BAB 29

15 0 0
                                    

  Keesokan paginya, Aryo berbicara kepada istrinya kalau dirinya lebih suka melihat istrinya mengenakan pakaian seperti biasa, demi menghindari mata nakal. Ayu langsung mengiyakan permintaan suaminya. Setelah itu Aryo bersiap untuk pergi kerja. Selama di perjalanan dia selalu disapa oleh penduduk desa dengan ramah. Sementara di rumah, Ayu merasakan sesuatu yang buruk akan menimpa suaminya. Untuk memastikan suaminya baik-baik saja akhirya dia memutuskan untuk pergi menemui suaminya.

  Aryo seperti biasa melatih pasukannya yang sudah sekitar 2.000 orang. Dengan bahagia dia melatih mereka. Hingga tiba-tiba ada peringatan penyerangan. Aryo dan pasukannya sudah siap menghadapi mereka sementara penduduk mereka ungsikan terlebih dahulu. Setelah semua penduduk berhasil merek ungsikan ke tempat aman mereka membentuk formasi pertahanan yang kokoh. Aryo sempat kaget melihat musuhnya yang hampir sama dengan pasukannya dan menghadapi kebingungan. Suryo kemudian memberitahu Aryo kalau mereka adalah Sriwijaya. Aryo merasa lega karena yang dia lawan bukan Majapahit.

  Serangan ini merupakan kampanye di kedua pihak. Di sisi Sriwijaya ini merupakan serangan balasan sedangkan untuk Majapahit ini adalah langkah untuk menaklukan Sriwijaya. Tanpa basa-basi mereka menyerang pasukan Aryo tapi dengan pertahanan yang kokoh mereka berhasil ditahan.

  Pertempuran berlangsung mengerikan selama 2 jam. Kedua belah pihak mengalami kerugian yang besar. Aryo yang mulai kewalahan tetap memberikan arahan kepada pasukannya sementara dirinya berada di belakangnya. Ayu yang datang tidak tepat waktu menangis melihat punggung suaminya. Punggung Aryo sudah dipenuhi oleh anak panah dan darahnya sangat deras keluar. Dia ingin sekali membawa suaminya pulang tetapi itu akan membahayakan semuanya jadi dia lebih memilih untuk menunggu pertempuran selesai, namun dia agak lega karena Joko dan Suryo tetap melindungi suaminya.

  Karena Sriwijaya mengalami kerugian yang lumayan besar akhirnya mereka menarik mundur pasukannya. Pasukan Aryo yang tinggal tersisa 900 orang mulai membawa jasad kawan-kawan mereka. Aryo yang melihat pemandangan tersebut langsung menangis mengingatkan mimpi buruknya dahulu. Di sisi lain, darahnya tetap mengalir mengakibatkan dirinya jatuh ke tanah. Ayu yang melihat suaminya rubuh lagi pun menghampirinya. Ditopang suaminya menggunakan pahanya.

 "KAMU BODOH MAS!! AKU SUDAH BILANG JANGAN PERGI TAPI KAMU MASIH SAJA KERAS KEPALA!!..." kata Ayu

  "Aku melakukan ini agar kita bahagia, Kinasih..." kata Aryo

 "BUAT APA KAYA DAN TERKENAL KALAU KAMU SELALU SAJA SEPERTI INI MAS!!... AKU TIDAK MAU KAMU KENAPA-KENAPA MAS!!..." lanjut Ayu

  "I-iya maafkan aku ya karena aku selalu keras kepala..." kata Aryo

  "Omong-omong... nanti kain kamu banyak darahnya sayang..." lanjut Aryo

  "AKU TIDAK PEDULI MAS!!, KARENA KAMULAH YANG PALING PENTING BUAT AKU MAS!!" timpal Ayu

  "Jangan...*uhuk-uhuk... jangan pernah meninggalkan aku ya Kinasih..." pinta Aryo

  "AKU TIDAK AKAN MAS!!... AKU HANYA CINTA KAMU MAS!!, AKU HANYA SAYANG KAMU MAS!!, DAN AKU HANYA SETIA PADA KAMU MAS!!" balas Ayu

  "Kinasih... pandanganku... sudah...mulai... kabur..." kata Aryo

  "MAS!!... KAMU KUAT MAS!!!... JANGAN TUTUP MATA KAMU MAS!!!" pinta Ayu

  "Maaf kalo aku... belum menjadi... suami... yang baik... untuk kamu..." kata Aryo semakin lirih

  "MAAASSS!!! JANGAN MAS JANGAN!!! KAMU SUDAH MENJADI SUAMI YANG SEMPURNA UNTUK AKU MAS!! MAS!!, BANGUN MAS!!!" teriak Ayu

  Setelah mengatakan kalimat terakhir Aryo pun pingsan membuat Ayu semakin histeris. Suryo dan Joko tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak berani mengganggu istri pemimpinnya dan hanya melihat dari kejauhan. Kemudian Ayu menggendong Aryo pulang ke rumah dan mengurus luka-lukanya. Tidak ada henti-hentinya Ayu menangisi Aryo dan memanggil namanya seperti dulu. Baru saja kemarin dia melakukan hal bahagia bersama suaminya dan sekarang suaminya harus terbaring kembali tak berdaya.

  "Halo nak, kita bertemu kembali" sapa Genderuwo

  "Sepertinya kau melakukan kecerobohan lagi ya, hehehe" ejeknya

  Mendengar ejekan tersebut membuat dirinya kesal tapi sekaligus sedih. Dia berpikir kalau aksi nekatnya yang tetap bertahan di posnya membuat istrinya kembali bersedih. Genderuwo pun mencoba menghiburnya.

  "Jangan sedih begitu nak, setidaknya itu membuktikan kalau istrimu benar-benar setia padamu" hibur Genderuwo

  "Tapi nak, jangan lupa menanyakan hal yang waktu itu kau tanyakan padaku karena hanya dia yang bisa menjawabnya" lanjutnya

  Aryo seketika ingat akan pertanyaannya dan tidak lama setelah itu tersadar. Kemudian Istrinya pun memeluknya karena sudah seminggu dia pingsan. Ayu tidak berhenti menangis meski suaminya sudah sadar sehingga membuat Aryo hampir ikut menangis. Setelah situasi tenang Aryo mulai menanyakan apa yang menjadi pertanyaannya untuk sekarang.

  "Kinasih, waktu itu kamu bilang kamu berhasil menghidupkan aku kembali dengan merelakan kesuburanmu kan?? lalu apakah ada hubungannya dengan mata kiriku ini?? tanya Aryo

  Ayu seketika kaget mendengar pertanyaan suaminya. Di saat seperti ini suaminya mampu menanyakan pertanyaan itu padahal dirinya baru saja sadar. Karena merasa bertanggung jawab akhirnya Ayu pun menceritakannya.

 "Ini terjadi di saat aku sedang membangunkanmu dulu. Waktu itu aku memohon kepada Guruku untuk menyembuhkan matamu. Katanya dia tidak bisa melakukan apa pun selain menggantinya. Aku pun menyanggupinya dan dia mengatakan kalau penggantinya adalah Genderuwo yang pernah kamu hajar dulu" jelas Ayu

 "Aku berhasil menaklukannya dan berhasil memaksanya untuk mengorbankan dirinya. Aku rela melakukan itu karena aku sayang padamu Mas..." sambung Ayu

  Setelah menjelaskan Ayu menyiapkan mental untuk menerima pukulan dan amarah suaminya. Benar saja, suaminya marah-marah mendengar penjelasannya, namun dia segera memeluk Ayu dan berterima kasih karena sudah menyelamatkan dirinya untuk kesekian kalinya. Baginya tidak masalah kalau dirinya memiliki hal yang paling dibenci selagi dia masih memiliki istrinya untuk mendukungnya. Merasa terharu akhirnya Ayu pun menangis lagi yang kemudian dikecup berkali-kali oleh Aryo untuk menenangkannya.

  "Selamat nak, akhirnya kau mengetahui rahasianya..." kata Genderuwo

  "Iya, terima kasih padamu karena berkatmu kini aku mengetahui apa arti pengorbanan" balas Aryo

Kisah yang Sulit Dimengerti Part ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang