Hari minggu Jisung terbangun karena mimpi buruk yang ia alami, jam digital menunjukkan pukul setengah enam pagi, Jisung menghela nafas. Kantuknya telah hilang namun saat ini masih terlalu pagi untuk memulai aktivitas di hari libur.
Pemuda manis itu lantas memutuskan untuk turun dari tempat tidur, berjalan lunglai menuju toilet yang terletak di sudut kamar tidur, akhir pekan berarti tak ada mandi pagi, seperti itulah Jisung mengawali hari. Hanya dengan mencuci wajah dan menyikat gigi, Jisung kini telah bertransformasi menjadi sosok menggemaskan dengan balutan kaos navy juga celana selutut.
Lelaki pemilik pipi tembam itu lantas melirik ke arah jam yang terpasang di dinding, masih jam enam kurang lima belas menit. Tak ingin menyia nyiakan waktu yang ada, Jisung segera berjalan menuju meja belajar, mengeluarkan secarik kertas juga pulpen dengan tinta berwarna biru miliknya.
Wajah mungil itu kini nampak serius, Jisung sibuk mencorat coret putih kertas dengan birunya tinta hanya untuk menyusun sebuah rencana ke depannya. Hal hal kecil yang bisa ia ingat semua dicatat lalu digabungkan dengan kertas kemarin.
"Semoga bisa." Jisung kadang bergumam sendiri di sela kegiatannya, lalu saat ia teringat sesuatu, Jisung segera menghentikan gerakan menulisnya.
Pemuda itu lantas beranjak guna mengambil ponsel yang tengah berkedip di atas nakas, mengabaikan pesan dari grup kelas, Jisung seketika menekan salah satu kontak yang terdapat dalam aplikasi bernama line.
Jari jari kecil itu bergerak lincah mengetikkan beberapa kalimat untuk teman dekat berfreckhless manis di wajahnya.
Jisung ingat, hari ini Changbin akan pergi ke rumah Felix untuk mengajak pemuda itu menghabiskan weekend bersama. Tak masalah, hanya saja karena tak menyangka kehadiran sang pujaan hati membuat Felix dengan santai menampilkan wajah bantal dengan jejak air liur di sudut bibirnya.
Tentu saja di keesokan hari Jisung menjadi sasaran dari amukan Felix, pemuda cantik itu menceritakan pengalaman bertemu Changbin dengan cara yang terlalu antusias.
Merasa kasihan sekaligus untuk menghindari gebukan yang bisa saja dia dapatkan besok, Jisung memutuskan untuk mengabari sosok pemalas itu. Meminta Felix untuk segera bangun dan bergegas mandi.
Han
Felix
Bangunlah sialan
Changbin akan datang sebentar lagi
Beberapa saat Jisung menatap layar ponsel lalu di menit selanjutnya wajah Jisung langsung berubah kesal. Pesannya tak dibaca sama sekali, kemungkinan besar Felix masih tertidur.
Malas, Jisung lantas menekan ikon telfun, berkali kali sampai sosok disebrang sana pada akhirnya terbangun.
Panggilan terjawab dan suara Felix terdengar begitu serak.
"Hal-."
Pipp...
Sungguh, Felix rasanya ingin merutuk saja detik ini, belum sempat ia menyelesaikan kata dan Jisung sudah main memutuskan sambungan begitu saja.
Di lain sisi, pemuda manis itu terkekeh pelan lalu bergegas untuk mengambil jaket yang tergantung di balik pintu masuk.
Untuk urusan Felix biarlah begitu, nanti pesannya pasti akan dilihat juga.
Mengaktifkan mode hening di ponselnya, Jisung segera berjalan keluar kamar, ia ingin pergi ke beberapa tempat sekarang.
━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
d a n d e l i o n
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi; Flower Me [Minsung] ✔
Fanfic⌗Antologi; Flower Me Menghadirkan antologi fanfiction dengan empat judul berbeda. •──────── f l o w e r m e ─────────• Yang bisa Jisung lakukan hanya berharap pada keajaiban dandelion. ↬dandelion. Minho belajar membuat origami kertas supaya pemuda...