BAB 49

6 0 0
                                    

  Setelah latihan, semuanya segera mengembalikan semua peralatan dan meriam ke lapangan desa. Perasaan mereka sangat bahagia karena pemimpin mereka sangat senang dengan meriam dan performanya. Mereka juga berharap bisa membawa meriam-meriam itu ke medan pertempuran.

  Hari itu sudah sore dan mereka pulang ke rumah masing-masing. Aryo yang kebetulan ingin menikmati langit malam di pekarangan rumahnya. Segera dia merangkul istrinya yang masih pusing akibat suara meriam. Ketika sampai Aryo segera membaringkan istrinya dan tidur di sebelahnya. Ayu segera pulih dan memeluk suaminya.

 "Mas, aku janji tidak akan melanggar laranganmu lagi kecuali dalam keadaan mendesak saja..." kata Ayu

  "Kamu sih keras kepala, aku kan sudah bilang untuk tidak ikut tetapi kamu tetap saja kekeuh. Ya sudah, lain kali jangan seperti itu ya" balas Aryo

  Semalaman mereka habiskan untuk melihat keindahan langit malam. Karena suasana yang romantis Ayu segera merangkul suaminya dan menciumnya membuat Aryo sedikit terbawa suasana. Setelahnya, Aryo tertidur dan Ayu pun menggendong suaminya ke rumah.

  Di tengah malam, Ayu tampak gelisah. Keringatnya terus mengucur membasahi sisi kasur yang dia tiduri. Dengan tak sadar Ayu segera memeluk suaminya untuk menenangkan dirinya. Di sisi lain, dia menemukan dirinya sedang berada di hadapan Gurunya.

  "Ampun Guru, kenapa Guru datang ke mimpi saya??" tanya Ayu

  "Guru datang ke sini untuk memberitahumu sesuatu, Ayu" jawab Srikandi

  "Apa itu Guru??" tanya Ayu lagi

  "Tidak lama lagi kau akan mendapatkan anak" jawab Srikandi

 "Maaf Guru, tetapi bagaimana saya bisa memiliki anak sedangkan kesuburan saya sudah diambil??" tanyanya lagi

  "Nanti kamu akan tahu sendiri" jawab Srikandi

  Setelah itu Ayu kembali tenang dan bisa tidur dengan pulas. Pagi harinya dia bertanya-tanya terhadap mimpinya semalam karena dia berpikir itu sangat mustahil terjadi. Kegelisahan itu disadari Aryo dan memeluk istrinya untuk menenangkannya. Ayu yang sudah tenang kemudian segera pergi ke balai desa bersama suaminya.

  Di balai desa, Penguasa Lokal menyambut mereka dengan hangat dan memberitahu Ayu kalau dirinya bisa membuat pasukan wanita. Mendengar itu membuat Ayu senang sekaligus khawatir. Dia khawatir apabila wanita muda dijadikan tentara maka tidak ada lagi wanita muda yang ada di desa. Untunglah pasukan wanita miliknya hanya berjumlah 500 orang dari 100.000 total penduduk desa. Selepas itu, Penguasa Lokal mempersilakan mereka untuk melakukan latihan perdana.

  Kebetulan para wanita sudah berkumpul di lapangan desa. Dengan gestur yang menawan Ayu memimpin latihan sementara Aryo hanya melihat dari sisinya. Latihan tidak berjalan lancar, maklum, mereka adalah wanita muda yang sebelumnya diharapkan mengurus dapur saja. Namun, dengan sabar Ayu terus melatih mereka hingga mereka layak disandingkan dengan pasukan Aryo. Dinilai latihan hari ini cukup maka Ayu mempersilakan mereka pulang.

  Setelah selesai, Aryo dan Ayu memutuskan untuk berjalan-jalan di hutan desa. Hutannya tidak terlalu lebat, menawarkan pemandangan khas hutan yang asri. Di tengah perjalanan langkah mereka terganggu karena mendengar tangisan bayi dari lubang pohon. Segera mereka menghampiri sumber suara dan kaget melihat ada bayi.

 Dengan hati-hati Aryo mengeluarkan bayi tersebut dan memeriksanya. Pemeriksaan itu menghasilkan kalau kelamin bayi tersebut adalah perempuan. Karena tidak tedak Ayu memohon kepada suaminya untuk membawa pulang dan merawatnya.

  "Mas, ayo bawa pulang bayi ini dan merawatnya..." kata Ayu

 "Tapi Kinasih, kita tidak tahu ini bayi siapa, bisa jadi bayi ini terjatuh ketika seseorang berkelana di sini" balas Aryo

  "Bagaimana mungkin Mas!!, bayi ini ada di tengah hutan!!" tegas Ayu

  "B-baiklah kalau itu mau kamu..." balas Aryo

  Bukan main senangnya Ayu karena suaminya mengizinkannya. Bayi itu terus dirawat oleh Ayu dengan kasih sayang meski dia adalah Ibu angkatnya. Kasih sayang dan perhatian Ayu sukses membesarkan anak perempuan yang cantik dan baik hati. Gadis itu memiliki paras yang sama dengan Ibunya membuat seluruh Pria desa jatuh hati bahkan di saat dia masih kecil.

  Tak terasa sudah 18 tahun dan kini Sri Ayudewi Retnowiguno tumbuh menjadi kembang desa yang tiada tandingannya. Namanya dipilih oleh kedua orang tua angkatnya.

Kisah yang Sulit Dimengerti Part ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang