Di dalam kamar berukuran tiga kali empat meter, cahaya sang mentari merembet masuk melalui celah gorden putih yang tak tertutup sempurna.
Sosok pemuda di balik selimut hitam-putihnya menggelung tak nyaman kala jam alarm mulai berbunyi, menandakan waktu istirahat telah usai. Tangan tersebut terulur, berusaha menggapai gapai jam digital yang semakin berbunyi nyaring.
Pipp...
Bersamaan dengan itu, mata tajamnya terbuka secara perlahan, menampilkan manik sehitam langit malam yang kemudian beradu dengan netra sewarna coklat kayu.
Minho terdiam untuk beberapa saat.
"Selamat pagi!" sapaan terdengar dari sosok pucat yang kini tengah menduduki perutnya, tersenyum polos tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Ck, menyingkirlah."
Jisung yang semula tersenyum riang seketika mengganti ekspresinya dengan wajah memberengut kesal, Minho selalu seperti ini, dingin dan kasar terhadapnya.
Namun bukannya menurut, sosok hantu tengil itu justru bergerak rusuh, naik turun di atas tubuh Minho seolah berusaha menggencet yang lebih tua. Tapi tentu saja hal itu sia sia, Minho bahkan tak merasakan apapun.
Meski badan mungil itu tak mampu menembusnya, tetap saja berat badan Jisung tak lebih dari sekarung kapas.
"Kau menyebalkan, setidaknya jawablah sapaanku."
Mendengar ocehan tersebut, Minho kembali memilih diam, memandang Jisung lekat dengan wajah bantalnya sehingga membuat sang hantu merasa sedikit gugup.
Di detik selanjutnya, pemuda dengan hidung bangir itu memalingkan wajah ke arah kiri, melepas kontak mata dengan Jisung.
"Hm, pagi."
Yeah, pada akhirnya Minho memilih untuk mengalah, jika tidak, mungkin dirinya akan terlambat hadir di kelas pagi ini.
Perubahan ekspresi Jisung terlihat sangat cepat, senang-cemberut-riang, membuat Minho sedikit bergidik melihatnya.
Hantu yang telah mengganggunya akhir akhir ini kemudian melayang dan menyingkir dari atas tubuh Minho, memberi akses bagi pemuda tersebut untuk memulai aktifitas.
Dan ya, seperti hari hari bisanya, Minho akan menyibak selimut, mengenakan sendal rumahan sebelum akhirnya turun dan membilas tubuh di kamar mandi.
Lembut bulu berwarna putih tersebut terasa di permukaan telapak kaki, Minho bahkan tak mempedulikan kala pengait sendalnya masuk diantara jari yang salah -bukan pada celah yang ada diantara jempol dan jari telunjuk-.
Pemuda Lee yang tinggal seorang diri di dalam kondo ini berjalan linglung menuruni anak tangga, rasa mengantuk masih menguasai, buat Minho harus ektra berhati hati jika tak ingin tersandung dan berakhir jatuh dari lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi; Flower Me [Minsung] ✔
Fanfic⌗Antologi; Flower Me Menghadirkan antologi fanfiction dengan empat judul berbeda. •──────── f l o w e r m e ─────────• Yang bisa Jisung lakukan hanya berharap pada keajaiban dandelion. ↬dandelion. Minho belajar membuat origami kertas supaya pemuda...