BAB 32

10 0 0
                                    

  Sudah 5 minggu Aryo mengalami masa penyembuhan. Kini dirinya sudah lebih tenang. Ayu sangat bersyukur sekarang suaminya sudah bisa mengendalikan dirinya. Tidak henti-hentinya dia memeluk suaminya untuk bersyukur. Aryo pun akhirnya merasakan kehangatan lagi. Ini membuat Aryo merasa sangat nyaman sekaligus sedih. Bgaimana bisa dirinya tidak mampu menahan dirinya sendiri untuk mengganggunya??.

  Karena sudah normal, dirinya mulai berani keluar rumah. Untuk jaga-jaga Ayu mengikuti suaminya agar suaminya tidak mengamuk. Baru saja dia keluar dari rumahnya dia melihat seorang bapak-bapak yang gemuk sedang kelelahan.

  "Kinasih, tolong ambilkan segelas air yang banyak ya!!" pinta Aryo

  "Baik Mas!!, laksanakan!!, hehehe" balas Ayu

  Tidak lama Ayu membawa segelas air dari dalam rumah. Airnya sangat jernih dan kabarnya sangat menyegarkan di badan. Segera dia berikan ke suaminya.

  "Ini Mas airnya" kata Ayu

  "Oh, terima kasih ya Kinasih" kata Aryo

  "Bapak pasti haus, ini pak air murni. Sehat kok pak" lanjut Aryo

  "Aduh, terima kasih ya nak, bapak pikir kisanak adalah anak yang jahat, sekali lagi maaf dan terima kasih ya nak..." balas bapak itu

  "Tidak apa-apa pak, yang penting tidak ada lagi kesalah-pahaman, hehehe" timpal Aryo

 "Senang rasanya melihat suamiku kini sudah benar-benar pulih dan melakukan kebaikan seperti biasanya..." kata Ayu dalam benaknya

  "Kalau sudah aman, aku akan memberikan hadiah Mas!!" lanjutnya

  Setelah bapak-bapak itu pergi, Ayu melihat keadaan sekitar. Dirasa sudah sangat aman dia pun langsung menarik tangan Aryo ke dalam rumah. Di rumah dia langsung tutup pintu rumah dan Aryo dia sandarkan di pintu. Dia pun menurunkan sedikit kain yang menutup payudaranya sehingga terlihatlah sebagian belahannya yang sangat indah. Tanpa basa-basi dia langsung menghajar mulut Aryo. Lidahnya dengan ganas dimainkan di mulut Aryo. Aryo hanya bisa pasrah dan gemetar, maklum dirinya baru sembuh tetapi langsung disambut oleh keganasan istrinya. Setelah puas dia pun menatap mata Aryo dengan tatapan yang sangat Aryo takutkan.

  "Mas, ayo Mas!!, aku tidak tahan lagi!!!..." kata Ayu

  "T-tapi Kinasih, ini masih siang hari..." balas Aryo

  "Aku tidak peduli Mas!!, pokoknya sekarang!!" tegas Ayu

  "Awas saja kalau ada yang mengganggu kita!!..." lanjut Ayu

 Untung saja siang itu keadaan tidak terlalu ramai sehingga mereka bisa melakukannya sepanjang siang. Perlahan Aryo mulai menunjukan tanda-tanda kelelahan setelah 1 jam melayani. Ayu langsung menghentikannya ketika melihat suaminya hampir pingsan. Setelah selesai mereka memutuskan untuk melakukan mandi di sungai lebih awal dari biasanya.

  Aryo yang sudah kepanasan segera berlari dan menceburkan diri ke sungai sedangkan Ayu masuk ke air dengan menawan. Spot mereka tidak seperti biasanya, tidak terlalu dalam tetapi untuk Aryo dia hanya mampu menunjukkan atas kepala sampai hidungnya, sisanya di air. Ini membuat Aryo agak kesal tetapi setelah diberitahu oleh istrinya dia pun memakluminya. Mulai sekarang istrinya akan selalu memandikan suaminya agar suaminya tidak lagi tenggelam seperti dulu.

  Mengingat pernyataan dirinya waktu itu itu, Aryo memutuskan untuk sedikit ke tepian bersama istrinya. Di sana mereka duduk-duduk di batu besar.

  "Oh iya Kinasih, selama aku kerasukan diriku sering berkata kalau dirimu adalah Dewi, apakah itu benar Kinasih??" tanya Aryo

  "E-eh iya Mas!!... maaf ya aku sudah merahasiakannya sejak lama..." jawab Ayu

Kisah yang Sulit Dimengerti Part ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang