[06] 🍃Penolakan Sejak Awal

1.3K 294 20
                                    

Masa depan semakin berubah seiring berjalannya waktu, Jisung bahkan sudah tak begitu yakin bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bahkan kehadiran Minho di ambang pintu kelasnya terasa begitu mengejutkan.

Peristiwa ini tak pernah terjadi dulu.

Dengan senyum menghiasi wajah tampannya, Minho masuk lebih dalam ke kelas XII IPA 1 tersebut, berjalan mendekati meja Jisung sebelum akhirnya berdiri tepat di samping si manis yang tengah memasang ekspresi terkejut.

Takk...

Pandangan Jisung teralihkan begitu mendengar suara barusan, sebuah kotak susu coklat mendarat tepat di atas meja, pelakunya tentu saja Minho.

Pemuda berhidung bangir itu masih mempertahankan senyum di wajah sebelum akhirnya mengelus pelan surai Jisung tanpa aba aba.

Siswa siswi yang bertahan di kelas karena tak ingin ke kantin seketika menahan nafas, sejak kapan pula kedua pemuda itu menjadi dekat?

Jisung merupakan sosok yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar kini tiba tiba saja mendapat perlakuan manis dari pria lain. Berita mengejutkan di waktu istirahat.

"Untukmu."

"A-ah terimakasih."

Minho terkekeh pelan begitu menyadari kegugupan Jisung, begitu menggemaskan.

Pemuda Lee tersebut lantas merogoh saku celana guna mengeluarkan sapu tangan yang Jisung pinjamkan kemarin.

Lengan mungil itu diraih, Minho mengarahkan telapak tangan Jisung mnghadap atas sebelum akhirnya meletakkan sapu tangan putih tersebut di genggaman Jisung.

"Ini aku kembalikan, sampai jumpa Jisung, aku harus kembali ke kelas."

Tanpa menunggu jawaban dari Jisung, yang lebih tua segera membalikkan tubuh dan berjalan menjauh, menghilang di balik pintu pembatas tersebut.

Sepeninggalan Minho, Jisung seketika menelungkupkan wajah di atas meja, alasannya tentu karena wajah yang merona merah dan juga,

Jisung tak ingin orang lain melihat bagaimana dirinya yang mencium dalam aroma dari sapu tangannya.

Benar benar khas seorang Lee Minho.


━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
d a n d e l i o n
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━



Sepulang sekolah itu benar saja hujan turun, sesuai dengan prediksi Jisung.

Karena tahu jika sang supir tidak akan bisa menjemputnya sebab ban mobil pecah terkena paku di jalan, maka sejak pagi Jisung sudah mengantisipasi hal ini dengan cara membawa sebuah payung.

Ya meski saat datang ke sekolah ia sempat dipandang aneh karena membawa benda tersebut padahal cuaca tengah cerah pagi tadi. Tapi tak masalah, setidaknya untuk sekarang hal tersebut sangat berguna.

Selama perjalanan dari kelas menuju ke lapangan, Jisung sibuk berbincang dengan supir keluarga Han, tentu saja pria paruh baya itu mengabari jika dirinya tak bisa menjemput Jisung dan terus terusan meminta maaf.

Jisung tak masalah, ia tak marah.

Setelah memutuskan sambungan telfun, di saat itu tepat Jisung menjejakkan kaki pada koridor di pinggir lapangan, menghubungkan langsung dengan gerbang sekolah.

Sangat banyak siswa siswi terjebak sama sepertinya, sibuk merutuki hujan yang datang dengan tiba tiba.

Dari sekian banyak peristiwa yang ia alami dahulu, tahu kenapa Jisung begitu mngingat kejadian hari ini?

Antologi; Flower Me [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang