BAB 37

9 0 0
                                    

  Hari ini desa mereka kedatangan alat perang baru. Bentuknya tabung dengan dibantu oleh dua roda. Warnanya emas dan penyangganya terbuat dari kayu. Orang luar menyebutnya dengan 'meriam'. Alat itu dibawa oleh 12 kuda yang masing-masing ditarik oleh 2 kuda. Ukurannya tidak terlalu besar tapi mampu menakuti musuh. Penduduk desa sangat antusian ketika keenam meriam ditarik menuju lapangan desa dan setelah semua meriam berada di lapangan desa dan diberkati Pak Tjipto selaku pemimpin sementara memegang alih komando pasukan. Pak Tjipto dipilih karena dirinya merupakan yang paling tua di seluruh pasukan dan dinilai lebih mengetahui kemiliteran secara mendalam.

 "Baiklah semuanya!!, Majapahit menginginkan kita dilengkapi oleh alat baru ini, namanya meriam dan beruntung bagi kita, kita diberikan meriam yang terbagus dari semuanya dan berjumlah 6 buah!!. Pengoperasiannya tidak terlalu rumit. Pertama kalian harus membersihkan selongsongnya menggunakan tongkat busa!!. Kedua, kalian harus memasukan bubuk mesiu dan tali pembakarnya!!. Ketiga, kalian harus memasukan bola meriamnya lalu sodok ke dalam dan pastikan bolanya sudah benar-benar masuk dan tepat di depan bubuk mesiu. Ke-empat, arahkan meriam ke target yang akan kalian tembakan!!. Kelima dan terakhir bakar talinya dan BOOM!!!, meriam berhasil ditembakan!!. Kalian harus berhat-hati ketika berada dekat dengan meriam karena ketika menembak, meriam akan bergerak ke belakang dan itu akan mencederai kalian!!. Untuk pasukan kita, Penguasa Lokal sudah menyiapkan tongkat peledak yang cukup panjang sehingga tidak perlu tali pembakar dan kalian hanya perlu menaruh pemantiknya saja!!" jelas Pak Tjipto

  "Baiklah!!, Sudah mengerti semuanya!?" tanyanya

  "Mengerti Pak!!!" jawab mereka

 "Sekarang kita akan latihan menggunakan meriam ini!!. pastikan kalian tidak melakukan kecerobohan atau Tuan Aryo akan mengamuk ketika mendengarnya!! Bubar, GRAK!!" tegas Pak Tjipto

  Mendengar arahan tersebut mereka langsung membawa meriam dan semua perlengkapannya ke tengah lapangan. Untuk saat ini mereka belum menggunakan peluru karena ditakutkan akan mencederai yang lainnya, termasuk penduduk desa.

 "Saya yakin Tuan Aryo pasti akan sangat senang melihat alat ini Pak!!" kata Joko

 "Kau benar!!, Tuan Aryo pasti akan bangga karena kita mampu menguasai alat kuat ini!!" timpal Suryo

 "Baiklah kalian berdua, Tuan Aryo pasti akan senang dan bangga. Tapi sebelum itu kita harus gigih berlatih dengan alat baru ini. Alat ini sangat hebat untuk memukul mundur pasukan musuh kita ditambah desa kita terdiri dari lapangan luas tanpa pohon jadi alat ini akan sangat berguna. Sekarang saya minta tolong pimpin unit meriam dan bimbing mereka. Masing-masing kalian akan memimpin 3 meriam. Pilih mereka yang terkuat setidaknya 12 orang untuk masing-masing meriam. Posisi tersebut akan diisi oleh dua penembak, tujuh tentara, dan empat perwira meriam, Mengerti??" kata Pak Tjipto

 Setelah mendapat perintah tersebut, Suryo dan Joko langsung ke pos mereka dan memerintahkan mereka yang terkuat untuk dijadikan kru meriam sementara sisanya menonton dari kejauhan.

  Butuh sekitar 5 menit bagi mereka untuk mengisi meriam. Kebetulan Penguasa Lokal ingin sekali melihat alat barunya tersebut sehingga dia memutuskan untuk menontonnya bersama pasukan yang lainnya.

  "Meriam siap ditembak Pak!!" kata keenam perwira meriam bersamaan

  "Baiklah, ini saatnya, semuanya!!, Siap!!... TEMBAK!!!!" perintah Suryo dan Joko bersamaan

  Tembakan meriam akhirnya dilepaskan. Satu persatu meriam menembak membuat dentuman yang sangat keras. Dentumannya terdengar hingga ke seluruh desa. Penduduk yang mendengarnya kaget bukan kepala dan panik berlarian ke sana-kemari. Mereka mengira itu adalah gempa bumi kemudian mereka memutuskan untuk pergi ke tanah lapang untuk melihat apa yang terjadi. Uji coba meriam sangat sukses membuat Penguasa Lokal, seluruh Pasukan, dan seluruh penduduk desa benar-benar terkesima dengan suara dan kekuatannya.

  "Anak itu pasti akan sangat senang dengan hadiah yang kami berikan..." pikir Penguasa Lokal

 "Baiklah!!, latihan selesai!!. pastikan kalian terus merawatnya karena ini adalah alat yang rentan rusak apabila tidak diurus!!" tegas Pak Tjipto

  Mereka pun bergegas mengembalikan meriam ke lapangan desa dan diberi pembatas agar tidak diisengi oleh penduduk yang penasaran. Setelah selesai mereka kembali ke tanah lapang untuk berkumpul kembali. Pak Tjipto berpesan kalau pemimpin mereka, Aryo akan pulang kurang dari 2 minggu lagi dan meriam ini diharapkan dalam kondisi prima ketika dia ingin mengetesnya. Kemudian Pak Tjipto membubarkan pasukannya setelah berdo'a.

Kisah yang Sulit Dimengerti Part ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang