Gue natep diri gue di cermin, cantik? manis? Kenapa gue rasa diri gue terlalu cantik tapi justru hal ini menjerumuskan gue ke dalam masalah.
Sedari tadi handphone gue bunyi, Jungwon terus manggil gue.
Berisik, akhirnya gue matiin hp gue.
"Bee kamu gak papa kan? Dari tadi di kamar terus."suara Momi terdengar, bahkan ini bukan yang pertama kali."Iya mom!! Bee cuma mager nonton tv," jawab gue asal.
Sampai momi tiba tiba masuk hampiri gue Yang duduk di meja rias.
"Gak biasanya anak momi diem, biasanya kayak penjual ayam di pasar.""Ha?"
"Iya suka teriak teriak,karaoke sambil nyetel musik keras keras eh ini sunyi senyap kayak kuburan."
Gue senyum nanggepi omongan Momi, dia sekarang belai belai surai rambut gue. Rasanya pengen nangis sumpah.
"Kamu lagi berantem ya sama pacar kamu? "
"Pacar? "
"Iya anak imut Yang waktu itu."
"Jungwon? "
"Nah itu, Momi heran deh pacar kamu cute banget ya, Momi kira selera kamu kayak atlet atlet angkat berat."
"Hahaha Momi apapan sih, Bee suka Yang kiyut kiyut aja, seger di pandang mata."
"Emang apa? es buah? Oiya kamu beneran gak berantem sama Jungwon? "
Gue beralih natep Momi, "Mom,menurut Momi gimana? "
Gue menjeda curhatan gue biarin Momi ngambil kursi buat duduk di samping gue.
"Sebenernya Bee lagi marah banget sama Jungwon, dia posesive banget sama Bee, dan.. "
Gue gantung ucapan gue, gak mungkin kan gue ngomong ke Momi kalo Jungwon ngancem bakal bunuh sahabat sahabat gue.
"Bee dengerin Momi, kamu cinta gak sama Jungwon? "
Gue cuma diem, natep Momi Yang juga natep gue dalam.
"Ga bisa jawab ya? Tapi Momi lihat kamu tuh cinta kan sama Jungwon, walaupun belum yakin 100%."Gue ngangguk.
"Momi tau jungwon itu cinta banget sama kamu, diliat sama tata bicara dan tingkah laku dia pas ngobrol sama Momi waktu itu."
Gue cuma diem aja, gue tau Momi dukung hubungan gue ma Jungwon tanpa tau apa yang sebenernya terjadi.
"Jungwon pasti punya alasan ngelakuin suatu hal,jangan mudah menyerah sama suatu hubungan."
Bumm gue ke skak mat dengan satu nasehat itu.
"Jungwon itu orang yang tulus."
Satu kalimat itu lagi lagi nusuk hati gue. Momi bener, saat gue ngomong sama Jungwon dia selalu tulus, gue bisa rasain itu dari pancaran mata dan aura dia.
Atau emang semua psycho punya aura kek gitu buat jerat korbannya?
----
Author pov~"Jungwon please kita ke rumah sakit ya, Ayah terus manggil nama kamu."
"Gak hyung jungwon mau ketemu Noona, "tolak Jungwon, dia berjalan cepat keluar rumah.
Sekarang hari minggu dan tentu saja sekolah libur.
"Jungwon kali ini please dengerin hyung. "Heeseung merebut paksa kunci mobil di genggaman Jungwon.
Jungwon menghela nafas pasrah membiarkan Heeseung mulai berbicara.
"Kejadian malam itu."
Deg.
"Ayah cuma di jebak, dia udah cariin kamu sama Eomma kamu kemana mana."
Jungwon masih tidak bergeming di tempatnya berdiri.
"Hyung tau, kamu selama ini suka ngilang karena..Kamu gabung jadi psycho buat balas dendam ke dalang di balik malam itu kan? "
Boom, jadi Heeseung selama ini sudah tau apa kesibukan adiknya?
"Gimana kalo Ayah tau dalang di balik malam itu, kamu gak mau tau alasan kenapa Ayah kecelakaan? "
Jungwon terdiam.rasanya dia tidak mau mempercayai hyung tirinya itu, tapi selama 10 tahun hidup bersama Heeseung ,orang itu terlihat tidak pernah membohonginya.
"Kamu pernah mikir buat tanya langsung ke ayah? Enggak kan? "
Apa maksud Heeseung?
.
.
.
- Tbc or next -
KAMU SEDANG MEMBACA
[TERBIT] BABY Psychopath ||JUNGWON
Teen Fiction"noona gak akan bisa lepas dari wowon" Peringatan ☠ Mengandung kekerasan ,adengan pembunuhan. Dan hati hati mengandung kebaperan:) (Gak sepanjang yang kalian liat) (SUDAH TERBIT,TIDAK TERSEDIA DI TOKO BANGUNAN) Adegan 17+ BUDAYAKAN VOTE :) Bahasa:n...