BAB 31

9 0 0
                                    

  Hari ini Aryo tampak aneh, kelakuannya tidak seperti biasanya. Kebetulan hari ini Aryo masih diberikan hari libur jadi hari ini tidak ada pelatihan. Sejak pagi dirinya hanya termenung dan bergumam sendiri, kadang-kadang tangannya suka gemetar dengan sendirinya. Ayu yang melihat kondisi suaminya tidak bisa berbuat lebih, selain menghiburnya.

  "Kenapa kau harus datang di saat yang seperti ini!?..." gumam Aryo

  "Jangan kaget nak, bukankah sudah ku peringatkan kalau sebelum aku menyatu denganmu aku akan mengganggumu dahulu??" balas kepribadian-keduanya

  "Iya, tapi kenapa sekarang??" tanya Aryo

 "Lihat nak, kondisimu sekarang sangat lemah, cocok bagiku untuk mengganggumu untuk sementara waktu ini, hehehe" jelasnya

 Sesudah itu, tiba-tiba Aryo berteriak seperti sedang kerasukan. Ayu seketika kaget dan menghampiri suaminya yang menangis. Dia berusaha menenangkannya meski itu mungkin akan membahayakan dirinya. Benar saja, ketika Ayu mengelus pipi suaminya dirinya langsung dicekik oleh Aryo. Dengan susah payah, Ayu tetap mengelus pipi suaminya dengan lembut. Berkat elusan lembutnya, Aryo langsung sadar dan seketika melepas Ayu. Menyadari apa yang telah dilakukannya, Aryo hanya bisa menangis di ujung kasur yang kurang mendapatkan matahari.

  Bagi yang lain, ini adalah pengalaman yang paling menakutkan dalam hidupnya dan berusaha untuk tidak ikut campur lain. Namun, bagi Ayu ini adalah tanggung-jawabnya sebagai istri sehingga setelah cukup mengambil napas Ayu pun menghampiri suaminya yang sudah depresi dan memeluknya.

  "Tidak apa-apa Mas, Aku tahu itu bukan dirimu yang melakukannya..." kata Ayu dengan lembut

 "Maafkan aku Kinasih!!!... hiks... Maaf!!... hiks.... Aku sudah berani melukaimu...." kata Aryo menangis

  Ayu pun melakukan jurus ampuhnya. Biasanya Aryo akan cepat tenang ketika kepala dielus lembut oleh istrinya. Dengan sabar dia terus mengelus kepala suaminya agar kesedihannya segera hilang. Tidak lama bagi Ayu untuk membuat Aryo tenang, sekitar 10 menit akhiryna Aryo tenang dan mulai tertidur. Setelah suaminya tertidur kini dirinya yang menangis sambil memeluk Aryo.

  "Maafkan aku ya Mas, gara-gara aku kamu harus menderita seperti ini..." kata Ayu

  Masa-masa penyembuhan adalah masa tersulit bagi Aryo. Dirinya selalu kerasukan dan teriak setiap saat. Itu membuat dirinya sangat lelah dan tersiksa. Tersebit dipikirannya untuk mengakhiri hidup, namun Ayu dan dirinya sama sekali tidak mengizinkannya. Akibatnya, Aryo harus menahan semua siksaan ini. Pikirannya juga menganggap ini merupakan balasan yang pantas dia terima untuk menebus dosa-dosanya dahulu, membantai rakyat Aceh yang tak berdosa.

  Untunglah dirinya memiliki istri yang sangat setia dan sabar. Ketika Aryo sedang kumat, istrinya selalu sigap menenangkan dirinya dan menidurkannya. Tetangga yang sering mendengar teriakannya merasa sangat iba tetapi mereka tidak tahu harus berbuat apa untuk menolong pahlawan mereka, bahkan Ibu-ibu yang suka menghina Aryo kini merasakan hal yang sama dengan yang lainnya.

  "Tenang Mas tenang... aku di sini..." kata Ayu

  "hiks...hiks... Aku takut Kinasih... hiks..." isak Aryo

  Meski dirinya selalu kelelahan dalam mengurus Aryo, sama sekali tidak terpikirkan oleh dirinya untuk mencari suami yang normal. Aryo adalah satu-satunya harga yang harus sangat dia jaga apa pun kondisinya. Dia sudah bersumpah setia dan sumpah cinta sehidup-semati dan dia tidak ingin melanggarnya.

  "BERHENTI MENGGANGGUKU!!!" gertak Aryo

 "Memang nak, sebentar lagi akan selesai, tapi nanti akan aku kendalikan dirimu, sekali seumur-hidupku!!!" balasnya

  "KENAPA KAU MELAKUKAN INI KEPADAKU!!??" tanya Aryo

  "Begini nak, aku ingin melihat ketulusan seorang Dewi yang memiliki suami sepertimu. Apakah dia akan mencari yang lain atau tetap bersamamu. Kau boleh mempercayainya atau tidak, tetapi sebelum aku menjadi seperti sekarang aku adalah salah-satu penghuni Kahyangan sebelum istriku mengkhianatiku dan membuat Kahyangan mengutukku untuk selama-lamanya." jawabnya

  Dewi!?, tidak mungkin!!, memang perawakannya seperti Dewi tetapi yang dia tahu dia hanya murid Srikandi dan manusia biasa, itu saja. Dia berusaha menyangkal jawaban itu, tetapi selalu saja tertanam dalam pikirannya. Apalagi dia mengakui dirinya dahulu penghuni Kahyangan, semakin membuat Aryo kebingungan.

  "Seharusnya kau sadar dari dulu kalau istrimu adalah Dewi. Kau tidak melihat dirinya yang sangat awet muda?? kau belum mengetahui umurnya bukan?? tanyakan itu kepadanya nanti maka kau akan tercengang mendengarnya!!" katanya

Kisah yang Sulit Dimengerti Part ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang