Keesokan harinya, bagai tak kenal rasa kapok, Jisung kembali berkunjung ke rumah Minho, lagi lagi menyertakan kata alpa dalam absensinya.
Padahal ini masih tergolong tahun pelajaran baru dan Jisung sudah mendapat dua absensi tanpa keterangan, namun siapa peduli, Jisung hanya tinggal memperbaiki kehadiran ke depannya, jatah membolos telah habis dan selama setahun ke depan Jisung harus bisa hadir apapun alasannya jika tak ingin namanya menjadi bahan rapat para guru.
"Minho aku malas." Jisung kembali melontarkan rengekan.
Minho yang sedari tadi duduk di meja belajar sembari membaca materi yang difoto diam diam oleh Chan seketika mengerutkan alis terganggu, Jisung tak bisa diam, pemuda manis itu akan mengeluarkan suara dalam selang waktu beberapa detik.
Pada akhirnya, Minho tak bisa berkonsentrasi, diputarnya tubuh tegap tersebut sehingga kini menghadap ke arah Jisung yang tengah tiduran di atas kasur milik Minho.
"Ck pulang saja Han, jangan menggangguku."
Jisung yang awalnya sibuk menatap putihnya langit langit kamar sembari menggerakkan jari seolah tengah menggambar sesuatu di sana seketika mengganti posisi menjadi terduduk. Menyilangkan kedua kaki lalu menatap Minho malas.
"Aku sengaja membolos untuk menemanimu, bodoh."
Minho berdecak pelan, "Aku tak pernah memintamu untuk melakukannya."
"Blablabla aku tak dengar." Jisung menutup kedua telinga menggunakan telapak tangan, memejamkan mata sebelum akhirnya kembali menjatuhkan diri di atas tempat empuk tersebut.
Minho acuh, pemuda berhidung bangir itu kembali sibuk dengan ponsel berisi materi bahasa Jepang hari ini.
"Minho."
Lihat, sama sekali tak bisa diam.
Yang lebih tua memejamkan mata, menghela nafas sekali sebelum akhirnya menolehkan kepala dan mengulas senyum penuh keterpaksaan.
"Ada apa, Ji?"
Jisung terlihat menerawang, "Bagaimana jika kita pergi jalan jalan?"
━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
r a f l e s i a
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━Gila, Jisung benar benar gila.
Padahal Minho sudah menolak namun karena rengekan serta kalimat kalimat berisik dari Jisung membuat Minho seakan ingin menendang yang lebih muda keluar dari rumah, dan ya, pada akhirnya Minho tetap menurut.
Berakhirlah mereka di depan sebuah plang bertuliskan 'kebun binatang' di hadapan mereka. Bukannya bagaimana, memang banyak yang berkunjung saat ini, hanya saja 99% pengunjung didominasi oleh orang tua dan anak anak, hey, sekarang masih jam sekolah asal kalian tahu.
Tentu akan aneh menemukan dua remaja berkeliaran di hari produktif, jika tertangkap, mereka bisa saja dilaporkan ke pihak sekolah nanti.
"Ayo masuk."
Tapi sepertinya di sini hanya Minho yang terlihat khawatir, Jisung sama sekali tak peduli.
"Tenang saja, tak akan ada yang menyadarinya." Jisung menarik tangan Minho lalu berbisik pelan.
Memang benar, mereka ke sini dengan pakaian semi casual demi penyamaran, Minho tentu akan cocok dengan kemeja putih juga celana bahan berwarna hitamnya, namun sayang hal itu tak berlaku untuk Jisung.
Bukannya mengurangi, penampilan Jisung kini justru semakin mencurigakan, memangnya bagaimana cara sosok dengan paras seperti anak SMP memakai jas seperti itu, terlebih lagi jas yang sebenarnya milik papa Minho terlihat begitu kebesaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi; Flower Me [Minsung] ✔
Fanfiction⌗Antologi; Flower Me Menghadirkan antologi fanfiction dengan empat judul berbeda. •──────── f l o w e r m e ─────────• Yang bisa Jisung lakukan hanya berharap pada keajaiban dandelion. ↬dandelion. Minho belajar membuat origami kertas supaya pemuda...