Setelah itu, mereka pun keluar dari lautan. Karena penasaran Aryo pun menanyakan sudah berapa lama mereka pergi. Para penduduk pun menjawab kalau mereka sudah menghilang selama 2 minggu. Jawaban itu membuat Aryo hampir pingsan. Menghabiskan waktu seharian di dunia gaib ternyata memakan waktu yang cukup lama di dunia nyata.
Aryo yang panik terhadap barang bawaannya segera berlari menuju penginapan mereka dengan Ayu yang sedang ditariknya. Aryo bersyukur karena tidak ada satu barang pun yang hilang. Karena sangat letih dari biasanya Aryo pun tertidur setelahnya diiringi oleh Ayu yang tidur memeluknya dari depan.
Keesokan paginya mereka memutuskan untuk pergi ke wilayah yang sekarang menjadi Jogjakarta. Setelah berpamitan dan membayar atas izin dan penginapan mereka pun berangkat menggunakan kapal yang sama.
Di tengah perjalanan Aryo penasaran ada rivalitas apa antara istrinya dengan Nyi Roro Kidul dan sejak kapan istrinya menjadi Dewi Sungai. Untuk menjawab pertanyaannya dia pun bertanya kepada Ayu yang kebetulan sedang mengecek tali layar.
Tiba-tiba Aryo mematung dengan bola mata yang hampir keluar. Dia melihat istrinya sedang mengangkat kedua lengannya untuk membetulkan layar. Penglihatannya sangat terfokus kepada kedua ketiak istrinya yang sangat mulus. Tidak ada kerutan, bercak, warna hitam, apalagi bulu. Semerbak wanginya pun menguasai hidung Aryo membuat air liurnya mengalir deras. Ayu yang baru sadar pun hanya tertawa melihat ekspresi suaminya ketika melihat ketiaknya. Dengan sengaja dia menghampiri suaminya dengan tangan yang pura-pura mengikat rambut. Aryo hanya bisa menahan ludah melihat ketiak istrinya begitu dekat. Ingin sekali dia jilat tambang emas tersebut.
"Akhirnya aku tahu kelemahan terbesarmu Mas!!, hehehe" kata Ayu dalam benaknya
"Aku sangat tahu kau ingin sekali menjilatnya Mas, ayo silakan Mas. Tubuhku sepenuhnya milikmu Mas..." goda Ayu
Aryo yang tidak bisa menahan hasratnya pun segera menyambar tambang emas tersebut. Disandarkan tubuh Ayu di tiang layar sementara kedua lengannya ditahan ke atas. Aryo menjilati kedua ketiak Ayu dengan ganas sedangkan Ayu hanya tertawa mesum. Baru kali ini dia melihat suaminya dengan ganas menikmati tubuhnya. Harum wangi ketiak Ayu membuat Aryo semakin ganas menjilat dan menyedotnya membuat Ayu sedikit kegelian dan mendesah.
"Aduh-aduh Mas, kamu menjilatnya seperti menjilat manisan saja, hehehe" goda Ayu
Setelah puas Aryo pun mengakhiri jilatannya. Kini kedua ketiak Ayu dipenuhi oleh air liur Aryo. Dengan nafsu yang masih tersisa Ayu pun mengelus ketiaknya dan menjilat jarinya yang ada air liur Aryo yang sangat bantak di jari-jarinya. Sementara Aryo pergi ke belakang kemudi lagi, setelah mencium istrinya.
Malam hari pun tiba dan suasana sangat mendukung untuk duduk berdua. Aryo yang tertunda tujuannya tadi menghampiri Ayu yang sedang duduk manis di ujung geladak.
"Kinasih, aku mau tanya sesuatu, bagaimana bisa kamu dan Nyi Roro Kidul bermusuhan?? kalian kan sama-sama penjaga Dunia Air bukan??" tanya Aryo
"Itu terjadi saat aku masih menjadi murid Guru Srikandi, Mas. saat itu aku mendengar kalau Kadita, atau Nyi Roro Kidul mulai sering menyeret orang yang tidak berdosa ke dalam laut untuk dijadikan tentaranya. Kami dulu berteman sangat baik, jadi sebagai teman yang baik aku menasihatinya, tetapi dia membalasnya dengan ancaman. Aku berusaha mendekatinya tetapi tiba-tiba aku diserang olehnya. Setelah diserang aku tidak lagi melihat Kadita yang dulu aku kenal tetapi sudah menjadi Ratu Laut Selatan yang kejam. Maka dari itu aku bersumpah akan memberikannya pelajaran suatu saat nanti, dan sumpah sudah itu terbayar tadi" jawab Ayu
"Entah apa yang membuatnya seperti itu, namun apakah pantas menyeret orang-orang yang tak berdosa menuju kematiannya!?... cukuplah Dewa yang berhak mengambil nyawa mereka, bukan dia!!... Aku rindu dia yang dulu Mas!!... hiks... tapi itu tidak masalah sekarang Mas... hiks... karena kamulah satu-satunya hartaku yang berharga... hiks..." lanjut Ayu yang sudah menangis
Aryo yang melihat istrinya menangis segera memberikan pelukan hangat untuk istrinya. Ayu tidak henti-hentinya mengaisi masa lalunya yang kelam itu. Jawaban Ayu membuat dirinya sempat mengingat apa yang terjadi pada orang tuanya dulu dan pengalamannya saat membantai rakyat Aceh. Dia menganggap kalau dirinya tidak jauh berbeda dengan Nyi Roro Kidul yang sudah merenggut nyawa yang tak berdosa.
"Ah... Maaf Mas... Gara-gara aku mennagis jadinya bajumu basah..." kata Ayu lirih
"Tidak usah dipikirkan, selama kamu terus menangis itulah yang terbaik. Lepaskan semua tangisanmu adalah cara terbaik untuk melepaskan bebanmu. Ya tidak semua, tetapi membantu meringankan setidaknya, hehehe" balas Aryo
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah yang Sulit Dimengerti Part I
Fiksi SejarahSeorang Veteran Perang Aceh yang memiliki masa lalu yang sangat kelam, diberikan kesempatan untuk membangun memori yang indah dan keluarga yang hangat. Namun nampaknya tidak semudah yang diperkirakan... WARNING : Mengandung unsur Alternate-Universe...