Siang hari Minho berjalan menyusuri koridor untuk pergi ke kelasnya Jisung. Tenang saja, pemuda berhidung bangir itu sudah hafal dengan tata letak sekolah jadi dapat dipastikan jika dirinya tidak akan tersesat lagi.
Sembari membalas sapaan dari beberapa orang, Minho akhirnya berhenti tepat di depan kelas dengan plang bertuliskan kelas XI IPA 1 di atasnya.
Tanpa permisi, si tampan segera memunculkan diri di ambang pintu.
Suasana kelas cukup ramai mengingat sebagian besar dari mereka yang telah membawa makanan sendiri dari rumah. Tentu saja hal tersebut tak dilakukan oleh Minho, ia tak ingin membebani neneknya lebih dari ini.
Setelah mengetuk pintu sebanyak dua kali, dilangkahkannya kaki jenjang tersebut untuk mendekat ke bangku yang terletak persisi di tengah tengah, bangku yang tengah ditempati oleh Jisung kini.
"Ji, temani aku ke kantin, ya?"
Jisung yang seperti mendengar suara Minho seketika dongkakkan kepala, pasang wajah cukup terkejut. Minho berdiri di depan sana, lengkap dengan senyum khas yang begitu menawan.
Astaga, Jisung tak habis pikir. Kenapa pula Minho rela datang jauh jauh hanya untuk meminta Jisung menemaninya mengisi perut di jam makan siang?
Selain karena si manis yang sudah siap dengan dua bungkus roti di dalam tas, ia juga merasa cukup malas untuk berjalan ke tempat bernama kantin tersebut.
Tapi tentu Jisung tak bisa menolak sosok pemuda yang sudah begitu baik padanya.
Maka dari itu, dengan satu anggukan kepala, Jisung segera bangkit lalu mengambil roti di dalam tas, sebelum akhirnya mengikuti langkah Minho yang terlihat ringan.
Mereka berjalan beriringan di koridor kelas, sangat dekat hingga Minho dapat dengan mudah menyusupkan tangannya pada celah yang ada di jemari kecil Jisung.
Yang lebih muda tentu tersentak terkejut lantas segera menundukkan kepala. Selain karena merasa malu akibat Minho yang tiba tiba menggenggam tangannya, Jisung juga merasa cukup terganggu dengan tatapan siswa siswi lain yang mengiringi langkah mereka.
Sangat berbeda dengan Minho yang terlihat cuek, tetap memandang lurus ke depan.
━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
d a i s y
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━Ternyata tatapan juga bisikan itu masih berlangsung bahkan saat mereka berdua tengah menyatap makan siang masing masing.
Sebenarnya Minho tak masalah, namun melihat Jisung yang duduk dalam gelisah membuatnya segera mengambil tindakan.
Semangkuk mie pedas di hadapan Minho abaikan sepenuhnya, sengaja mencari kesempatan untuk-
Srett...
-mengelap sudut bibir Jisung yang terdapat noda daging.
Gotcha!
Pasang mata yang mengarah ke mereka terlihat cukup terkejut.
Oh ayolah, apakah siswa siswi itu begitu kurang kerjaan sehingga sempat sempatnya mengurusi hidup orang lain? Memang apa salahnya dengan Jisung yang datang ke kantin dan makan bersama Minho?
Kedua pemuda itu bukanlah seorang artis atau idol yang berasal dari negeri gingseng, Minho dan Jisung hanyalah dua orang siswa biasa yang kebetulan menuntut ilmu di tempat sama, lalu apa yang istimewa sehingga mereka bisa menjadi pusat perhatian?
Ingin membuat suasana sedikit memanas, Minho dengan sengaja mengeraskan volume ucapannya, membuat orang dalam radius sepuluh meter masih bisa mendengar dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi; Flower Me [Minsung] ✔
Fiksi Penggemar⌗Antologi; Flower Me Menghadirkan antologi fanfiction dengan empat judul berbeda. •──────── f l o w e r m e ─────────• Yang bisa Jisung lakukan hanya berharap pada keajaiban dandelion. ↬dandelion. Minho belajar membuat origami kertas supaya pemuda...