidak dimengerti oleh penduduk karena bahasa mereka yang asing. Setelah ada seorang Arab bernama Riyadh menerjemahkan perkataan orang-orang asing itu, baru lah penduduk tau kalau kapal-kapal ini dari Turki dan mereka datang untuk membantu Majapahit. Mereka datang dari Turki berdasarkan perimntaan salah satu rakyat dari Turki yang kebetulan ada di situ. Selain itu, ternyata penduduk Desa Luwuh terutama Aryo sangat ramah kepada pedagang Turki jadi ketenaran Desa Luwuh menjamur di Turki.

  Di Turki, kebetulan Majapahit sudah lama menjalin hubungan dengan Turki namun Majapahit lupa meminta bantuan ke Turki. Atas saran dari salah satu penasihat, Sultan dengan senang hati membantu Majapahit. Hubungan yang sangat harmonis dan toleransi yang kuat menjadi alasan Sultan tidak segan-segan mengirim bantuan yang sangat banyak.

Kisah yang Sulit Dimengerti Part ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang