BAB 16

28 1 0
                                    

  Keesokan paginya, Aryo memutuskan untuk mencari makanan ke pusat Desa. Kebetulan selama 3 bulan mereka pergi pedesaan di sekitar rumah mereka mulai ramai. Bermacam ras mulai menetap permanen dan sebut saja orang China, Arab, dan India mulai banyak. Ketika menyusuri desa, orang-orang menatap Aryo dengan wajah ketakutan, jijik, dan kaget. Seiring dia makin ke dalam Desa, semakin dia dihina oleh penduduk.

  Sebenarnya, Aryo sudah sangat terbiasa dengan hinaan tapi dia merasa sakit hati ketika ada Ibu-ibu yang menggosip tentang dirinya. Dia mendengar kalau istrinya tidak berhak mendapatkannya. Ternyata penduduk Desa sudah mengetahui perihal keluarga mereka. Dengan menahan amarah dan sedih Aryo terus melanjutkan perjalanannya hingga dia sampai di pasar. Di pasar ini Aryo baru bisa menemukan ketenangan karena rata-rata penjual memiliki nasib yang sama seperti dirinya dan mereka juga tidak terlalu peduli dengan kehadiran Aryo.

  Di pasar Aryo berusaha menemukan bahan makanan favoritnya, kangkung. Setelah sekian lama mencari akhirnya Aryo menemukannya dan terjadilah transaksi jual beli.

  "Ini berapa satu ikat pak??" tanya Aryo

  "Hanya 2 perunggu nak" jawab penjual

  "Murah sekali... aku harus sering-sering belanja di sini" kata Aryo dalam benaknya

  "Katakan nak, apakah kamu bukan dari sini??" tanya penjual sambil menyiapkan

  "Oh iya pak, kebetulan saya berasal dari negeri yang jauh" jawab Aryo

  Dia tidak bisa menjawab jujur pertanyaan penjual karena pasti akan menimbulkan kegaduhan yang tidak disukai Aryo. Setelah berhasil mendapatkan kangkung Aryo kemudian mencari rempah-rempah dan bumbu tumis. Di pinggir pohon beringin tepat di tengah pasar dia menemukan penjual rempah-rempah dan bumbu. Terjadi percakapan yang sama seperti tadi dan dengan jawaban yang sama Aryo yang berikan.

  Setelah dikira cukup dia memutuskan untuk pulang. Sebelum dia keluar desa ada Ibu-ibu yang sama sedang menghinanya. Mendengar hinaan yang sama membuat Aryo berlari sambil menahan tangis. Sesampainya di rumah Ayu kaget melihat suaminya sudah berlinang air mata di kursi.

  "Kamu kenapa Mas??" tanya Ayu

Kisah yang Sulit Dimengerti Part ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang