[09] 🍃Perjalanan Terakhir

1.2K 282 3
                                    

Jisung berjalan gontai keluar dari kamarnya, pemuda manis tersebut lantas membawa langkah kaki menuju ke dapur untuk mengambil segelas air, tenggorokannya terasa kering ngomong ngomong.

Dengan wajah bantal, rambut berantakan dan piyama yang masih melekat di tubuh, Jisung sibuk menegak segelas cairan bening tersebut sebelum akhirnya mendesah pelan karena merasa lega.

Ini sudah terhitung dua hari setelah pernyataan Minho malam itu, namun tetap saja, setiap mengingat kegiatan yang mereka lakukan, pipi Jisung akan berubah merona dengan sendirinya.

Siswa kelas dua belas yang telah menghadapi ujian masih mendapat jatah libur mereka, yang dilakukan sekarang hanyalah menunggu hasil sembari mengumpulkan informasi mengenai kampus yang akan mereka masuki.

Untuk Jisung pribadi, dia memilih segera bekerja setelah lulus alih alih melanjutkan pendidikan. Ada yang menawarinya pekerjaan bagus, jadi menurut Jisung akan sia sia jika dirinya melepas kesempatan emas itu. Untuk urusan dunia kuliah, jika ada waktu mungkin Jisung akan menempuhnya sambil bekerja. Tahun ini dia hanya ingin mengenal lingkup dan tugasnya dengan baik tanpa dibebani dengan tugas dari kampus.

"Ughtt sial." Jisung meletakkan gelas di atas meja begitu meras pipinya semakin memanas, pemuda manis itu menepuk nepuk wajah pelan sembari membalikkan badan guna masuk ke kamar kembali. Hari libur memang saat yang paling bagus untuk tidur seharian.

Ting tong...

Begitu melewati ruang tengah, bel rumah mereka berbunyi. Karena posisinya sangat dekat dengan pintu masuk, mau tak mau Jisung mewakilkan sang mama untuk menyambut tamu yang berkunjung.

Jisung sama sekali tak peduli dengan penampilannya sekarang, lagipula, mungkin hanya tetangga yang datang.

Cklekk...

Oh sial.

Itu Lee Minho.

Berdiri dengan kekehan pelan begitu menyadari penampilan Jisung kali ini.

Blamm...

"Minho kenapa kau ada di sini sialan?" setelah menutup pintu tepat di hadapan Minho, Jisung seketika berteriak sebelum akhirnya menutup wajah menggunakan telapak tangan, berlari menuju kamar dengan cara mengintip pandangan dari sela jari.

Pagi yang indah.


━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
d a n d e l i o n
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━



Jisung sudah jauh lebih segar sekarang, berganti dengan pakaian rumahan juga tubuh yang sudah terbilas di bawah shower.

Dasar, saat kekasih berkunjung baru Jisung melaksanakan ritual keramatnya; mandi pagi.

Mereka duduk di gazebo belakang rumah Jisung, begitu asri dengan sebuah kolam berisi ikan di bawahnya, juga tanaman hias di segala penjuru. Ah jangan lupakan sebuah pohon rindang yang memberi hawa sejuk.

Jisung bisa saja terlelap kembali jika suara Minho tak mengintrupsikan.

"Rumahmu sangat nyaman."

Jisung yang semula bersandar pada sisi pilar sembari memejamkan mata kini mengalihkan pandang ke arah Minho.

"Hum mama merawatnya dengan baik."

Minho mengedarkan pandangannya ke sekitar, "Kurasa aku akan berkunjung lebih sering."

Jisung menganggukkan kepala acuh, membuat Minho mengulas senyum simpul.

"Kenapa kau ke sini Minho?"

Antologi; Flower Me [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang