BAB 52

6 2 0
                                    

  Agustus 1482, kira-kira saat itu menurut Aryo (dirinya tidak bisa berhitung dengan benar), terdengar kabar kalau ada orang putih yang berani menyerang Majapahit setelah ditolak mentah-mentah untuk berdagang di sini. Aryo yang mendengarnya sangat yakin kalau yang datang adalah orang-orang Iberia (Paling-paling Portugis, pikirnya) mengingat tahunnya tidak begitu jauh (sekali lagi, dia payah perhitungan jadi tidak bisa mengira kapan dia hidup sekarang).

  Hari ini seperti biasa, Keluarga Aryo berjalan-jalan ke Pantai desa untuk sekadar melihat keramaian pelabuhan. Deru ombak yang menenangkan membuat suasana mereka sangat syahdu hingga terbawa suasana. Tetapi, ketenangan mereka segera terusik lantaran banyak kapal China, Arab, India, dan beberapa kapal Eropa tiba-tiba mengkaramkan kapal mereka sendiri ke pantai kemudian lari ke dalam desa.

  "Ada apa ini??" tanya Aryo

  "Para Kulit Putih, mereka datang!!" jawab salah satu orang China

  "Mereka datang dengan armada yang besar!!" kata salah satu orang India

  "Kini mereka menuju ke sini!!" kata salah satu orang Arab

  "Mereka mungkin sama seperti diriku, tetapi mereka lebih ganas!!" kata salah satu orang Eropa yang berambut cokelat.

  Setelah itu, mereka terus berlari ke dalam desa meninggalkan Aryo yang masih penasaran apa yang mereka bicarakan. Dengan susah payah Aryo berusaha melihat kejauhan, tetapi segera disuruh oleh keluarganya untuk masuk ke desa. Mereka menyuruh Aryo untuk segera menyiapkan pasukan, mumpung mereka belum sampai. Merasakan sesuatu yang sangat aneh, Aryo segera menanggapi permintaan keluarganya. Di desa Aryo segera memerintahkan semua pasukan Desa Luwuh untuk bersiap-siap. Pasukan Wanita dan Pria dengan singkat sudah berada di posisi mereka sementara penduduk lainnya saling berkoordinasi untuk mengungsi. Mereka yang dari kapal tadi segera bergabung dengan pasukan Desa Luwuh dan menanti kedatangan pasukan yang dimaksud.

  Ketika sampai alangkah terkejutnya Aryo ketika pasukan itu datang. Tampilan mereka sangat jelas menunjukan kalau mereka adalah pasukan Eropa yang dikenalnya, tetapi dengan warna kuning dan merah. Dengan cepat dia menebak kalau mereka adalah Spanyol (dia melihat panji perang dan lambang mereka) yang ternyata ditugaskan untuk menaklukan Majapahit. Mereka berbondong memasuki desa beriringan dengan senapan mereka, membuat Aryo semakin tercengang.

  Setelah semua pasukan Spanyol berada di depan gerbang depan desa, pemimpin mereka yang bernama San Antonio maju ke depan dan bertanya siapa pemimpin pasukan ini. Aryo segera menjawabnya dan maju ke depan, yang kemudian ditertawakan oleh San Antonio. Dia tidak menyangka kalau pasukan hebat seperti itu akan dipimpin oleh seorang buruk rupa. Tetapi, karena tidak ingin meremehka musuhnya berlebihan, dia menyuruh Aryo untuk menyerah. Tentu saja Aryo merasa terhina dan menolak perintah tersebut karena bagaimanapun juga dia tidak akan menyerahkan Desa Luwuh begitu saja. San Antonio sangat murka dan segera memerintahkan pasukannya untuk menyerang.

  Serangan San Antonio kemudian dibalas oleh Aryo dengan tembakan meriam. Tembakan tersebut membuat banyak pasukan Spanyol terpental dan menimbulkan korban yang banyak. Saat pasukan Spanyol sudah dekat, Aryo memerintahkan pasukan pelontar api untuk maju. Para pasukan pelontar api dengan mudah membakar hampir seluruh pasukan Spanyol, membuat San Antonio dan pasukannya kocar-kacir tetapi segera dibetulkan lagi oleh San Antonio. Dengan pasukan penembaknya, San Antonio memerintahkan mereka untuk menembak pasukan pelontar api. Rata-rata peluru mereka sangat tidak akurat dan hanya mengenai beberapa saja hingga salah satu dari peluru mengenai tangki salah satu pembawa pelontar api.

  Peluru tersebut berhasil menembus tangki gas membuat gas dengan cepat keluar. Api yang masih menyala ditambah tangki minyak di sebelahnya menyebabkan pelontar api itu meledak dan membakar ketiga pasukan pelontar api. Ketiga personel itu kemudian lari dan berguling-guling untuk memadamkan api hingga akhirnya mereka tewas. Aryo yang melihat itu berlari ke arah sana dan menangisi mereka, terutama yang wanita. Wanita itu adalah wanita termuda di pasukan wanita dan yang paling tercantik apalagi wanita itu adalah wanita yang dulu sempat melakukan kesalahan. Kematiannya pasti akan membuat seluruh keluarganya menderita dan membuat Aryo sangat bersalah.

Kisah yang Sulit Dimengerti Part ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang