Jisung tengah sibuk mencatat materi ke dalam buku kecil yang sering ia bawa kemana mana, sengaja merangkumnya guna mempermudah proses belajar. Namun sayang sekali kegiatan khikmat itu harus terhenti begitu pengeras suara sekolah terdengar.
Mohon perhatian untuk seluruh siswa siswi kelas dua belas, diharapkan untuk segera berkumpul di aula. Sekali lagi untuk seluruh siswa siswi kelas dua belas, diharapkan untuk segera berkumpul di aula. Terimakasih.
"Jisung ayo."
Pemilik nama seketika mendongkak dan menganggukkan kepala, mengikuti langkah Felix beserta teman seangkatannya untuk segera datang ke tempat yang diperintahkan.
Sangat ramai namun tak mampu memenuhi aula luas ini, tanpa diminta, mereka segera berbaris dengan rapi menurut kelas masing masing, sekolah unggulan memanglah berbeda.
Keadaan yang sedikit ricuh seketika menghilang begitu sang kepala sekolah muncul, berdiri di atas podium kecil yang telah disiapkan sebelumnya untuk menyampaikan pengumuman ini.
Jisung berdiri dengan kedua tangan berada di belakang pinggang, sikap istirahat dalam baris berbaris.
Sebenarnya pemuda manis itu tentu sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya namun Jisung memilih untuk diam dan menyimak dengan baik.
Kim Jaehwan selaku pemimpin di sekolah ini seketika menyapa seluruh anak didiknya yang tentu dibalas dengan serempak, mereka begitu menghormati sosok kepala sekolahnya, sifat tegas juga ramahnya mampu membuat Jaehwan menjadi disegani oleh semua pelajar bahkan guru dan staf sekalipun.
"Jadi alasan kenapa kalian dikumpulkan sekarang adalah, kami dari pihak pengajar telah menentukan kelompok belajar sebelum menghadapi ujian yang akan diadakan kurang dari dua minggu ini."
Penjelasan tersebut tentu memancing banyak desas desus dari kelompok siswa yang sibuk berbisik dan berdoa supaya mereka bisa satu kelompok dengan teman dekatnya.
Setiap tahun sekolah memang mengadakan acara seperti ini, sengaja mengatur kelompok belajar yang akan dipilih dengan segala pertimbangan dari guru. Semua itu dilakukan dengan tujuan supaya para anak didik bisa belajar dengan baik dan merata, murid yang unggul akan digabungkan dengan siswa berkemampuan kurang demi menciptakan sebuah keadaan saling menguntungkan.
Jika mereka dibiarkan memilih kelompok belajar sendiri maka dapat dipastikan hasilnya tak akan seimbang, kebanyakan siswa dengan kemampuan di atas pasti akan bergabung menjadi satu lalu pelajar terbelakang dengan kemampuan rendah akan tersisihkan.
Oleh karena itu pihak sekolah mengambil kebijakan ini.
Satu persatu nama dibacakan, tak hanya diacak dalam satu kelas namun mereka juga digabungkan dengan kelas lain selagi masih berada dalam jurusan yang sama. Benar benar tak terduga.
"Han Jisung,"
Jisung segera menegakkan kepala begitu namanya dipanggil, ah tentu saja Jisung tahu siapa nama nama yang akan disebut berikutnya.
"Lee Felix,"
Pemuda manis itu tersenyum senang, setidaknya ia cukup beruntung karena bisa satu kelompok dengan sosok tersebut.
"Hwang Hyunjin,"
Lelaki kelahiran September tersebut seketika mengalihkan pandangan, menatap sosok lelaki tinggi yang tengah berdiri di barisan lain, dia Hyunjin, Jisung harus berhati hati.
"Dan yang terakhir, Lee Minho. Kalian akan menjadi satu kelompok."
Jisung memejamkan mata, mendengar nama Minho entah kenapa membuat desiran halus terasa di tubuhnya. Si tupai seketika menundukkan kepala, tak ingin mencoba untuk mencari keberadaan pemilik nama indah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi; Flower Me [Minsung] ✔
Fanfic⌗Antologi; Flower Me Menghadirkan antologi fanfiction dengan empat judul berbeda. •──────── f l o w e r m e ─────────• Yang bisa Jisung lakukan hanya berharap pada keajaiban dandelion. ↬dandelion. Minho belajar membuat origami kertas supaya pemuda...